![]() |
picture : https://www.kaskus.co.id/ |
Saudaraku….
Kali ini aku lukis tinta hitam diatas kertas putih untukmu, yang semua ini untuk mewakili akan
jiwaku yang terluka akbiat angkara murka kemanusiaan pada saudara-suadara ku
yang terluka di Palestina
Lama aku terdiam beribu juta kata dalam bahasa……meredam kemarahan……
menahan emosional…..pada kebiadaban dan angkara
murka
Aku ingin berteriak, aku ingin bersuara kencang
sekencang-kencangnya, kuat-sekuatnya untuk menghujat mereka yang bejat terhadap
saudara-saudarku di Palestina
Namun….kutakut hujatanku malah akan mengancam timbulnya petaka
yang baru….hujatanku menimbulkan dendam
dan kemarahan pada ketidak adilan… lalu syaithon perlahan merasuki pada jiwaku
yang lemah untuk membangkitkan semangat menghentikan pembaantaian….pemusnahan
pada apa yang tidak pantas untuk diberlakukan
Dan juga pada mereka yang tidak mengerti dan ketidak berdayaannya
melihat kenistaan di negerinya
Sungguh aku tidak ingin menghentikan angkara dengan kebencian,
sebab allah ta’ala maha pengampun maha penyanyang
Akupun tidak ingin membalas keburukan dengan keburukan, karena
agamaku tidak ada mengajarkan seperti itu, dan karena rasulku pun memberi maaf
pada siapapun yang menyakiti dirinya
Namun dibalik itu saudaraku….kita tidak mungkin berdiam, sebab
pembalasan setimpal pun boleh kita lakukan pada setiap mereka yang melakukan
kedzhaliman. Sungguh orang bijak adalah mereka yang tidak hanya mengerti
“mengap harus bertindak, namun mereka jua memahami akan akibat sebuah
tindakan”.
Hari ini aku mengajak jiwaku… untuk belajar menangisi dan belajar
merasakan bahwa betapa pedihnya penderitaan saudara-saudaraku.
Luka mereka adalah luka-ku…luka-mu….luka…kita semua
Penderitaan mereka adalah pemderitaan-ku
…..penderitaan-mu…..penderitaan kita semua. Karena kita hanyalah sebatang tubuh
yang terbungkus dan terikat tali iman dan persaudaraan islam. Sungguh tidaklah
sempurna iman ini bila belum bisa mengasihi dan menjadikan saudara-saudaraku di
Palestina sebagai cerminan diri.
Saudaraku…. Hari kemerdekaan telah berlalu….hari-hari melempar
jumrah pun menyusul pergi perlahan-lahan dan diiringi berlalunya hari-hari
pengorbanan pada saudaraku di Palestina. Semua telah menggores dan tidak lupa
meninggalkan kenangan dan harapan untuk bangkit dari ketidakberdayaan nya.
Lama aku terdiam …dan berfikir lalu
kutemukan kata-kata bahwa hidup adalah perjuangan-perjuangan butuh
pengorbanan-pengorbanan butuh cinta-dan cinta butuh keikhlasan.
Saudaraku ….. tahukah engkau…..bahwa dinegeri lain berapa banyak
anak-anak kita yang masih tetap menjadi korban kebiadaban oleh tentara Israel
itu
Cobalah sejenak kita
bertafakkur, lihatlah dengan mata hatimu akan penderitaan
saudara-saudara kita yang jauh dari kita
Hari ini entah berapa diantara mereka yang gugur menjadi korban
kebengiisan….
Entah berapa diantara mereka yang telah menjadi korban pemusnahan…
Lihatlah….berapa bayi yang terlukai tanpa dosa…
Berapa wanita yang telah kehilangan derajat martabatnya…
Lihatlah …berapa banyak anak yang telah menajdi yatim piatu langkah
mereka terhenti untuk mendapatkan kebahagiaan masa depannya…
Pandangan mereka terhenti untuk sebuah kebahgiaan nya…
Harapan mereka untuk perdamaian telah terhalang dendam
Lihaylah si yatim piatu itu yang tidak hanya kehilangan ayah
bundanya, tidak hanya kehilangan sanak saudaranya, ia pun telah kehilangan dua
kaki dan tangannya
Disudut lain sahabatnya kehilanngan sebelah bola matanya, belum
lagi yang lain yang terluka dan terburai ususnya serta darah kesucian mereka membasahi
bumi.
Ridakkah engkau tersenth hatimu …melihat saudara-saudara kita yang
bercermin pada darah penderitaan diatas nisan ketidak berdayaan
Mereka sedang duduk diatas puing-puing kehancuran dan pemusnahan kebiadaban…. Dengan pandangan
hampa mereka sehampa masa depannya, dan dengan deraian air mata dan tangisan
mereka tanpa suara, mereka bedoa dalm rintihan kesedihannya semoga muncul
seberkas harapan dalam kelamnya pemusnahan dan
pembantaian.
Wallahu A’lam Bisshawab
1 Komentar
😍💚
BalasHapus