Hakikat Manusia Dalam Berbagai Persfektif Keilmuan | Dima Hafizul Ilmi

        
        Manusia adalah makhluk hidup yang paling mulia sekaligus paling unik dan penuh misteri bila di bandingkan dengan makhluk Allah lainnya. 
Dari dahulu hingga sekarang, banyak pemikir yang menganggap mustahil jika orang-orang dapat dengan tepat menafsirkan dan mengenal manusia secara logis dan mendalam. Harus diakui bahwa ilmu pengetahuan yang telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, ternyata belum dapat mengupas tuntas dan tepat mengenai hakikat manusia tersebut. 
    
     Dewasa ini, perbincangan dan pembicaraan tentang manusia, dapat di tinjau dalam berbagai perspektif : filsafat (ilmu mantiq), ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, dan spiritualitas islam (tasawuf). 

1. Dalam perspektif filsafat (manthiq) 

      Menurut bidang keilmuan ini, mendefinisikan  bahwa manusia itu merupakan hewan yang berfikir (al-insan hayawan an-nathiq) karena ia memiliki nalar intelektual, kemudia dengan nalar intelektual itulah manusia dapat berfikir, menganalisis, memperkirakan, menyimpulkan, membandingkan, dan lain sebagainya. Nalar intelektual ini pula yang akan membuat manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek, antara yang salah dan yang benar. 

2. Dalam perspektif ekonomi


        Menurut bidang keilmuan ini, mendefinisikan bahwa manusia itu adalah makhluk ekonomi, yang dalam kehidupannya tidak dapat lepas dari persoala-persoalan ekonomi. Komunikasi interpersonal untuk memenuhi hajat-hajat ekonomi atau kebutuhan-kebutuhan hidup sangat menghiasi kehidupan mereka. 


3. Dalam perspektif sosiologi


       Menurut bidang keilmuan  ini, mendefinisikan bahwa manusia itu adalah makhluk sosial yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya. Bahkan, pola hidup bersama saling membutuhkan dan saling ketergantungan menjadi hal yang dinafikan dalam kehidupan sehari-hari manusia. 

4. Dalam perspektif antropologi


       Menurut bidang keilmuan ini, mendefinisikan bahwa manusia itu adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan terus menerus (berevolusi). Ia senantiasa mengalami perubahan  dan perkembangan yang dinamis dari setiap waktu - ke waktu. 

5. Dalam perspektif psikologi


       Menurut bidang keilmuan  ini, mendefinisikan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa yang esensial dari diri manusia dan kemanusiaannya. Dengan jiwa itulah, manusia akan dapat berkehendak, berfikir,  dan berkemauan. 


6. Dalam perspektif spiritual islam (tasawuf) 


    Menurut bidang keilmuan ini, mendefinisikan manusia adalah makhluk hidup yang secara fitrahnya dipengaruhi oleh kecendrungan - kecendrungan jiwanya. Ketika jiwanya suci, akan tampil prilaku suci dan terpuji, tetapi ketika jiwanya tidak suci, akan tampil prilaku yang tidak suci pula (tercela). 

     Dengan beragam perspektif ilmu yang digunakan oleh para peneliti, semakin beragam pula kesimpulan dari hakikat manusia itu yang sebenarnya. Meskipun demikian, kita tidak dapat menutup mata terhadap upaya-upaya yang terus dilakukan dalam proses pengenalan tentang hakikat manusia, sebagai makhluk hidup yang memiliki subtansi dan karakter tersendiri. Hal ini menjadi demikian penting karena dengan mengetahui manusia, maka manusia pun akan mengetahui dirinya. Lalu, dengan mengetahui dirinya, manusia dapat mengetahui tuhannya, sebab tujuan diciptakan nya manusia tidak lain adalah untuk mengetahui penciptannya dan tujuannya diciptakan. 

Posting Komentar

0 Komentar