Nama : Aminah
Prodi : Ilmu Al-Qur'an Tafsir
Semester : Lima (V)
Prodi : Ilmu Al-Qur'an Tafsir
Semester : Lima (V)
Kisah Al-Qomah Seorang Ahli Ibadah, Tapi Durhaka Kepada Orangtua
Pada zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqamah. Dia
seorang pemuda yang giat beribadah, shalat, puasa dan bersedekah.
Suatu ketika
dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah untuk memberitahukan
kepada beliau akan keadaan Alqamah.
Maka, Rasulullahpun mengutus Ammar bin
Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah untuk melihat keadaannnya. Beliau bersabda,
“Pergilah ke rumah Alqamah dan talqinlah untuk mengucapkan La Ilaha
Illallah
Akhirnya mereka berangkat ke rumahnya, ternyata saat itu Alqamah
sudah dalam keadaan naza’, maka segeralah mereka mentalqinnya,
namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan La ilaha illallah.
Mereka
laporkan kejadian ini pada Rasulullah. Maka Rasulullah pun bertanya, “Apakah
dia masih mempunyai kedua orang tua?” Sahabat menjawab : "wahai Rasulullah, dia
masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta."
Maka Rasulullah
mengirim utusan untuk menemuinya, dan beliau berkata kepada utusan tersebut, “Katakan
kepada ibunya Alqamah, ‘Jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah
maka datanglah, namun kalau tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang
menemuimu.
Sesampainya di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun
menjawab salamnya.
Lalu Rasulullah berkata kepadanya, “wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan memberitahukan kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqamah?"
Sang ibu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, puasa dan senang bersedekah.” Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Lalu bagaimana perasaanmu padanya?” Dia menjawab, “Saya marah kepadanya wahai Rasulullah.”
Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?” Dia menjawab, “wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya di bandingkan saya dan diapun durhaka kepadaku.”
Maka, Rasulullah bersabda, “Sesungguhny,a kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat. Kemudian beliau bersabda, “Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak."
Si ibu berkata, “wahai Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?” Beliau menjawab, “Saya akan membakarnya di hadapanmu. ”Dia menjawab, “wahai Rasulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku di hadapanku.
Maka, Rasulullah menjawab, “wahai Ibu Alqomah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih dan kekal, kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqomah, demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya."
Maka dia berkata, “wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku Alqamah”.
Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum, barangkali ibu Alqamah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya, barangkali dia hanya malu kepadaku."
Maka, Bilal pun berangkat, ternyata dia mendengar Alqamah dari dalam rumah mengucapkan La Ilaha Illallah. Maka, Bilal pun masuk dan berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu mengucapkan syahadat.” Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga.
Lalu, di dekat kuburan itu beliau bersabda, “Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertobat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya dan kemarahan Allah tergantung pada kemarahannya.”
~والله أعلم بالصواب~
0 Komentar