Kata tajwid berasal dari Bahasa
Arab” jawwada-yujawwidu –tajwidan ” yang artinya membaguskan.Sedangkan menurut
tajwid adalah membaguskan bacaan huruf-huruf/kalimat-kalimat Al-Qur’an satu
persatu dengan terang,teratur,perlahan dan tidak terburu-buru sesuai dengan
kaidah-kaidah ilmu tajwid.
Secara istilah,tajwid adalah
mengucapkan setiap huruf dari makhraj ( tempat keluarnya huruf ) dengan benar
,dengan menunaikan seluruh hak-nya (sifat absolut huruf yang selalu menempel
misalnya hams,jahr,isti’la ,dll ) dan menunaikan seluruh mustahak-nya (sifat
kondisional huruf yang sewaktu-waktu ada semisal idzar,iqlab,ikhfa,dll) dengan
tanpa berlebihan dan tanpa takalluf (mempersulit diri ) serta tanpa ta’suf
(semuanya sendiri).
Tajwid bukan lah dengan
mengunyah-ngunyah lidah,bukan memperdalam
mulut ,bukan membengok-bengokan dagu,bukan menggetar-getarkan
suara,bukan memulurkan syiddah,bukan memotong-motong madd,bukan memperpanjang
ghunnah,bukan menggemukkan ra’, bukan bacaan yang dijauhi karaker manusia
normal, bukan pula bacaan yang di tolak telinga dan hati nurani.
Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid
Mempelajari ilmu Tajwid hukum nya adalah
fardhu kifayah,akan tetapi mempergunakan ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an
adalah fardhu ‘ain. Al-Qur’an merupakan kewajiban yang tidak di tawar-tawar
lagi.
Demikian pula dengan membacanya,membaca Al-Qur’an tidak sama dengan
membaca teks Arab pada umumnya,namun ada kaidah dan aturan tersendiri. Kaidah
dan aturan membaca Al-Qur’an di pelajari dalam ilmu tajwid.
Tartil mengandung arti teratur
,perlahan ,membaguskan dan berusaha menghayati maknanya. Hal ini tidak dapat di
lakukan tanpa mengerti dan memahami kaidah baca Al-Qur’an seperti yang di
pelajari dalam Ilmu Tajwid. Jadi mempelajari imu tajwid merupakan suatu
keharusan bagi setiap orang islam ,sehingga ia dapat membaca Al-Qur’an dan
mempelajarinya dengan baik dan benar.”
Membaca Al-Qur’an dengan tajwid hukumnya
wajib.siapa yang membaca dengan tidak bertajwid,maka ia berdosa ,karena dengan
tajwid lah allah menurunkan Al-Qur’an,dan dengan tajwid pula Al-Qur’an sampai
darinya kepada kita ”.
Kesalahan membaca Al-Qur’an disebut
Lahn. Lahn di bagi menjadi 2,yaitu : lahn jali dan lahn khafi.
- Lahn jali adalah kesalahan yang terjadi ketika membaca Al-Qur’an ,baik yang dapat mengubah arti ataupun tidak,sehingga menyalahi ‘urf qurra`( kelaziman dan tradisi ulama Qira`at ), seperti ‘ain dibaca hamzah atau mengubah harakat fat-hah menjadi dhammah.
- Lahn khafi adalah kesalahan yang terjadi ketika membaca Al-Qur’an yang tidak sampai menyalahi panjang dalam membaca mad jaiz munfasil dan lain-lain.
Pengertian Tahsin
Kata tahsin berasal dari kata ( hassana-yuhassanu-tahsiina
), yang memiliki persamaan makna dengan jawwada yujawwidu tajwidan .Makna nya
adalah memperbagus dan memperindah .Sedangkan tahsin atau tajwid menurut
istilah adalah memperbagus bacaan Al-Qur’an agar sesuai dengan yang di
contohkan oleh rasullah –shallahualaihi wa sallam.
Membaca Al-Qur’an tidak cukup hanya
bisa saja.Namun, harus di perhatikan bagaimana kita mengucapkan hurufnya,apakah
sudah benar atau belum? Jika bacaan kita masih belum benar ,maka perlu mengikuti
bimbingan tahsin Al-Qur’an .Apabila kita membaca Al-Qur’an dan kita tahu bacaan
kita masih banyak kesalahan.
Namun,tidak ada upaya dari kita untuk
memperbaikinya, maka bukan pahala yang kita dapat. Justru
kita mendapatkan dosa karena kesalahan membaca Al-Qur’an bisa menyebabkan
perubahan makna.
Setidaknya ada dua kesalahan yang
harus di hindari:
1. Lahn jaliy
(kesalahan yang jelas)
- a. pengucapan huruf yang salah.Seperti mengucapkan huruf ain tetapi yang keluar bunyi huruf hamzah
- b.Mengubah harakat
2. Lahn
khafi(kesalahan yang samar)
Lahn khafi
adalah kesalahan yang berkaitan dengan kaidah tajwid,seperti tidak meng
idhgam-kan nun,padahal setelahnya ada huruf wau atau ya’.
~والله أعلم بالصواب~
0 Komentar