Tak
sedikit muslimah yang usai menyelesaikan pendidikan formalnya, ia lantas
menganggap tugas belajarnya usai. Proses wisuda sekaligus menjadi penanda
berakhirnya menuntut ilmu. Padahal muslimah hendaknya memiliki kecerdasan yang
baik. Jangan sampai karena merasa tidak punya impian untuk menjadi wanita
karier lantas mengabaikan semangat belajar.
Jangan
sampai karena menjadi ibu rumah tangga lantas tak punya waktu untuk mrenuntut ilmu.
Karena sungguh, menjadi mulimah sejatinya menuntut kita memiliki peran maksimal
dimana pun aktivitas kita. Menjadi muslimah mengharuskan kita memiliki
kontribusi yang besar apa pun rutinitas yang kita tekuni.
Abu
Sa’id Al-Khudriy ra., mengisahkan bahwa ada seorang wanita yang menghadap
kepada Nabi Saw. Wanita tersebut berkata,” Wahai Rasulullah, kaum laki-laki
telah memborong waktumu. Oleh karenanya peruntukkanlah untuk kami sebuah waktu
khusus yang engkau tetapkan sendiri. Pada waktu itu kami akan mendatangimu lalu engkau ajarkan kepada
kami ilmu yang telah Allah ajarkan kepadamu.”
Rasulullah
Saw lantas bersabda,” Berkumpullah kalian pada hari ini dan ditempat ini.” Kaum
wanita pun berkumpul, Rasulullah Saw lalu mendatangi mereka dan mengajari mereka
ilmu yang telah Allah ajarkan kepada
beliau Saw .”(HR.Bukhari-Muslim)
Bukankah
ini menunjukkan kepada kita tentang semangat luar biasa yang ditunjukkan oleh
kaum muslimah saat itu untuk bisa mendapatkan ilmu dari Rasulullah Saw. Padahal
kita tahu dalam beragam kisah bahwa sebenarnya sudah mendapatkan nasihat-nasihat dari Rasulullah Saw.
Tetapi
mereka merasa tak cukup dengan itu. Mereka menuntut adanya waktu khusus yang
disediakan bagi mereka untuk menimba ilmu dari sang Rasul. Jika kita membaca
sejarah para shahabiyah, kita akan menemukan suatu pelajaran berharga, bahwa
apa pun medan juang yang mereka pilih,
mereka bersemangat dalam menimba ilmu. Bahkan ketika mereka memilih medan juang
sebagai ibu rumah tangga pun, mereka tetap
berusaha menjadi ibu rumah tangga yang cerdas dan salehah.
Lihatlah
bagaimana Ummu Sulaim ra., yang merupakan ibunda dari Anas bin Malik ra. Beliau
merupakan seorang muslimah yang terkenal
sangat cerdas, cerdik, sabar, dan pemberani. Salah satu bentuk kecerdikannya
bisa kita lihat dalam fragmen menjelang pernikahannya dengan Abu Thalhah.
Dengan kecerdasannya ia tak meminta mahar harta benda kepada Abu Thalhah. Yang
ia minta adalah sebuah mahar yang tak terduga, yakni keislaman Abu Thalhah. Ya, pernikahannya
sekaligus menjadi jalan dakwah. Pernikahannya menjadi momentum hadirnya
hidayah.
0 Komentar