Model kepemimpinan ada terbagi menjadi beberapa macam
a) Model Kepemimpinan Kontinum (Otokratis – Demokratis)
Pemimpin memengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrem yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrem lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis. Perilaku otokratis pada umumnya bersifat negatif, ketika sumber kuasa atau wewenang bersal dari adanya pengaruh pimpinan. Jadi, otoritas berada di tangan pemimpin karena pemusatan kekuatan dan pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggung jawab penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui ancaman dan hukuman.
Selain bersifat negatif, gaya kepemimpinan ini mempunyai manfaat, antara lain pengambilan keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada pimpinan serta memberikan rasa aman dan keteraturan bagi bawahan. Selain itu, orientasi utama dari perilaku otokratis ini adalah pada tugas dan selalu memberikan arahan kepada bawahannya. Perilaku demokratis adalah perilaku kepemimpinan ini memperoleh sumber kekuasaan atau wewenang yang berawal dari bawahan. Hal ini terjadi jika bawahan dimotivasi dengan tepat dan pimpinan dalam melaksanakan kepemimpinan berusaha mengutamakan kerjasama dan team work untuk mencapai tujuan, ketika si pemimpin senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya.
Kebijakan di sini terbuka bagi diskusi dan keputusan kelompok. Namun, kenyataannya, perilaku kepemimpinan ini tidak mengacu pada dua model perilaku kepemimpinan yang ekstrem di atas, tetapi memiliki kecenderungan yang terdapat di antara dua sisi ektrem tersebut.
b) Model Kepemimpinan Ohio
Dalam penelitiannya, Universitas Ohio melahirkan teori dua factor tentang gaya kepemimpinan, yaitu struktur inisiasi dan konsiderasi. Struktur insiasi mengacu kepada perilaku pemimpin dalam menggambarkan hubungan antar dirinya dengan anggota kelompok kerja dalam upaya membentuk pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik. Adapun konsiderasi mengacu kepada perilaku yang menunjukan persahabatan, kepercayaan timbal balik, rasa hormat, dan kehangatan dalam hubungan antara pemimpin dengan anggota staffnya.
c) Model Kepemimpinan Likert (Likert’s Management System)
Likert mengembangkan suatu pendekatan penting untuk memahami perilaku pemimpin. Ia mengembangkan teori kepemimpinan dua dimensi, yaitu orientasi tugas dan individu. Melalui penelitian ini akhirnya Likert berhasil merancang empat system kepemimpinan seperti yang diungkapan oleh Thoha, yang dikutipoleh E. Mulyasa, yaitu system otoriter, otoriter yang bijaksana, konsultatif, dan partisipatif.
d) Model Kepemimpinan Managerial Gid
Jika dalam model Ohio, kepemimpinan ditinjau dari sisi struktur inisiasi dan konsiderasinya. Dalam model managerial grid yang disampaikan oleh Blake dan Mouton, seperti yang dikutipoleh E. Mulayasa, memperkenalkan model kepemimpinan yang ditinjau dari perhatiannya terhadap produksi atau tugas dan perhatian pada orang. Perhatian pada produksi (tugas) adalah sikap pemimpin yang menekankan mutu, keputusan, prosedur, mutu pelayanan staff, efisiensi kerja, dan jumlah pengeluaran. Sedangkan, perhatian kepada orang adalah sikap pemimpin yang memperhatikan anak buah dalam rangka pencapaian tujuan.
e) Model Kontingensi Fiedler
Dalam teori kontingensi (kemungkinan) variabel – variabel yang berhubungan dengan kepemimpinan dalam pencapaian tugas merupakan suatu hal yang sangat menentukan pada gerak akselerasi pencapaian tujuan organisasi. Dalam memunculkan teori ini perhatian Fiedler adalah pada perbedaan gaya dan motivasional dari pemimpin.
f) Kepemimpinan Situasional
Artinya, teori ini menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin dan situasi. Kepemimpinan situasional adalah tidak adanya satu gaya kepemimpinan yang paling tepat untuk diterapkan. Kepemimpinan yang efektif bergantung pada relevansi tugas dan kemampuan pemimpin dalam mengadaptasikan gaya kepemimpinan yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
g) Model Kepemimpinan Tiga Dimensi
Intisari dari model ini terletak pada pemikiran, bahwa kepemimpinan dengan kombinasi perilaku hubungan dan perilaku tugas dapat saja sama, namun hal tersebut tidak menjamin memiliki efektivitas yang sama pula. Model kepemimpinan ini menghubungkan beberapa kelompok gaya kepemimpinan dalam satu kesatuan.
h) Model Kepemimpinan Combat
Model kepemimpinan Combat adalah model yang paling sulit dihadapi oleh seorang pemimpin adalah dalam pertempuran. Dalam situasi seperti itu, banyak ketidakpastian dan risiko yang harus dihadapi, dipertimbangkan karena kurangnya informasi yang lengkap.
0 Komentar