Tanpa sadar dalam hidup, kita lebih banyak memenuhi keinginan dari pada kebutuhan. Sehingga tidak jarang orang yang apabila keinginannya tidak tercapai, akan mencari jalan lain entah itu baik atau tidak, yang penting keinginan dapat terpenuhi. Maka dalam hal ini hawa nafsu dapat menjerumuskan pada kesengsaraan, hal ini sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an, “Maka janganlah engkau dipalingkan dari (Kiamat itu) oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti keinginan (hawa nafsu)nya, yang menyebabkan engkau binasa.” (QS.Thaha:16). Melihat ayat tersebut, hendaknya kita jangan sampai mengikuti hawa nafsu sehingga menjerumuskan pada kebiasaan.
Hawa nafsu ini merupakan musuh kita yang harus diperangi sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda, “Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsunya” (Hadits shahih diriwayatkan oleh ibnu Najjar dari Abu Dzarr). Maka tidak dipungkiri bahwa Rasulullah ﷺ menyampaikan bahwa ini adalah jihad yang besar, sebab banyak orang yang kalah atau banyak yang terjerumus dalam nafsunya. Oleh karena itu, kita harus bersungguh-sungguh dalam menyikapi hawa nafsu ini. Jangan dianggap remeh, kita harus berpikir sebelum bertindak sebelum kita menyesal baik itu yang terjadi sekarang maupun yang akan datang.
Untuk itu kita harus bisa berpikir leluasa ketika kita punya hasrat atau keinginan, harus kita pertimbangan dulu baik atau tidaknya, bermanfaat atau tidak untuk diri maupun orang lain, dan mampu atau tidaknya keinginan itu terlaksana bagi diri. Jika tidak maka segera tinggalkan, sebab hawa nafsu akan menuntut terus sampai terwujud. Selain itu kita harus mengedepankan kebutuhan dari pada keinginan, dan banyak-banyak bersyukur atas nikmat Allah supaya kita tidak terjerumus dalam hawa nafsu. Maka dari itu supaya hidup kita nyaman sesuaikanlah keinginan dengan kemampuan, jika tidak bisa jangan dipaksakan sebab itu merupakan berlebihan-lebihan. Dan sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik.
0 Komentar