3 Kutub Sistem Ekonomi Dunia | Dima Hafizul Ilmi



Menurut Gregory Grossman (1984), yang dimaksud dengan sistem ekonomi adalah : “Sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdiri dari atas unit-unit dan agen-agen ekonomi, serta lembaga-lembaga ekonomi yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi melainkan juga sampai tingkat tertentu yang saling menopang dan memengaruhi.
Ilmu ekonomi lahir dari adanya tujuan untuk mengalokasikan dan menggunakan sumber daya yang terbatas. Karena kelanggkaan inilah kemudian setiap individu akan dihadapkan pada berbagai pilihan tentang apa yang harus diproduksi, bagaimana memproduksinya, untuk siapa, bagaimana membagi produksi dari waktu kewaktu serta bagaimana mempertahankan dan menjaga tingkat pertumbuhan produksi tersebut.
Oleh sebab itu penulis, ingin memaparkan 3 sistem ekonomi yang terkenal dalam penerapan nya di seluruh penjuru dunia. Baik dari pengertian, tokoh penggas, prinsip dasar, kelebihan serta kekurangan dari masing masing sistem ekonomi tersebut.

liberal kapitalis, sosialis komunis, dan islam (syariah)

1. SISTEM EKONOMI KAPITALIS

            Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset-aset produktif dan faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta yang dicirikan oleh hak milik individu yang pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif (Milton H. Spencer;1990).
Sebuah aliran ekonomi kapitalis (liberal) yang dipelopori oleh bapak ekonomi dunia (Adam Smith) dengan karya buku terkenalnya berjudul “Wealth of Nations (1776)” yang berisi tentang sebuah pandangan yang sangat luas yaitu “ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah”. oleh karena itulah Smith di hargai dan dipandang sebagai tokoh ekonomi yang sangat luas, karena berhasil menciptakan sistem yang hampir semua pembahasan di bidang ekonomi dunia dikaitkan dengan pandangan nya.
Sistem ekonomi ini berupa sistem ekonomi pasar, yang kadang-kadang juga disebut sistem ekonomi liberal ini, sebab sistem ekonominya memberikan kebebasan yang cukup besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atas sumberdaya-sumberdaya ekonomi. Pada sistem ini terdapat keleluasaan bagi perorangan untuk memiliki sumber daya, seperti kompetisi antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mencari keuntungan.
Prinsip “Keadilan” yang dianut oleh ekonomi kapitalis adalah setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya. Dalam hal ini campur tangan pemerintah sangat minim, sebab pemerintah berkedudukan sebagai “Pengamat” dan “Pelindung” dalam perekonomian

Prinsip dasar sistem ekonomi sosialis
1. Kebebasan memiliki harta secara perorangan
Setiap individu dapat memiliki harta secara perorangan, membeli, dan menjual hartanya menurut yang dikehendakinya tanpa batas. Individu mempunyai kuasa penuh terhadap hartanya dan bebas menggunakan sumber-sumber ekonomi menurut cara yang dikehendaki. Setiap individu berhak menikmati manfaat yang diperoleh dari produksi dan distribusi serta bebas untuk melakukan pekerjaan.
Teori yang menjadi landasan bangunan yang menjadi prinsip ini adalah bahwa individu adalah menjadi pemilik satu-satunya apa yang dihasilkannya, sedangkan orang lain tidak mempunyai hak apa-apa terhadap hasil kerja kerasnya . Ia berhak memonopoli semua alat produksi yang diperoleh dengan usahanya, berhak untuk tidak mengeluarkanya kecuali pada sector yang mendatangkan keuntungan pada dirinya.

2. Kebebasan ekonomi dan persaingan
Setiap Individu berhak untuk mendirikan, mengorganisir dan mengelola perusahaan yang diinginkan. Individu juga berhak terjun dalam semua bidang perniagaan dan memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Negara tidak boleh ikut campur tangan dalam semua kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk mencari keuntungan selagi kegiatan tersebut sah dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1. Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis
a. Setiap individu bebas untuk memperolah kekayaan dan sumber daya produksi.
b. Setiap individu bebas memilih lapangan pekerjaan atau sektor usaha sesuai dengan kemampuannya.
c. Kebebasan berusaha akan menumbuhkan persaingan sehingga setiap orang berupaya untuk menghasilkan produk berkualitas.
d. Kegiatan perekonomian akan semakin efektif dan efisien karena setiap aktivitas ekonomi berdasarkan motif mencari keuntungan.
e. Kegiatan produksi dilakukan berdasarkan kebutuhan yang ada di masyarakat.
f. Daya kreasi dan inisiatif masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi akan semakin bertumbuh karena tidak ada batasan dari pemerintah.

2. Kekurangan Sistem Ekonomi Kapitalis
a. Potensi terjadinya persaingan tidak sehat dan juga pejabat yang melakukan korupsi.
b. Persaingan yang tidak sehat akan menimbulkan monopoli terhadap sumber-sumber ekonomi yang akan merugikan masyarakat.
c. Timbulnya kesenjangan sosial di masyarakat sehinggap terjadi gap besar antara yang kaya dan yang miskin.
d. Banyak terjadi penyalahgunaan kebebasan dengan melakukan eskploitasi sumber daya alam dan manusia secara berlebihan karena ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
e. Pemerintah akan mengalami kesulitan dalam upaya pemerataan pendapatan dan kesejahteraan di masyarakat.

2. SISTEM EKONOMI SOSIALIS

            Sistem ekonomi sosialisme adalah sistem ekonomi dimana ekonomi diatur penuh oleh negara. Sosialisme oleh sementara orang juga diartikan sebagai bentuk perekonomian yang pemerintahannya paling kurang bertindak sebagai pihak yang menasionalisasikan industry-industri besar seperti pertambangan, jalan-jalan dan jembatan, kereta api, serta cabang-cabang produksi lain yang menyangkut hidup orang banyak. Sistem ekonomi sosialis biasa disebut juga dengan sistem ekonomi yang terpusat. Kenapa disebut dengan terpusat? Karena segala sesuatunya harus diatur oleh negara dan juga dikomandokan dari pusat. Pemerintahlah yang menjadi penguasa dari seluruh kegiatan ekonomi ini. Dalam bentuk yang paling lengkap, sosialisme melibatkan pemilikan semua alat-alat produksi, termasuk didalamnya tanah-tanah pertanian oleh Negara dan menghilangkan milik swasta. Dalam sistem ini jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah pusat.
Sistem ekonomi sosialisme muncul pada abad ke-19 dipelopori oleh seorang filsafat yang bernama Karl Max dengan karya terkenalnya “pamflet tahun 1848, Manifesto Komunis dan das capital, yang berisi pandangan bahwa “hak individual harus dihapus, termasuk hak kepemilikan tanah”. Marx memprediksi bahwa, sistem sosio-ekonomi sebelumnya, kapitalisme memproduksi ketegangan internal yang akan berujung pada penghancuran diri dan harus digantikan oleh sistem baru : sosialisme. Baginya, antagonisme kelas di bawah kapitalisme, yang merupakan bagian dari ketidakstabilan dan alam kecenderungan krisis, kemudian akan membuat kelas buruh mengembangkan dan akan berujung pada penaklukan terhadap kekuasaan politik.
Dalam masyarakat sosialis yang menonjol adalah rasa kebersamaan atau kolektivisme. Salah satu bentuk kolektivisme yang ektrem adalah komonisme. Keputusan keputusan ekonomi itu disusun, direncanakan dan dikontrol oleh kekuasaan pusat. Perekonomian yang didasarkan atas siatem yang segala sesuatunya serba dikomando ini sering juga disebut sistem “Perekonomian Komando”. Begitu juga karena dalam sistem komonis Negara merupakan penguasa mutlak, perekonomian komonis juga sering disebut “sistem ekonomi Totaliter”. Istilah lain yang sering digunakan adalah “anarkisme” Istilah tersebut merujuk pada suatu kondisi social pemerintahan yang tidak main paksa dalam menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaannya, melainkan dipercayakan kepada asosiasi-asosiasi individu secara bebas dalam sistem social kemasyarakatan yang ada. Sistem perekonomian sosialis merupakan sistem yang Guna mewujudkan kemakmuran yang merata di masyarakat yang tidak mengnginkan adanya penindasan dan monopoli dari suatu kelompok pemodal.

Prinsip dasar sistem ekonomi sosialis
1. Pemilikan harta oleh Negara
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan. Sistem ini dibangun atas dasar bahwa alat-alat produksi seluruhnya menjadi milik bersama antara anggota masyarakat. Individu secara perorangan tidak mempunyai hak untuk memiliki dan memanfaatkan sumber-sumber produksi. Apalagi bertindak atas kemauan pribadi. Individu-individu tidak mungkin memperoleh sesuatu kecuali dari upah dan jasanya terhadap masyarakat. Jadi masyarakatlah yang sebenarnya menyediakan kebutuhan hidup bagi mereka-mereka yang sedang mengerjakan pekerjaanya. Didalam sistem ini tidak ada yang namanya “hak milik perorangan”. Hal ini sangat berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang memberikan hak sepenuhnya kepada perorangan untuk memiliki dan menikmati sumber-sumber produksi.

2. Kesamaan ekonomi dan Disiplin politik
Sistem ekonomi sosialis menyatakan bahwa, hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing. Untuk mencapai tujuan kesamaan ekonomi, seluruh urusan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Sebaliknya, kebebbasan ekonomi serta hak kepemilikan harta secara perorangan dihapuskan. Untuk mencapai tujuan itu, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih menggefektifkan praktek sosialisme.

1. Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis
a. pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap suatu perekonomian.
b. pemerintah bebas dalam menentukan barang/jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
c. tidak ada ekonomi antara yang kaya dan yang miskin, karena distribusi dapat dilakukan secara merata.
d. mudah melakukan suatu pengelolaan dan pengawasan serta menentukan pembentukan harga.
e. pelaksanaan pembangunan lebih cepat karena sudah disusun dalam suatu perencanaan.

2. Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis
a. hal milik pribadi tidak diakui untuk memiliki sumber daya
b. mematikan daya kreativitas dan inovasi
c. segala suatu kebijakan pemerintah harus dilakukan oleh rakyat dan pemerintah sifatnya paternalisme.
d. Ketidakcocokan dalam memproduksi barang, karena hanya terbatas pada peraturan pemerintah.

3. EKONOMI ISLAM

            Ekonomi islam dalam bahasa Arab di istilahkan dengan al-iqtishad al-islam. Al-iqtishad secara bahasa berarti al-qashdu yaitu pertengahan dan berkeadilan. adalah suatu sistem ekonomi dimana dalam pelaksanaannya berlandaskan syariat Islam dengan berpedoman kepada Al-quran dan Al Hadis. Secara umum, Ekonomi Islam didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, meneliti, dan akhirnya menyelesaikan permasaahan-permasalahan ekonomi dengan cara Islami yang bersumber dari Al-Quran, As-Sunnah. ijma’ dan qiyas.
Dari definisi tersebut ekonomi islam sesungguhnya adalah suatu bagian dari sistem hidup (way of life) itu sendiri yang telah ada aturannya dalam Al QUR'AN dan As Sunnah yang hadir sebagai solusi ekonomi yang tak dibatasi waktu dan tempat, di dalamnya terangkum sistem yang selama ini menjadi perdebatan  yaitu sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Karena didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah, sistem ekonomi Islam tentu saja akan berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang didasarkan pada ajaran kapitalisme, dan juga berbeda dengan sistem ekonomi sosialis yang didasarkan pada ajaran sosialisme.
Dalam sistem ekonomi Islam mengatur berbagai kegiatan perekonomian seperti jual-beli, simpan-pinjam, investasi, dan berbagai kegiatan ekonomi lainnya. Pada pelaksanaan kegiatan ekonomi Islam, semuanya harus sesuai dengan syariat Islam dengan menghindaari semuanya yang sifatnya Maisyir, Gharar, Haram, Dzalim, Ikhtikar dan Riba. Selain itu dalam ekonomi islam juga ada landasan etika dan moral dalam melaksanakan semua kegiatan termasuk kegiatan ekonomi, selain harus adanya keseimbangan antara peran pemerintah, swasta, kepentingan dunia dan kepentingan akhirat dalam aktivitas ekonomi yang dilakukan.
Jika kapitalisme menonjolkan sifat individualisme dari manusia, dan sosialisme pada kolektivitas, maka islam menekankan empat sifat sekaligus yaitu:
1.Kesatuan (unity)
2.Keseimbangan (equilibrium)
3.Kebebasan (free will)
4.Tanggungjawab (responsibility)

Beberapa tokoh-tokoh yang melahirkan pemikiran dan madzhab pada masa ekonomi klasik yang terkenal dianteranya Adam Smith, David Ricardo, dan lain sebagainya. Adam Smith juga dikenal sebagai bapak ekonomi modern, disisi lain, sebenarnya jauh sebelum Adam Smith menemukan toeri tentang ekonmi, sudah banyak tokoh-tokoh yang menemukan teori-teori yang menjadi cikal bakal berkembangnya ilmu ekonomi, dan perkembangan sejarah pemikiran ekonomi juga tidak bisa terlepas dari tokoh-tokoh ekonomi islam yang jauh lebih dahulu menemukan teori-teori tentang perekonomian, tokoh-tokoh tersebut diataranya Ibnu Kholdun, Al-Gozali, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan sebainya. Kemudian ada beberapa indikasi yang menyebutkan bahwa beberapa tokoh ekonomi konvensional mengambil teori-teori yang telah ditemukan oleh para ekonom muslim dan mengklaimnya sebagai teorinya.
Hari ini yang menjadi masalah adalah banyak orang atau ilmuan barat yang berbicara sejarah ekonomi tetapi tidak sekalipun mencantumkan tokoh-tokoh sistem Ekonomi Islam. (Ibnu Khaldun) adalah raksasa intelektual paling terkemuka di Dunia yang menekankan pentingnya suatu sistem pasar yang bebas. Ia menentang intervensi negara terhadap masalah ekonomi dan percaya akan efensiensi sistem pasar bebas. Ia juga telah membahas tahap-tahap pertumbuhan dan penurunan perekonomian dimana dapat saja berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Ia juga menekankan pentingnya demand side economics khususnya pengeluaran pemerintah, sebagaimana pandangan Keynesian, untuk mencegah kemerosotan bisnis dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Dalam situasi kemerosotan ekonomi, pajak harus dikurangi dan pemerintah harus meningkatkan pengeluarannya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Ibnu khaldun bukan saja bapak sosiologi tetapi ia juga bapak ekonomi karena banyak teori ekonomi yang jauh mendahului para pemikir ekonomi barat. Dalam tulisan tersebut Ibnu Khaldun dibuktikannya secara ilmiah sebagai penggagas pertama ilmu ekonomi secara empiris. Tulisan ini menurut Zainab Al-Khudairi, disampaikannya pada Simposium tentang Ibnu Khaldun di Mesir 1978. Sebelum Ibnu Khaldun, kajian-kajian ekonomi di dunia Barat masih bersifat normatif, adakalanya dikaji dari perspektif hukum, moral dan adapula dari perspektif filsafat.

Prinsip dasar ekonomi islam :
1. Nilai-Nilai Universal
            Nilai-nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk membangun teori-teroi Ekonomi Islami, yaitu:
1) Tauhid (Keesaan Tuhan)
Tauhid adalah fondasi ajaran Islam. Ini bermakna bahwa segala apa yang di alam semesta ini didesain dan dicipta dengan sengaja oleh Allah SWT, bukan kebetulan dan semuanya pasti memiliki tujuan. Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Karena kepada-Nya kita akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis.
2) Adl (Keadilan)
            Dalam banyak ayat, Allah memerintahkan manusia untuk berbuat adil. Dalam Islam adil didefinisikan sebagai „tidak menzalimi dan tidak dizalimi.” Implikasinya ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak boleh untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam. Tanpa keadilan, manusia akan terkelompok-kelompok dalam berbagai golongan.
3) Nubuwwah (Kenabian)
Fungsi Rasul adalah untuk menjadi model terbaik yang harus diteladani manusia agar mendapat keselamatan dunia dan akhirat. Untuk umat Muslim, Allah telah mengirimkan “manusia model” yang terakhir dan sempurna untuk diteladani sampai akhir zaman, Nabi Muhammad SAW. Sifat-sifat utama sang model yang harus diteladani oleh manusia pada umumnya dan pelaku ekonomi dan bisnis pada khususnya adalah Siddiq (benar, jujur), Amanah (tanggung jawab, kepercayaan, kredibilitas), Fathanah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektual), dan Tabligh (komunikasi, keterbukaan, pemasaran).
4) Khilafah (Pemerintah)
Dalam Al-Qur‟an, Allah berfirman bahwa manusia diciptakan untuk menjadi khalifah dibumi. Artinya, untuk menjadi pemimpin dan pemakmur bumi. Oleh karena itu, pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin. Dalam islam, pemerintah memainkan peranan yang kecil, tetapi sangat penting dalam perekonomian. Peran utamanya adalah untuk menjamin perekonomian agar berjalan sesuai syariah, dan untuk memastikan supaya tidak terjadi pelanggaran terhadap hak-hak manusia.
5) Ma’ad (Hasil)
Walaupun sering kali diterjemahkan sebagai “kebangkitan”, tetapi secara harfiah ma‟ad berarti “kembali”. Karena kita semua akan kembali kepada Allah. Hidup manusia bukan hanya didunia, tetapi harus berlanjut hingga alam akhirat. Ma‟ad diartikan juga sebagai imbalan/ganjaran. Implikasi nilai ini dalam kehidupan ekonomi dan bisnis misalnya, diformulasikan oleh Imam Al-Ghazali yang menyatakan bahwa motivasi para pelaku bisnis adalah untuk mendapatkan laba dunia dan akhirat.

2. Prinsip-prinsip Derivatif: Ciri-ciri Sistem Ekonomi Islam
a) Multitype ownership (kepemilikan multijenis)
Prinsip ini adalah terjemahan dari nilai tauhid: pemilik primer langit, bumi dan seisinya adalah Allah, sedangkan manusia diberi amanah untuk mengelolanya. Jadi manusia dianggap sebagai makhluk sekunder. Dengan demikian, konsep kepemilikan swasta diakui, dan kepemilikan Negara dan nasionalisasi juga diakui. Sistem kepemilikan campuran juga mendapat tempat dalam islam, baik campura swasta-negara, swasta domestik-asing, atau Negara asing. Semua konsep ini berasal dari filosofi, norma dan nilai-nilai islam.
b) Freedom to act (kebebasan bertindak/berusaha)
Dari keempat nilai-nilai Nubuwah diatas, bila digabungkan dengan nilai keadilan dan nilai Khalifah (good governance) akan melahirkan prinsip freedom to act pada setiap Muslim, khususnya pelaku bisnis dan ekonomi. Freedom to act bagi setiap individu akan menciptakan mekanisme pasar dalam perekonomian. Karena itu, mekanisme pasar adalah keharusan dalam Islam, dengan syarat tidak ada distorsi (proses penzaliman) seperti mafsadah (segala yang merusak), riba, gharar, tadlis dan maysir.
c) Social Justice (Keadilan sosial)
Dalam islam, keadilan diartikan dengan suka sama suka (antarraddiminkum) dan satu pihak tidak menzalimi pihak lain (latazlimuna wa la tuzlamun). Islam menganut sistem mekanisme pasar, namun tidak semuanya diserahkan pada mekanisme harga. Karena segala distorsi yang muncul dalam perekonomian tidak sepenuhnya dapat diselesaikan, maka Islam memperbolehkan adanya beberapa intervensi, baik berupa intervensi harga maupun pasar. Selain itu, islam juga melengkapi perangkat berupa instrumen kebijakan yang difungsikan untuk mengatasi segala distorsi yang muncul.
d. Akhlak: Perilaku Islami dalam Perekonomian
Sistem ekonomi Islami hanya memastikan bahwa tidak ada transaksi ekonomi yang bertentangan dengan syariah. Tetapi kinerja bisnis tergantung pada man behind the gun-nya. Karena itu pelaku ekonomi dalam kerangka ini dapat saja dipegang oleh umat non-Muslim. Perekonomian umat Islam baru dapat maju bila pola piker dan pola tingkah laku Muslimin dan Muslimat sudah itqan (tekun) dan ihsan (profesional). Ini mungkin salah satu rahasia Nabi SAW: ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” Karena akhlak (perilaku) menjadi indikator baik buruknya manusia. Baik buruknya perilaku bisnis para pengusaha menentukan sukses gagalnya bisnis yang dijalankannya.

1. Kelebihan Sistem Ekonomi Islam
a. Menjunjung kebebasan individu.
b. Mengakui hak individu terhadap harta.
c. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar.
d. Jaminan sosial.
e. Distribusi kekayaan.
f. Larangan menumpuk kekayaan.
g. Kesejahteraan individu dan masyarakat.

2. Kelemahan sistem ekonomi islam
a. Lambatnya perkembangan literatur ekonomi Islam.
b. Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal.
c. Tidak ada representasi ideal Negara yang menggunakan sistem ekonomi Islam.
d. Pengetahuan sejarah pemikiran ekonomi Islam kurang.
e. Pendidikan masyarakat yang materialisme.

Posting Komentar

0 Komentar