Pentingnya Mempelajari Tajwid dan Tahsin Dalam Membaca Al-Qur’an I Rohana


Rohana
Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an Dan Tafsir
Fakultas Ilmu Agama Islam (UNISI)

Gambar diambil dari : http://www.antotunggal.com
Membaca Al Qur’an adalah amalan yang agung dan banyak keutamaannya. Dalam membaca Al Qur’an dikenal ilmu tajwid dan Tahsin.

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita sering mendengar pengajian-pengajian, baik itu dalam bentuk formal seperti di pondok pesantren atau di sekolahan, maupun dalam bentuk non-formal seperti Rumah Tahfidz atau magrib mengaji.

Sebelum kita masuk lebih dalam ada baik nya kita mengenal apa itu Tajwid dan Tahsin dalam membaca Al-Qur’an. Adapun Tajwid dalam bahasa Indonesia bermakna "melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus membaguskan"

Sedangkan Tajwid dalam bahasa arab berasal dari kata (جوّد-يجوّد-تجويدا). Dalam ilmu qiraah tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah “suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf dalam Al-Qur’an”. 

Selanjut nya kita sering mendengar istilah tahsin dalam sebuah pengajian atau kajian. Tahsin adalah bahasa arab yang berarti memperbaiki, meningkatkan atau memperkaya. Tahsin dalam islam mengandung makna bahwa tuntutan agar dalam membaca Al-Qur’an harus benar dan tepat.

Tahsin atau tajwid adalah “mengeluarkan setiap huruf-huruf al Quran dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya.” Atau dengan kata lain menyempurnakan semua hal yang berkaitan dengan kesempurnaan pengucapan huruf-huruf al Quran dari aspek sifat-sifatnya yang senantiasa melekat padanya dan menyempurnakan pengucapan hukum hubungan antara satu huruf dengan yang lainnya seperti idzhar, idgham, ikhfa dan sebagainya. 

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin pernah ditanya, “apakah seorang Muslim boleh membaca Al Qur’an tanpa berpegangan pada kaidah-kaidah tajwid?”. Beliau menjawab: “Ya, itu  dibolehkan. Selama tidak terjadi lahn (kesalahan bacaan) di dalamnya. Jika terjadi lahn maka wajib untuk memperbaik lahn-nya tersebut. 

Adapun tajwid, hukumnya tidak wajib. Tajwid itu untuk memperbagus pelafalan saja, dan untuk memperbagus bacaan Al Qur’an. Tidak diragukan bahwa tajwid itu baik, dan lebih sempurna dalam membaca Al Qur’an. 

Namun kalau kita katakan ‘barangsiapa yang tidak membaca Al Qur’an dengan tajwid maka berdosa‘ ini adalah perkataan yang tidak ada dalilnya. Bahkan dalil-dalil menunjukkan hal yang berseberangan dengan itu.

Sebagian orang yang menganggap wajibnya menerapkan kaidah tajwid secara mutlak, berdalil dengan ayat:
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلاdan bacalah Al Qur’an dengan tartil” (QS. Al Muzammil: 4).

Tartil di sini dimaknai dengan hukum-hukum tajwid. Kita simak penjelasan para ulama tafsir mengenai ayat ini.

Imam Ibnu Katsir menjelaskan:

وَقَوْلُهُ: {وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلا} أَيِ: اقْرَأْهُ عَلَى تَمَهُّلٍ، فَإِنَّهُ يَكُونُ عَوْنًا عَلَى فَهْمِ الْقُرْآنِ وَتَدَبُّرِهِ“dan firman-Nya: ‘dan bacalah Al Qur’an dengan tartil‘, 

Maksudnya bacalah dengan pelan karena itu bisa membantu untuk memahaminya dan men-tadabburi-nya” (Tafsir Ibni Katsir, 8/250).

As Sa’di menjelaskan:
{وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلا} فإن ترتيل القرآن به يحصل التدبر والتفكر، وتحريك القلوب به، والتعبد بآياته، والتهيؤ والاستعداد التام لهdan bacalah Al Qur’an dengan tartil

Karena membaca dengan tartil itu adalah membaca yang disertai tadabbur dan tafakkur, hati bisa tergerak karenanya, menghamba dengan ayat-ayat-Nya, dan tercipta kewaspadaan dan kesiapan diri yang sempurna kepadanya” (Taisir Karimirrahman, 892). 

Dengan demikian dapat kita pahami bahwa membaca Al-Qur’an dengan tajwid dan tahsin sangatlah penting bagi kita dalam kehidupan sehari-hari, baik itu untuk diri sendiri maupun untuk orang banyak.

Semoga bermanfaat untuk kita semua khususnya untuk diri saya sendiri, saya ucapkan terima kasih

~والله أعلم بالصواب~

Posting Komentar

0 Komentar