Gambar via agen-quran.com |
Pentingnya mencapai tahsin dalam membaca al Quran dapat diungkapkan melalui beberapa alasan sebagai berikut.
1. Perintah Allah swt.
Eksistensi
seseorang dalam keislamannya menuntut yang bersangkutan untuk melaksanakan
segala kewajiban yang dibebankan oleh Islam itu sendiri demi kemaslahatan
dirinya baik dalam kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat yang merupakan
bagian dari keyakinannya.
Dasar semua
pelaksanaan perbuatan itu adalah perintah yakni perintah Allah swt yang telah
menetapkan Islam sebagai satu-satunya agama yang lurus dan diterima disisi-Nya.
Itulah yang disebut dengan ibadah.
Agar ibadah
tersebut diterima pula di sisi-Nya maka, ibadah tersebut harus dilaksanakan
dengan benar sesuai dengan tuntutan dan tuntunan-Nya. Menyempurnakan bacaan al
Quran merupakan bagian dari sekian amal bernilai ibadah yang diperitahkan-Nya
sebagaimana dalam QS. Al-Muzzammil: 4 dan QS. Al Baqarah: 121.
2. Refleksi Keimanan
Menurut QS.
Al Baqarah: 121, pelaksanaan membaca al Quran dengan menerapkan prinsip ‘haqqa
tilawah’ yakni membaca dengan sebenar-benar bacaan sebagaimana ketika ia
diturunkan merupakan refleksi dari keimanan terhadap Kitab yang diturunkan
oleh-Nya.
Bahkan jika
tidak melaksanakannya maka akan terancam dengan kerugian dan kebinasaan abadi
di akhirat nanti. Dengan demikian semangat untuk mempelajari al Quran dan
menyempurnakan bacaannya merupakan bukti kejujuran berimanan kepada kitab-Nya.
3. Bukti Tanda Kesyukuran
Allah swt
menjelaskan dalam QS. Al-Kahfi: 1, tentang dua nikmat terbesar yang telah
diturunkan mendampingi kehidupan manusia yaitu diturunkannya Al Quran dan
diutusnya Rasulullah saw. Surat tersebut diawali dengan lafazh ‘alhamdulillah’
untuk mengingatkannya. Lafazh tersebut telah dikenal sebagai ungkapan
kesyukuran akan karunia dan nikmat terbesar dari Allah swt yang diturunkan
kepada kehidupan manusia.
Di dalam al
Quran hanya ada 5 surat saja yang diawali dengan lafazh tersebut mengisyaratkan
tentang nikmat Allah yang terbesar itu. Pada QS. Al Kahfi: 1, dengan demikian
mengisyaratkan bahwa sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah swt dengan kedua
nikmat tersebut, maka setiap muslim dituntut untuk senantiasa menjadikan
dirinya agar semakin dengan dengan al Quran dengan cara yang telah ditunjukkan
oleh Rasulullah saw.
4. Membiasakan Profesi Takwa
Taqwa adalah
target penghambaan setiap muslim kepada Rabbnya. Allah swt berfirman dalam QS.
Al Baqarah: 21, yang artinya: Wahai manusia sembahlah Tuhan kalian yang telah
menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi
orang-orang yang bertakwa.
Alasan
setiap muslim untuk mencapai takwa adalah agar menjadi hamba yang diperhatikan
oleh Allah swt di akhirat nanti (QS. 49: 13), agar terhindar dari ancaman Allah
swt (QS. 19: 71-72) dan agar menjadi manusia yang pantas mendapatkan janji-Nya
yaitu Surga Jannatunna’im (QS. 3: 133).
Apabila
diperhatikan pada QS. Ali Imran: 133, orang-orang yang bertakwa yang dijanjikan
surga kepadanya disebut dengan ‘muttaqin’. Secara bahasa, kata tersebut
merupakan sebutan pelaku yang mengindikasikan amal-amal yang dikandung oleh
kata kerjanya telah menjadi kebiasaan atau profesi.
Salah satu
profesi takwa adalah berinteraksi dengan al Quran sebagaimanan diindikasikan
melalui QS. Al Baqarah: 2. Ayat tersebut menegaskan tentang korelasi yang
sangat kuat antara sifat muttaqin dengan ciri utamanya adalah persahabatan
dengan al Quran yang diyakini kebenarannya tanpa ada keraguan sedikitpun.
5. Menghindarkan dari Kesalahan
Dalam ilmu
tajwid, kesalahan dalam membaca al Quran ada 2. Yaitu yang disebut dengan ‘Lahn
Jaliyy’ dan ‘Lahn Khafiyy’. Lahn Jaliyy adalah kesalahan yang tergolong fatal
jika dilakukan oleh pembaca al Quran bahkan kesengajaannya menjerumuskannya
pada amaliah yang haram seperti tertukarnya huruf-huruf yang dibaca, baris atau
harakat yang berubah karena kurangnya sikap kehati-hatian pembacanya.
Sedangkan
Lahn Khafiyy adalah kesalahan yang tergolong ringan seperti tidak
menyempurnakan kaidah panjang sebagaimana yang diminta atau tidak menahan
dengungan ‘ghunnah’ sebagaimana kaidahnya. Kesalahan ini walaupun tergolong
ringan, tetapi telah mencemari keindahan alQuran dari segi bacaannya jika tidak
diindahkan oleh para pembacanya.
Dengan
mempelajari tahsin al Quran, maka setiap pembaca telah membangun kepedulian
untuk mengenali jenis-jenis kesalahan ini dan menghindarinya, maka selamatlah
ia dari kesalahan tersebut.
6. Menjadi
Sebaik-baik manusia
Tahsin,
sebagai aktivitas memperbaiki bacaan alquran mengandung makna bahwa terjadi
aktivitas mempelajari dan mengajarkan alquran. hal ini bersesuaian dengan
hadits Nabi saw: "sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari dan
mengajarkan alquran".
Seyogyanya
tahsin dilaksanakan dengan menghadap guru/ustadz/ustadzah yang kompeten
dibidang ilmu Quran. Dan tanpa menunggu sempurna segera diamalkan dan diajarkan
kepada orang lain, sebatas materi yang telah betul-betul dikuasai. Hal ini
dimaksudkan, agar pembelajar tahsin termasuk dalam kategori sebaik-baik
manusia.
~والله أعلم بالصواب~
0 Komentar