Mengejar Syafaat Dengan Shalawat | Rita Irawati



Bagaimana agar kita mendapatkan syafaat Rasulullah saw, di hari akhir yang penuh dengan prahara nanti. Taatlah pada perintah beliau dan betshalawatlah.

Rasulullah saw, bercerita sebagaimana diungkap yusuf bin ismail An-Nabhani dalam ash-shalawat ala sayyid as-sadaat, bahwa suatu ketika beliau melihat pemandangan ganjil. Tidak dijelaskan apakah terjadi saat isra’mi’raj atau pemandangan mata batin beliau, ketika itu beliau menyaksikan seorang lelaki dari umatnya berjalan diatas shirat dengan merangkak. Wajahnya pucat pasi melihat nyala api yang demikian dashatdibawah shirat. Ia merangkak, lalu merayap. Tapi tiba-tiba datanglah amal shalawat yang pernah lelaki itu persembahkaan pada Rasulullah saw semasa hidupnya. Amal shalawat itu meraihnya, menuntunya melewati shirat, sehingga lelaki itu berhasil melewati rintangan di shirat dengan sukses, sehingga berhasil mendapat karunia surga dari Allah. Itu adalah salah satu ilustrasi shalawat yang beliau betikan pada umatnya yang bershalawat untuk beliau saw.

Bershalawat pada Rasulullah wajib hukumnya bagi kita. Allah swt menegaskan dalam Al-Qur’an yang Artinya: 
sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat nya bershalawat untuk nabi, hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan keladanya (Qs. Al-Azhab 33: 56)

Shalawat dari Allah adalah rahmat, dari malaikat adalah permohonan ampunan, sedangkan shalawat pada Rasulullah dari kita adalah pengharapan dan tuntutan rahmat dari Allah yang diikuti penghormatan untuk beliau. Maka dengan bershalawat itu kita menjadi dekat dengan Rasulullah saw. Ibnu farhunal-qurthubi menyatakan bahwa shalawat yang kita bacakan untuk Rasulullah saw, setidaknya mengandung beberapa karamah diantaranya: adanya syafaat dari Nabi terpilih, kesalahan dan dosa diampuni, dapat menolong bagi pemenuhan kebutuhan dan keinginan, dapat mencerahkan perkara-perkara dzahir dan hati. Jika demikian agung karamah yang didapat oleh para pengamal shalawat, maka dapat dipastikan bahwa parapengamal shalawat berada dalam kondisi duhani yang senantiasa terjaga, dicintai Rasulullah dan segala karunia dari Allah.

Seperti sebuah hadis Rasulullah saw, tentang shalawat:
”Barangsiapa yang bershalawat untukku sekali, maka Allah swt akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim). 
Dan hati kita akan semakin trenyuh oleh ungkapan ibnu Athaillah as-sakandari: seandainya disepanjang hidupmu engkau beramal baik, lalu Allah memberimu satu shalawat saja, tentu shalawat ini lebih berat dari semua amalanmu itu. Sebab engkau berahalawat sesuai kapasitas kemampuanmu, sementara Allah bershalawat sesuai dengan rububiyah (sifat ketuhanan) Nya. Maka tidak ada alasan lagi bagi kita untuk memperbanyak shalawat pada beliau saw, melihat demikian agung arti sebuah shalawat untuk Rasulullah saw. Apabila kamu membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw yang dilakukan hari jumat maupun malam jumat. Hadia Rasulullah saw yang diriwayatkan Baihaqy melalui Anas Radiyallahu anhu yang artinya: 
“Banyak-banyaklah kalian bershalawat untukku pada hari jumat dan malam harinya, barangsiapa mengerjakan hal tersebut, aku akan menjadi saksi da memberi syafaat baginya dihari kiamat”. 
Selain menjadi saksi, dalam Hadis tersebut disebutkan Rasulullah saw akan menjadi syafi’an bagi orang yang membaca shalawat, Artinya, Rasulullah saw akan memberi syafaat (pertolongan) kepada orang yang membaca sholawat kelak dihari kiamat.

 wallahualam bishawab

Posting Komentar

0 Komentar