PAHALA SEDEKAH DAN BERBAGI DI BULAN SUCI RAMADHAN
KHAFIDUL IHROM (Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam FIAI-UNISI)
Mari
kita tingkatkan ibadah kita kepada Allah SWT. barang siapa yang melakukan
kebaikan pada bulan suci ini. Niscaya Allah akan mengganti kebaikan yang mereka
lakukan dengan kebaikan, dan kebaikan tersebut akan dilipatgandakan, sabda
Nabi:
“Ia
tinggalkan makanan dan minumannya serta syahwatnya lantaran-Ku, puasa adalah
untuk-KU, dan Aku (Allah) yang akan membalasnya, dan kebaikan itu adalah sepuluh
kali lipat semisalnya” (Hr. Bukhari).
Dari hadist diatas bahwa Allah akan melipat gandakan puasanya
seorang hamba dibulan suci ramadhan dua kali lipat, dan amalan yang paling
banyak itu adalah membaca Al-Qur’an karena membaca 1 huruf dalam Al-Qur’an
mendapatkan 10 kebaikan bagaimana jika kita membacanya sampai 15 huruf dan akan
dilipatgandakan sepuluh kali lipat dan subhanallah itu adalah pahala yang tak
terhitung nilainya.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa bulan ramadhan
adalah salah satu deretan bulan yang mulia di antara bulan lainnya. Di dialam
ramadhan dianjurkan untuk memperbanyak amalan utama serta doa untuk
meraih ampunan Allah SWT.
Dari kesekian banyak amaliyah ramadhan, salah satu amalan yang
tidak luput dikerjkan oleh Nabi Saw adalah memperbanyak sedekah. Dari Ibnu
Abbas, ia berkata: “Nabi SAW adalah orang yang paling dermawan, dan
beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau Saw ditemui Jibril untuk
membacakan kepadanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau SAW setiap malam pada
bulan Ramadhan, lalu membacakan kepadanya Al-Qur’an. Rasulullah SAW ketika
ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.”
[Bukhari & Muslim].
Hadits
ini diriwayatkan juga oleh imam Ahmad dengan tambahan: “Dan beliau tidak
pernah dimintai sesuatu kecuali memberikannya.” Dan menurut riwayat
Al-Baihaqi, dari Aisyah ra: “Rasulullah SAW jika masuk bulan Ramadhan
membebaskan setiap tawanan dan memberi setiap orang yang meminta.”
Kedermawanan adalah sifat murah
hati dan banyak memberi. Allah SWT pun bersifat Maha Pemurah, Allah Maha
Pemurah, kedermawanan-Nya berlipat ganda pada waktu-waktu tertentu seperti
bulan Ramadhan. Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dermawan, juga paling
mulia, paling berani dan amat sempurna dalam segala sifat yang terpuji;
kedermawanan beliau SAW pada bulan Ramadhan berlipat ganda dibanding
bulan-bulan lainnya, sebagaimana kemurahan Tuhannya berlipat ganda pada bulan
ini.
Meneladani Sifat Dermawan Nabi
SAW saat Bulan Ramadhan
Sebagaimana yang telah dikemukakan
di atas, berbagi dan bersedakah merupakan salah satu ibadah puasa ramadhan yang
harus dilakukan oleh tiap muslim yang mampu untuk mengerjakannya. Beberapa
alasan berikut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengikuti jejak
Rasulullah SAW di bulan ramadhan:
1. Kesempatan Mendulang Pahala
Sedekah dan berbagi di bulan
ramadhan merupakan kesempatan yang amat berharga untuk melipatgandakan amal
kebaikan. Bila kita memiliki rezki yang lebih tidak ada salahnya untuk
disedekahkan kepada orang yang membutuhkan.
Membantu orang-orang yang
berpuasa dan berdzikir untuk senantiasa taat, agar memperoleh pahala seperti
pahala mereka; siapa yang membekali orang yang berperang maka ia memperoleh
seperti pahala orang yang berperang, dan siapa yang menanggung dengan baik
keluarga orang yang berperang maka ia memperoleh pula seperti pahala orang yang
berperang.
Dinyatakan dalam hadits Zaid
bin Khalid dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau Saw bersabda: “Barangsiapa
memberi makan kepada orang yang berpuasa maka baginya seperti pahala orang yang
berpuasa itu tanpa menguuangi sedikitpun dari pahalanya.” [HR. Ahmad dan
At-Tirmidzi].
Bulan Ramadhan adalah saat
Allah berderma kepada para hamba-Nya dengan rahmat, ampunan dan pembebasan dari
api Neraka, terutama pada Lailatul Qadar Allah SWT melimpahkan kasih-Nya kepada
para hamba-Nya yang bersifat kasih, maka barangsiapa berderma kepada para hamba
Allah niscaya Allah Maha Pemurah kepadanya dengan anugerah dan kebaikan.
Balasan itu adalah sejenis dengan amal perbuatan.
2. Kesempatan Meraih Surga
Puasa dan sedekah bila
dikerjakan bersama-sama termasuk sebab masuk Surga. Dinyatakan dalam hadits Ali
ra, bahwa Nabi Saw bersabda: “Sungguh di Surga terdapat ruangan-ruangan
yang bagian luamya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat
dari luar.” Maka berdirilah kepada beliau seorang Arab Badui seraya berkata:
“Untuk siapakah ruangan-ruangan itu wahai Rasulullah?” Jawab beliau Saw: “Untuk
siapa saja yang berkata baik, memberi makan, selalu berpuasa dan shalat malam
ketika orang-orang dalam keadaan tidur.” [HR. At-Tirmidzi dan Abu Isa
berkata, hadits ini gharib].
Semua kriteria ini terdapat
dalam bulan Ramadhan. Terkumpul bagi orang mukmin dalam bulan ini; puasa,
shalat malam, sedekah dan perkataan baik. Karena pada waktu ini orang yang
berpuasa dilarang dari perkataan kotor dan perbuatan keji. Sedangkan shalat,
puasa dan sedekah dapat menghantarkan pelakunya kepada Allah SWT.
3. Kesempatan Menghapus Dosa
Puasa dan sedekah bila
dikerjakan bersama-sama lebih dapat menghapuskan dosa-dosa dan menjauhkan dari
api Neraka Jahannam, terutama jika ditambah lagi shalat malam. Dinyatakan dalam
sebuah hadits bahwa Nabi SAW bersabda:
“Puasa itu merupakan perisai
bagi seseorang dari api Neraka, sebagaimana perisai dalam peperangan” [HR.
Ahmad, An-Nasa’i & Ibnu Majah dari Ustman bin Abil-‘Ash] juga diriwayatkan
oleh Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya serta dinyatakan shahih oleh Hakim dan
disetujui Adz-Dzahabi.
Diriwayatkan juga oleh Ahmad
dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: “Puasa itu perisai dan benteng
kokoh yang melindungi seseorang) dari api Neraka“. Dan
hadis Mu’adz yang menyebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sedekah
dan shalat seseorang di tengah malam dapat menghapuskan dosa sebagaimana air
memadamkan api“. [HR. At-Tirmidzi.
4. Menambal Kekurangan Puasa
Dalam puasa tentu terdapat
kekeliruan serta kekurangan. Namun puasa dapat menghapuskan dosa-dosa
dengan syarat menjaga diri dari apa yang mesti dijaga. Padahal kebanyakan puasa
yang dilakukan kebanyakan orang tidak terpenuhi dalam puasanya itu penjagaan
yang semestinya. Dan dengan sedekah kekurangan dan kekeliruan yang terjadi
dapat terlengkapi. Karena itu pada akhir Ramadhan, diwajibkan membayar zakat
fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari perkataan kotor dan perbuatan
keji.
Jika ia dapat membantu orang
lain yang berpuasa agar kuat dengan makan dan minum maka kedudukannya sama
dengan orang yang meninggalkan syahwatnya karena Allah, memberikan dan
membantukannya kepada orang lain.
Untuk itu disyari’atkan baginya
memberi hidangan berbuka kepada orang-orang yang berpuasa bersamanya, karena
makanan ketika itu sangat disukainya, maka hendaknya ia membantu orang lain
dengan makanan tersebut, agar ia termasuk orang yang memberi makanan yang
disukai dan karenanya menjadi orang yang bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat
makanan dan minuman yang dianugerahkan kepadanya, di mana sebelumnya ia tidak
mendapatkan anugerah tersebut. Sungguh nikmat ini hanyalah dapat diketahui
nilainya ketika tidak didapatkan. [Lihat kitab Larhaa’iful Ma’arif, oleh Ibnu
Rajab, hlm. 172-178]
x
0 Komentar