Kewirausahaan dalam Pandangan Islam

Kedudukan Entrepreneurship atau kewirausahaan dalam Islam
Sistematika ajaran Islam terdiri dari aqidah, ibadah atau syari’ah, dan akhlak. Ketiga ajaran tersebut menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Apabila entrepreneurship dikaitkan dengan tiga ajaran tersebut maka setidak-tidaknya ada dua ajaran Islam yang masih ada kaitannya dengan entrepreneurship, yaitu ibadah dan akhlak. Ketiga akhlak terpuji tersebut merupakan jiwa dan rohnya entrepreneurship, artinya seseorang entrepreneur yang sukses pasti mempunyai tiga sifat dan sikap tersebut. Dengan demikian jelaslah bahwa entrpreneurship mempunyai kedudukan yang sangatb penting dalam Islam.
Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Entrepreneurship

Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang bisa dijadikan sebagai dasar dalam membicarakan sekaligus mengembangkan entrepreneurship, di antaranya:
Surat An-Nahl Ayat 97
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya:
Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun peremouan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami berik balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Dengan mencermati ayat tersebut, maka jelaslah bahwa Islam sangat menghargai entrepreneurship. Dengan entrepreneurship umat Islam menjadi kuat di bidang ekonomi dan dengan ekonomi yang kuat umat Islam bisa banyak berbuat karena untuk mengembangkan ajaran Islam dan untuk melaksanakan ajaran Islam itu sendiri sangat membutuhkan materi atau uang.
Surat Al-Jumu’ah Ayat 10
إِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya:
Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.

Pada ayat tersebut terdapat dua perintah, yaitu perintah beribadah dan perintah bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa kedua hal tersebut sangat penting dan kedua-duanya harus dikerjakan umat Islam agar memperoleh keberuntungan. Ayat tersebut juga menjadi motivasi bahwa setelah melaksanakan sholat jum’at tidak harus istirahat tidir, santai, tetapi harus tetap bekerja mencari karunia Allah SWT.
Surat Al-Qashash Ayat 77
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Artinya:
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. 

Ayat tersebut memerintahkan umat Islam agar mampu menciptakan keseimbangan antar urusan dunia dan urusan akhirat. Keduanya harus sama-sama sukses. Untuk meraih kemapanan ekonomi dibutuhkan kerja keras, etos kerja tinggi, kreatif, produktif, dan inovatif. Semuanya tersebut hanya ada pada jiwa entrepreneur atau orang-orang yang mengembangkan wirausaha.
Hadits yang Berkaitan dengan Kewirausahaan
Di antara hadits yang menjelaskan atau yang ada kaitannya dengan kewirausahaan adalah:
Hadits riwayat Imam Muslim tentang pekerjaan yang paling baik.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: Ya Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik? Rasulullah menjawab: Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan tiap-tiap jual beli. (HR. Muslim)

Hadits tersebut dengan tegas menyatakan bahwa kerja dengan tangan sendiri atau wiraswasta adalah pekerjaan yang paling baik. Dalam hadits tersebut juga disebutkan bahwa jual beli yang baik termasuk pekerjaan yang paling baik.

Hadits riwayat Abu Daud tentang penghargaan pada orang yang berkarya dan terampil.
Rasulullah bersabda:
Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai seorangb hamba yang berkarya dan terampil. (HR. Abu Daud)

Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk. Allah juga memberi manusia bebagai macam potensi, contohnya adalah daya dan rasa ingin tahu, daya imaginasi, daya berfantasi, daya mengingat, dan daya menghayal. Orang-orang yang mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki sampai menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri serta terampil dalam mengerjakan sesuatu yang dicintai oleh Allah SWT.
Hadits riwayat Imam Ahmad tentang semangat bekerja seakan-akan hidup selamanya.
Rasulullah bersabda:
Artinya: Bekerjalah untuk urusan duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan beribadahlah untuk kehidupan akhiratmu seakan-akan kamu mati besok. (HR. Imam Ahmad).


Wallahua'lamu bish shawab. 

Posting Komentar

0 Komentar