Detik Terakhir Kehidupan Rasulullah SAW | Rialdi

Rialdi 
Nim : 602181010017

 
Dari pada Ibnu Mas’ud ra bahwasanya ia berkata : ketika ajal Rasulullah Saw sudah dekat, baginda mengumpulkan kami dirumah Siti Aisyah ra. Kemudian baginda memangdang kami sambal berlinangan air matanya, lalu ia bersabda : “Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memeberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong kepada Allah.
Allah berfirman : kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan Syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa. Kemudian kami bertanya : bilakah ajal baginda ya Rasulullah? Baginda menjawab : ajaklah ajalku telah hampir, dan akan pindah kehadrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila’ ia. Kami bertanya lagi : siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasullah?
Rasullah menjawab : salah seeorang ahli bait. Kami bertanya : bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasullah baginda menjawab : dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah. Kami bertanya : siapakah yang mensholatkan baginda diantara kami? Kami menangis dan Rasullah SAW pun turut menangis. Kemudian baginda bersabda : tenanglah, semoga allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku diatas tempat tidurku, didalam rumahku ini, ditepi liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku.
Maka yang pertama mensholatkanku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian mikail kemudian israfil kemudian malaikat izrail beserta bala tentaranya. Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula sholat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua. Semenjak hari itu Rasullah SAW bertambah sakitnya, yang ditanggungnya selama 18 hari, setiap hari ramai yang mengunjungi baginda, sampailah hari isnin, disaat baginda menghembus nafas yang terakhir
.
Sehari menjelang baginda wafat yaitu pada hari ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah bilal bin rabah setelah mengumandangkan azannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasullah, kemudian memberi salam : assalamu’alaikum ya Rasullah? Kemudian ia berkata lagi ash sholahah yarhamukallah. Fatimah mejawab: Rasullah dalam keaadaan sakit? Maka kembalilah bilal kedalam masjid, ketika bumi terang disinari matahari siang, maka bilal datang lagi ketempat Rasullah, lalu ia berkata seperti perkataan yang tadi 

Setelah bilal bin rabah masuk, Rasulullah SAW bersabda : saya sekarang dalam keadaan sakit. Wahai bilal, kamu perintahkan sahaja agar abu bakar menjadi imam dalam sholat. Maka keluarlah bilal sambal meletakkan tangan di atas kepalanya, sambal berkata : aduhai alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku? Kemudian ia memasuki masjid dan berkata pada abu bakar agar tuan menjadi imam dalam sholat ini. Ketika abu bakar ra melihat ketempat Rasullah yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya lagi, ia menjerit lalu akhirnya ia pingsan.
Lalu Rasullah memanggil Ali bin Abi Thalib dan Abbas ra sambal dibimbing oleh mereka berduua, maka baginda berjalan menuju ke masjid. Baginda sholat dua raka’at, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda : “ Ya ma’asiral muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah, sesungguhnya dia adalah penggantiku atas kamu semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah Swt, karena aku akan meninggalkan dunia yang fana ini.
Pada hari esok, yaitu pada hari Isnin, Allah mewahyukan kepada malaikat maut supaya ia turun menemui Rasulullah Saw dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada malaikat maut mencabut nyawa Rasulullah Saw dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah Saw tidak mengizinkannya ia tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali sahaja.maka turunlah malaikat maut menunaikan perintah Allah Swt, ia menyamar sebagai orang biasa.
Setelah sampai didepan pintu tempat kediaman Rasulullah Saw, malaikat maut itupun berkata : “ Assalamu’alaikum Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah.” Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: “ Wahai Abdullah (Hamba Allah) Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit.”  Akirnya Rasulullah mendengar suara malaikat maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: “ siapakah yang ada dimuka pintu itu? Fatimah menjawab : seorang lelaki memanggil baginda, saya katakana padanya bahwa baginda dalam keadaan sakit.

Rasulullah Saw bersabda : Tahukah kamu siapa dia ? Fatimah menjawab : Tidak Wahai baginda, lalu Rasulullah Saw menjelaskan : Wahai Fatimah, ia adalah pengusir kelazatan, pemutus keinginan, pemisah Jemaah dan yang meramaikan kubur. Kemudian Rasulullah Saw bersabda : masuklah Wahai Malaikat Maut. Maka masuklah malaikat maut itu dan mengucapkan salam Assalamu’alaikum ya Rasulullah ? Rasulullah Saw pun menjawab ; Wa’alaikumussalam Wahai Malaikat Maut. Engkau dating untuk berziarah atau untuk mencabut nayawaku?
Malaikat Maut menjawab : Saya dating untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan iznkan akan saya lakukan, kalua tidak, saya akan pulang. Rasulullah Saw bertanya : Wahai Malaikat Maut, diamana engkau tinggalkan kecintaanku jibril ? saya tinggal ia fi langit dunia ?” Jawab Malaikat Maut. Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril as dating kemudian duduk disamping Rasulullah Saw: Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku dekat ? Jibri menjawab : ia Wahai kekasih Allah.
Rasulullah Saw bersabda : Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku? Jibril menjawab : aku memeberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari Kiamat nanti. Jibril as bertanya : Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang tuan tanyakan? Rasulullah Saw menjawab : tentang kegelisahanku, apakah yang diperolehi oleh orang-orang yang membaca Al-Qur’an sesudahku? Apakah yang diperolehi orang-orang yang berpuasa dibulan Ramadhan sesudahku? 
Apakah yang diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku? Jibril menjawab : saya membawa kabar gembira untuk baginda. Sesungguhnya Allah telah berfirman : aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasuki terlebih dahulu. Maka Rasulullah Saw berkata : sekarang tenanglah hati dan perasaanku. Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku ? lalu Malaikat Maut pun berada di dekar Rasulullah Saw. Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah Saw.

Ketika roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata : “Wahai Jibril alangkah pedihnya Maut. Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril as memalingkan mukannya. Lalu Rasulullah Saw bertanya : Wahai Jibril apakah engkau tidak suka memandang mukaku? Jibril menjawab : Wahai kekasih Allah, siapah yang sangup melihat muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakit sakitnya maut ?. akhirnys roh yang mulia itu meninggalkan jasad Rasulullsh Saw. Berkata Anas ra: “ ketika aku lalu didepan pintu rumah Aisyah ra aku mendengar ia sedang mennagis, karena Rasulullah Saw telah meninggal dunia.

Posting Komentar

0 Komentar