Manusia dalam Dimensi Waktu | Siti Aisah


Di antara ciri-ciri seorang muslim yang diharapkan adalah pribadi yang menghargai waktu. Seorang muslim tidak patut menunggu dimotivasi oleh orang lain untuk mengelola waktunya, sebab hal itu sudah merupakan kewajiban setiap muslim (Gamal, 2011). Ajaran Islam menganggap pemahaman terhadap hakikat menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan bukti ketaqwaan. Hal ini sebagaimana tersirat dalam firman Allah SWT: “dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur” (QS. al-Furqan: 62).
 Seseorang yang menyadari pentingya manajemen waktu, tentu ia akan berbuat untuk dunia ini seolah-olah akan hidup abadi, dan berbuat untuk akhirat seolah-olah akan mati esok hari, tentunya doa ini akan menjadi semboyan dalam hidup sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah: “dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. surat al-Baqarah: 201). 
            Mengelola waktu berarti menata diri dan merupakan salah satu tanda keunggulan dan kesuksesan. Oleh karena itu, bimbingan untuk mendalami dan mempelajari masalah ini adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan, apapun jabatan dan profesi- nya serta tidak memandang tinggi rendahnya kedudukan seseorang, karena memang ajaran Islam menghendaki demikian, sehingga dengan mempunyai bekal pengetahuan tentang waktu, dapat lebih terampil mengelolanya. Dengan keinginan yang kuat, dapat menjadi kebiasaan dalam pemanfaatan waktu. Namun, sebelum mempelajari manajemen waktu lebih lanjut, maka harus disadari urgensi dan nilai waktu dengan tulus. Tanpa mengakui secara tulus kebutuhan untuk mengorganisir dan mengelola waktu, sama artinya dengan menyia-nyiakan waktu. Sebab, apalah manfaat rambu-rambu jalan bagi orang yang tidak memiliki keinginan untuk melintasi jalan tersebut. 
       Apabila seorang muslim mampu mengelola waktu dengan baik, maka ia akan memperoleh optimalisasi dalam kehidupannya. Namun, apabila tidak mampu, maka ia tidak akan mampu mengelola sesuatu apapun karena waktu merupakan modal dasar bagi kehidupan seorang muslim yang bertaqwa. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar- benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa” (QS. Yunus: 6). Dengan demikian, manusia tidak terlepas dari waktu yang selalu mengitarinya setiap waktu. Kebiasaan mengelola waktu dapat berimplikasi terhadap kebiasaan mengelola semua bentuk pekerjaan dan kegiatan.

Posting Komentar

0 Komentar