Karakter Pendidik Dalam Surat Ali 'Imran Ayat 159 | Elly Nur Laily



Pendidikan Sosial yang Terkandung dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran 159 Dari berbagai aspek yang terkandung dalam surat Ali Imran Ayat 159, hasil penelitian yang penulis temukan tentang nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam surat Ali Imran ayat 159 adalah sebagai berikut:
Pertama, nilai pendidikan sosial yang terdapat dalam Surat Ali Imran ayat 159 ialah sifat lemah lembut. Lidah orang yang beriman akan senantiasa mengeluarkan tutur kata yang lemah lembut dan baik. Sebab apa yang keluar dari lidah adalah merupakan cerminan apa yang ada di dalam hati. Apabila hati dilumuri dengan bermacam-macam kotoran dan dosa, maka ia hanya akan merekam kesalahan dan kekeliruan orang lain.
Di hal lain, Sikap lemah-lembut memberikan pengaruh timbal balik dalam hubungan antara guru dan murid. Misalnya, ketika seseorang guru tidak mencintai anak didiknya maka bagaimana mungkin ia mampu mengarahkan dan membimbingnya. Karena itu, sikap lemah lembut memiliki peran penting dalam dunia pendidikan, dan ia bisa dikategorikan sebagai salah satu faktor utama dalam pendidikan dan dalam membangun hubungan/interaksi yang baik dan harmonis antara pendidik dan peserta didiknya.
Orang tua sebagai pembimbing awal peserta didik harus memperhatikan apakah sikap lemah lembut sudah terpenuhi dengan baik pada mereka, karena kasih sayang dengan sikap lemah lembut merupakan pilar dan pondasi dalam pendidikan. Ketika kasih sayang terpenuhi dengan baik maka akan terwujud ketenangan jiwa, perasaan aman, percaya diri, dan timbulnya kepercayaan kepada orang tua.
Kedua, nilai pendidikan sosial yang terdapat dalam Surat Ali Imran ayat 159 ialah sifat pemaaf. Memaafkan kesalahan yang dilakukan orang lain, artinya memaafkan menghapus bekas-bekas luka di hatinya. Bukanlah memaafkan namanya, jika  masih ada tersisa bekas luka itu di dalam hati, bila masih ada dendam yang membara. Boleh jadi, ketika itu, apa yang dilakukan baru sampai pada tahap “menahan amarah”. Usahakan untuk menghilangkan segala noda itu, sebab dengan begitu baru bisa dikatakan memaafkan orang lain.
Dalam dunia pendidikan, nilai memaafkan sangat penting diterapkan oleh civitas akademika pendidikan, terutama guru. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Tentunya suatu cobaan bagi seorang pendidik  apabila anak didiknya berperilaku yang tidak baik. Baik itu berkata kotor, melawan guru atau hal-hal yang mencerminkan perilaku tercela. Akan tetapi justru disitulah sikap seorang guru dituntut agar mampu mengubahnya. Meskipun belum tentu pendidikan itu mampu mengubah karakter manusia secara total, tetapi setidaknya ada upaya bagi kita selaku pendidik untuk mengupayakannya. Karena sejatinya manusia tidak senang pada keburukan atau kemungkaran, maka tidaklah salah jika ada pernyataan bahwa pendidikan itu berusaha mengubah manusia agar memiliki budi pekerti yang baik.
Ketiga, nilai pendidikan sosial yang terdapat dalam Surat Ali Imran ayat 159 adalah musyawarah, Islam memandang musyawarah sebagai salah satu hal yang amat penting bagi kehidupan insani, bukan saja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan dalam kehidupan berumah tangga dan lain-lainnya. Musyawarah menjadi keharusan karena manusia mempunyai kekuatan dan kelemahan yang tidak sama dari individu ke individu yang lain. Kekuatan dan kelemahan dalam bidang yang berbeda-beda membuat individu-individu manusia berlebih dan berkurang. Adanya kelebihan dan kekurangan itu tidak mengganggu kesamaan manusia dalam hal harkat dan martabat. Tetapi ia melahirkan keharusan adanya penyusunan masyarakat melalui organisasi (pendidikan), dengan kejelasan pembagian kerja antara para anggotanya.
Metode musyawarah ini akan dapat menghilangkan sikap-sikap emosional, yang hanya akan merugikan perkembangan intelektual dan mental seseorang. Dalam membiasakan peserta didik bermusyawarah dalam memecahkan permasalahan mereka, hendaklah orang tua bersedia mendengarkan keluhan anak, atau menanyakan masalah yang dihadapi anak dan meluangkan waktu yang cukup membantu anak-anak memecahkan problemnya. Orang tua harus dapat menunjukkan cara pemecahan masalah dari yang mudah sampai yang sulit, dengan metode sederhana sampai yang rumit.
Sikap lemah lembut, pemaaf dan bermusyawarah, sebenarnya merupakan inti dari kehidupan bermasyarakat dan dunia pendidikan. Di dalam kehidupan ini sikap lemah lembut merupakan awalan seseorang untuk membuka dirinya dengan orang lain, dengan sikap lemah lembut ini seseorang dituntut untuk menghormati, menghargai, dan berpartisipasi, toleransi dan solidaritas sosial akan segera terjalin manakala sikap lemah lembut ini dimiliki bersama.

Posting Komentar

0 Komentar