Ketika Al-Qur'an Hanya Menjadi Pajangan | Mulyono

Gambar dikutip via https://fajardewaadiguna.tumblr.com

“Wahai engkau yang memeluk dunia nan fana, pagi dan sore sebagai musafir di dunianya. Mengapa engkau tidak berhenti memeluknya, hingga kelak kau peluk gadis-gadis di syurga? Jika kau cari syurga-syurga abadi untuk kau tempati, mestinya engkau tak nyaman dengan neraka”. (Imam Syafi’i)

Kehidupan era modern ini kerap kali menyebabkan kita menjadi manusia supersibuk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup ini. Banting tulang mencari rezki Allah Swt berangkat pagi pulang pagi.

Apalagi negeri kita saat ini memasuki zona MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang menyebabkan kita harus bersaing dengan orang luar dalam mencari pekerjaan.

Ditambah harga kebutuhan hidup yang kian hari makin menigkat, mau tidak mau kita harus ekstra kerja keras. Namun, hal tersebut jangan sampai membuat kita lalai dari membaca Al-qur’an.

Saya memiliki teman sebaya, ketika sekolah dan kuliah kita selalu bersama-sama saling mendukung agar cepat lulus dan sekolah. Kita saling mengingatkan dalam kebaikan dan ibadah, terkadang juga saling curhat tentang masalah hidup.

Namun, akhir-akhir ini ketika teman saya masuk dunia kerja di perusahaan A, apa yang dulu jadi kebiasaan mengerjakan ibadah terkendala bahkan tidak jrang harus rela ditiggal karena sibuk bekerja.

Ia sadar tidak boleh meninggalkan Sholat 5 waktu bagaimana pun kondisi kita. Namun karena pekerjaan yang terlalu sibuk, pelan-pelan berani meninggalkan ibadah tersebut. Apalagi membaca Al-qur’an, jangankan membaca sepertinya melihat pun enggan.

Saya hanya mengelus dada, dan sedikit mencoba memberi nasihat dari seorang teman. Dengan hati yang mengharap ridho Allah Swt, saya mencoba mendekati hati teman saya tersebut.

Berkerja memang sudah menjadi keharusan bagi kita kaum laki-laki, tetapi bukan karena mencari nafkah tersebut membuat kita lupa akan tanggung jawab yang sebenarnya kepada Allah Swt.

Lihatlah semua ciptaan Allah Swt, jin, malaikat, binatang, alam semesta semua berdzikir dan beribadah kepada Allah Swt. Begitu sombongnya kah kita hingga berani meninggalkan ibadah kepada Allah Swt hanya mencari sesuap nasi?

Pikiran teman saya mulai terbuka. Kemudian saya menambahkan, kalau bias carilah pekerjaan yang sekiranya bias tetap beribadah dan bekerja, sehingga kita dua-duanya tetap jalan tanpa harus ada yang dikorbankan.

Lupakah kita akan tujuan hidup di dunia ini? Apakah kita sama menjadi orang-orang terdahulu yang sibuk mengummpulkan harta namun dibenci dan membuat Allah Swt murka?

Allah Swt., berfirman :
Artinya : “dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia malainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-ku.” (QS. Adz-Dzariyat).

Terkadang Karena kesibukkan kita yang padat, telah melupakan kita dari Al-qur’an sehingga kitab mulia tersebut hanya menjadi pajanganyang rapi bersama buku-buku yang lain.

Tidak hanya itu, Al-qur’an hanya dibuka ketika ada anggota keluarga kita yang meninggal, karena hanya jadi pajangan di rumah, kita justru lupa di mana menaruh Al-qur’an tersebut.

Semua orang faham dan mengetahui semua keutamaan-keutamaan Al-qur’an, tetapi tetap saja kitab suci tersebut terlupakan oleh kesibukan-kesibukan kita. Al-qur’an merupakan petunjuk bagi manusia, bahkan justru menjadi pajangan.


  • Kita lebih suka berselancar di dunia maya dan aplikasi media social (Facebook, What saap, Instagram, Line, Path, dan sebagainya) di banding membaca Al-qur’an. Bahkan baru membaca beberapa ayat kantuk pun menyerang.
  • Kita bisa menghabiskan waktu seharian bekerja dan jalan-jalan di waktu senggang. Namun, lagi-lagi Al-qur’an terlupakan.
  • Kita bangga memiliki rumah yang  mewah dan besar. Namun, didalamnya sepi dari bacaan Al-qur’an.
  • Kita lebih senang Traveling berhari-hari keluar kota bahkan keluar negeri sekalipun. Namun, untuk membaca Al-qur’an sehari saja terasa sangat berat.
  • Kita rela menempuh perjalanan jauh, menagantre dan berdesak-desakan menonton artis ibu kota yang lagi konser. Namun, untuk menghadiri pengajian Al-qur’an di samping rmah, berbagai macam alasan kita keluarkan.


Hei!!!.., bangunlah, sadarlah, bangkitlah. Ketika Al-qur’an hanya menjaadi pajangan bahkan berdebu karena tidak pernah disentuh, sungguh kita terlena dengan semua aktivitas dunia.

Kita semua hidup dalam keterbatasan da nada batas umur yang Allah Swt tetapkan untuk kita.

Allah Swt  memperingatkan sangat jelas dalam firman-nya :
Artinya : “bermegah-megah telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.” (QS. At-Takatsur : 1-4)

Mari rapatkan barisan, mari kita kumpulkan semangat, mari kita benahi dan muhasabah diri kita perbaiki hubungan kita dengan Allah Swt.

Segera cintai kembali Al-qur’an di rumah kita, jangan biarkan Al-qur’an kita berdebu sebab tidak pernah kita buka jangankan untuk di buka disentuhpun jarang maka dari itu jangan jadikan Al-qur’an sebagai pajangan saja.

Bacalah, pelajarilah, hayatilah, renungkanlah, dan amalkanlah nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

~والله أعلم بالصواب~

Posting Komentar

0 Komentar