Kampus, Laboraturium Peradaban | Dima Hafizul Ilmi

universitas islam indragir (unisi)

Assalamualikum wr.wb


   Dari sabang sampai merauke, dari miangas sampai pulau rote, dari siak wala sampai cendrawasih, berdiri bangunan bangunan kokoh nan megah, berdiri kampus-kampus yang didalam nya ada sekelompok anak muda yang hari-harinya membicarakan tentang ilmu-ilmu pengetahuan. Ada sekelompok anak muda yang kebiasan nya dikampus membicarakan tentang negara ini, merawat negeri ini. Memang jumlah mereka sedikit 7 sampai 7,5 jt jiwa saja. Akan tetapi dari sekolompok pemuda itu akan lahir dokter-dokter, perawat-perawat, teknok-teknologi nan muda, akan lahir lawyer-lawyer, pakar sosia, budaya, ekonom-ekonom, politisi-politisi, pemimpin-pemimpin, pengusaha-pengusaha, hakim-hakim yang tugas mereka adalah merawat dan memberi solusi negeri ini.


Kira – kira siapa sekelompok pemuda itu…?
Yaaa tentu sekolompok pemuda itu dikenal dengan sebutan “mahasiswa”

Hidup mahasiswa..!
Hidup rakyat indonesia..!
Hidup pendidikan indonesia..!

   Bicara soal kampus  sudah pasti berkaitan dengan dunia perkuliahan dan semua aktivitas-aktivitas yang terjadi di kampus. Kampus tidak hanya tempat untuk mengembangkan keilmuan, tetapi juga membentuk kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial, dan karakter.  Kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi, Kampus adalah tempat kaderisasi calon-calon pemimpin bangsa dimasa depan. Sudah sering disebutkan bahwa kampus adalah miniatur masyarakat, mahasiswanya sebagai agen of change (Pembawa Perubahan), agen of control dan lain sebagainnya dan itu memang tepat. Di kampus berbagai orang dengan berbagai latar belakang, ras, agama, pemikiran, ideologi dan kepentingan berkumpul dalam sebuah sistem. Tak ubahnya sebagai cerminan masyarakat di masa yang akan datang.

   Kampus sebagai pusat peradaban yang memiliki makna bahwa dari kampuslah bermula berbagai gagasan, inspirasi, serta motor dalam hal ini sumber daya mahasiswanya yang akan mewarnai dan menentukan arah perjalanan bangsa.”Mata air-mata air” yang tersebar di seluruh Indonesia yang akan mengalirkan gagasan,inspirasi serta aksi dari motor-motor penggeraknya sehingga dapat “menghidupkan” gairah serta vitalitas pembangunan. makna kampus sebagai pusat mata air kehidupan memberikan gambaran bahwa kampus adalah sebuah sumber keunggulan yang mentransfer keunggulannya itu  ke lingkungan sekitarnya layaknya mata air yang mengalirkan air ke lingkungan sekitarnya sehingga vegetasi disekitarnya tumbuh dengan subur. Kampus seharusnya dapat menjadi sumber energi pembangunan bagi lingkungan masyarakat yang ada disekitarnya.


Kampus adalah laboraturiumnya peradaban …?

    Kenapa saya katakana seperti itu..! karena dari kampuslah orang-orang bisa melihat dunia, dari kampus orang bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan masyarakat diluar sana.
Sejarah kakak dan abang kita pernah bercerita dari kampus mereka melahirkan banyak-banyak karya, dari kampus mereka pernah menumbangkan rezim yang ketika itu tidak pro kepada rakyat pada tahun 1998. Kakak abang kita bercerita banyak seputar kampus, maka memang benar kampus adalah laboraturiumnya peradaban.

   Tidakkah kalian percaya kalau negeri ini dulu diproklamirkan oleh dua orang mahasiswa? Yang satu namanya Ir Soekarno dan wakilnya Drs Moh Hatta. Yang satu anak tekhnik dan satunya anak ekonomi. Yang satu seorang orator dan satunya administrator. Keduanya ditemani oleh banyak mahasiswa yang cakap dan punya banyak mimpi. Sjahrir meski tak tuntas kuliah tapi pengetahuanya kaya, Amir Sjarifuddin pintar dan berani, Moh Natsir saleh dan sederhana, Haji Agus Salim berwibawa dan santun, Tan Malaka nekat dan petualang. Sederet nama lain bisa dijejer untuk memberi bukti kalau bangsa ini didirikan oleh anak-anak muda yang usianya masih mahasiswa. Tampang mereka tak jauh dengan kebanyakan mahasiswa muda : lucu, nekat dan punya pikiran besar. Seperti benih, pikiran mereka dirawat melalui tiga dunia: dunia pergerakan, pendidikan dan pergaulan. Pergerakan mengajarkan arti pengorbanan, pendidikan menanam budaya pengetahuan dan pergaulan mencipta solidaritas. Tiga-tiganya menempa jiwa, membentuk pengalaman dan meneguhkan tekad.

   Untuk itu jadilah dirimu seperti Soekarno yang percaya bahwa ilmu tekhnik bukan untuk membangun gedung saja tapi membangun jiwa rakyat yang sedang ditindas. Jadilah seperti Hatta yang mempelajari ilmu ekonomi untuk melahirkan konsep koperasi. Kalau mungkin bacalah Che Guevara yang mendapat pengetahuan medis untuk jadi bahan dasar revolusi. Tengoklah kisah Fidel Castro yang menjadikan pengetahuan hukum sebagai dasar untuk menentang kediktatoran. Mereka menanam perubahan sedari muda dengan meyakini kalau tugas kuliah bukan untuk datang dan mendapat gelar. Mereka meluncur menjadi sosok yang tak mau ditundukkan oleh aturan dan malah mencoba untuk melawanya.


    Terakhir pesan saya, marilah merenung sejenak seta lihat dan berkaca diluar sana, ada puluhan orang, ratusan orang, ribuan orang, bahkan jutaan orang yang berjuang ingin masuk kedalam dunia kampus tetapi Allah SWT belum izinkan, ada puluhan ribu pasang mata orang tua yang menangis hanya karena anaknya tidak bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Maka bersyukurlah karena allah telah memberikan nikmat yang luar biasa kepada seluruh mahasiswa yang telah beruntung bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yang diharapkan oleh jutaan orang diluar sana. Untuk itu jangan sia-siakan kesempatan emas ini, karana ini tanggung jawab besar.

   4 tahun setidaknya yang akan anda lewati didalam dunia kampus, silahkan berpetualang, temukan banyak hal, perkaya inovasi dan kreativitas… tapi ingat jika dalam 4 tahun menemukan di dunia kampus ada menemukan ada mahasiswa yang menyibukkan diri nya dengan demontarsi, dengan turun kejalan, menyuarakan hak hak dan hati nurani rakyat… maka jangan pernah cela diaaa… jangan hujat diaaa. Bisa jadi apa yang ia suarakan adalah aspirasi rakyat indonesia.

Kemudian lagi selama 4 tahun berada didalam dunia kampus jika menemukan ada mahasiswa yang menyibukkan dirinya dengan inovasi-inovasi, penelitian-penelitian, dengan karya-karya nya… jangan pernah hujat… jangan pernah bully… bisa jadi dia sedang membawa nama kampus anda kemata panca negara.


Maka dari itu, jangan sampai kita sebagai generasi mahasiswa yang di cap sebagai  seonggok daging yang berjalan, yang tugas nya ketika ada jam pelajaran datang, kuliah, kalau tidak ada jam kuliah ia entah kemana.

#salam cinta untuk mahasiswa
#hidup mahasiswa indonesia
#hidup pendidikan indonesia

Wassalamualikum wr.wb

Posting Komentar

0 Komentar