Kiamat Dalam Perpektif Al-Qur'an dan Sains | Siti Fatimah

Gambar via organicvolunteers.com

Kiamat merupakan peristiwa yang bila ditinjau dari sisi sains, maka potensi alam semesta ini berakhir akan sangat mungkin terjadi. Salah satu peristiwa alam yang menandai awal kiamat ialah guncangan dahsyat. 

Dalam buku Tafsir Ilmi “Kiamat dalam perspektif Al-Quran dan Sains” yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkap mengenai keadaan Bumi pada hari Kiamat. 

Ada tanda-tanda yang bisa diamati oleh mata manusia sebelum terjadinya kiamat. Ilmuwan bahkan telah mengemukakan skema-skema yang terjadi seperti Bumi bertabrakan dengan planet lain atau hantaman asteroid dan sebagainya. 

Apapun skema atau teori yang diungkap ilmuwan, terdapat kekacauan besar yang akan dialami oleh Bumi. Salah satunya ialah guncangan yang dahsyat yang terjadi di Bumi. 

Ayat Al-Quran telah mengungkap mengenai peristiwa kiamat tersebut. “Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya.” (QS. Az-Zalzalah:1-2). 

Kata az-Zalzalah (guncangan yang dahsyat) adalah ism masdar (bentuk kata benda) dari zalzala – yuzalzilu – zalzalatan, yang mengguncangkan. 

Dengan demikian, az-zalzalah berarti guncangan. Karena penyebutannya dalam Surah az-Zalzalah diikuti oleh maf’ul mutlaq, maka kata ini dimaknai sebagai guncangan hebat yang terjadi di seluruh penjuru Bumi. 

Dalam Al-Quran, kata ini dengan semua bentuk jadiannya disebut sebanyak 6 kali, dua kali di antaranya disebut dalam Surah az-Zalzalah ayat 1. 

Ayat ini menerangkan bahwa peristiwa kiamat diawali dengan guncangan yang dahsyat yang meliputi seluruh Bumi. 

Dalam buku Tafsir Ilmi ‘Kiamat dalam perspektif Al-Quran dan Sains’ yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkap tentang macam-macam kiamat. 

Sebagian ulama membagi kiamat menjadi dua, yaitu kiamat besar (al-qiyamah al-kubra) dan kiamat kecil (al-qiyamah as-sugra). 

Dalam pengertiannya sebagai kiamat besar, kedatangan kiamat adalah niscaya. Saatnya pasti akan tiba dan tidak ada keraguan tentang kedatangannya. Sebagaimana dijelaskan didalam al-qur’an surah al-hajj ayat yang ke-7.

وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ 
  

“Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya, dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.” (QS. Al-Hajj:7)
Menurut didalam kitab Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an yang dijelaskan  Oleh Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I. Ayat tersebut menjelaskan bahwa kiamat (as-sa’ah) pasti akan terjadi. 

Saat itu semua yang ada di alam raya akan hancur, rusak dan binasa. Tidak ada satu pun yang tetap utuh. 

Sementara kiamat kecil ialah peristiwa kematian manusia secara individual. Ketika seseorang meninggal, saat itu dapat dikatakan bahwa dia telah mengalami kiamat kecil dan semua makhluk hidup pasti akan mengalami kematian. 

Dan ketahuilah, wahai manusia, sesungguhnya hari kiamat itu pasti datang, meskipun Allah merahasiakan waktunya. 

Oleh karena itu, tidak ada keraguan padanya, karena kiamat itu ketetapan Allah; dan sungguh, pada hari kiamat itu Allah akan membangkitkan semua yang berada di dalam kubur untuk dikumpulkan di mahsyar. 

Manusia ada yang bertindak melampaui batas. Allah menegaskan, bahwa di antara manusia ada yang berbantah tentang Allah, mengingkari agama-Nya, tidak meyakini kehidupan sesudah mati, dan tidak meyakini adanya akhirat tanpa ilmu yang benar dan meyakinkan, juga tanpa petunjuk dari Allah, dan tanpa sumber dari kitab wahyu yang disampaikan kepada para rasul yang memberi penerangan dari kegelapan. Wallahu a'lam.

~والله أعلم بالصواب~

Posting Komentar

0 Komentar