Dunia Yang Tertidur I Palma Riana

picture by : pesantrenmedia.com
Dunia, malam ini aku mendengar doa tulus sikecil manja itu untuk ibunya.
Malam ini aku mendengar harapan lugu dari sikecil itu.
Pada robb-nya sikecil itu memohon akan keselamatan ia memohon kehidupan sekalipun belum mengerti hakekatnya.
Dunia, adakah engkau merasakan pinta tulus sikecil itu.
Tidakkah kau tau betaap sucinya pinta itu, mengertilah betapa sucinya hati mereka.
Cobalah kau tatap bola matanya, tataplah dengan mata hatimu
Betapa bening dan sejuknya cahaya mata itu, tapi mereka bukanlah bukit yang kaku.
Mereka punya hati.
Mereka punya harapan.
Mereka punya perasaan mendalam yang tak sempat mereka ungkapkan kepada dunia.
Mereka punya cinta dan kasih sayang.
Sekalipun mereka tidak mengerti akan maknanya.
Itulah kisah dunia dinegeri tercinta itu.
Lihatlah disana.
Sebuah negeri yang dikepung robot-robot durjana, yang haus akan darah dan kelaparan, takkan pernah engkau mendengar do’a itu.
Karena mereka tak sempat menengadahkan tangan seraya berdo’a untuk ayah, ibu, kakak, dan adik-adiknya.
Lolongan robot durjana itu, membuat sibayi lahir seakan-akan tak mampu lagi menangis, sikecil manjapun direnggut kehidupannya.
Suara nyanyian kemunafikan menyeret perdamaian mrenuju kepada pemusnahan. Gendang maut bertalu-talu sidurjana menari-nari diatas darah pembantaian.
Dunia, masihkah engkau tertidur ?
Dalam nyanyian sidurjana itu, lihatlah dan rasakan walau hanya dalam mimpimu, aku ingin kau merasakannya jua.
Lihatlah kemari Sikecil manja dan lugu itu.
Entah berapa diantara dari mereka yang telah terpotong dan kehilangan tangannya.
Entah   berapa diantara dari mereka yang terpotong dan kehilangan kakinya.
Entah berapa diantara dari mereka yang hancur lebur menjadi santapan bubur si robot durjana itu.
Jangan kau hitung berapa nyawa yang melayang dalam sehari dinegeri itu, Karena kaupun tak akan sanggup menghitungnya, dan bahkan hitungan mu pun tak akan mampu meghapus pilu dan derita yang mereka alami.
Dunia lihatlah olehmu, dengan mata kebajikan disebuah lubang penampungan pembantaian, mereka terus mengangkat senjatanya sebab mereka tak akan pernah puas untuk menghancurkan negeri itu, kendatipun mereka telah menghisab dan meminum, darah-darah pembantaiannya, tetap saja mereka selalu  merasa haus.


Dunia, lihatlah
Dapatkah kau menghitung, betapa banyak muslimah yang telah direnggut kehormatannya, yang diinjak harga dirinya, disebabkan oleh pembantaian yang dilakukan sirobot durjana itu.
Dapatkah kau menghitung, betapa banyak generasi islam yang gugur sebagai mujahid dinegeri itu, yang mati tanpa mengerti kematian.
Dapatkah kau menghitung betapa banyak istri-istri menjanda, betapa banyak bayi-bayi mati tanpa berdosa, betapa banyak kekasih kehilangan kasihnya.
Dunia… tolong catatlah peristiwa pembantaian itu dibuku harianmu, dengan tinta merah darah lenganmu, tentang penghianatan kemanusiaan, tentang sejarah pembantaian manusia.
Dunia… segeralah bangun dari tidur dan mimpimu yang tak kunjung usai
Hadapilah kenyataan ini, bahwa pembantaian itu belum selesai sampai disini, bisa jadi sang durjana akan berubah wujud dalam bentuk Srigala berhati syaithon.

Wallahu A’lam Bisshawab.

Posting Komentar

0 Komentar