Berjuang di Atas Roda Kemiskinan| Palma Riana

Keterpurukan dalam gelombang kemiskinan sudah kenyang ia rasakan, terutama sejak beberapa bulan terakhir ini ia menjadi mahasiswi dan tinggal dirumah kos-kosan, sebut saja tempatnya di Tembilahan Indragiri Hilir. Semua ganjalan yang ia rasakan itu justru mampu mengobarkan rasa semangat nasionalismenya untuk terus berjuang dengan sebuah cita-cita dan harapan dimasa depannya. Berkat ditempa dalam kesusahan itu ia berusaha bangkit menjadi mahasiswi yang selalau eksis terdepan dengan mencoba menulis artikel dan beberapa pengalaman yang telah ia lalui sejak 3 bulan terakhir ini menjadi mahasiswi di Universitas Islam Indragiri (Unisi).

Tuhan yang maha  kuasa pun akan bosan memberikan kemiskinan dan kesusahan kepadanya, yang sejak lahir memang dalam keadaan miskin. Keterbelakangan pendidikan membuat orang tuanya hanya bekerja sebagai seorang pekebun/petani sehingga orang tuanya pun tidak mampu untuk memberikan pendidikan tinggi bagi anaknya.
Kalau kawan-kawannya bisa berbicara dan merasakan pahit manisnya kehidupan yang mereka alami, maka ia justru sebaliknya yang jarang sekali merasakan akan manisnya kehidupan. Kondisi itu ia alami sejak SMK  dan bahkan larut sampai seketika ia menjadi mahasiswi, disinilah ia meraskan perjuangan diatas roda kemiskinan yang tidak  luput dari pertumpahan air mata setiap harinya.
Bertarung hidup menjadi anak kost diperantauan, dengan mencoba mencari lowongan pekerjaan yang bisa menerimanya untuk bekerja sambil kuliah, namun apalah daya yang sampai hari ini belum juga mendapatkan pekerjaan yang bisa membantu meringankan beban biaya pendidikannya.

Batin berkecamuk, seakan-akan ada yang memaksanya untuk pulang dan berkata “berhentilah kuliah”, sedangkan jikalau ia pulang maka akan malu kepada orang tua terutama keluarga terdekat. Yang hanya ada dipikirannya “ ia harus menjadi orang sukses ia akan terus melanjutkan perjuaangan itu walau diiringi dengan pertumpahan air mata “.

Lagi–lagi cobaan begitu terus datang menghamipirinya, anehnya setiap cobaan itu hadir butiran-butiran ide pun selalu hadir melintas dibenaknya, dalam tidur pun ia masih bisa memimpikan sesuatu hal yang bisa ia lakukan. Tidak ada yang melarang untuk bermimpi, justru paling tidak ia bermimpi untuk mampu mengubah segala nasibnya sebagai anak desa yang berjuang diatas roda kemiskinan seta  mampu keluar dari zona kemiskinan dan keterbatasan pendidkan. Dua hal itulah yang tertanam subur dihatinya sebagai penyemangat dirinya dalam langkah melanjutkan perguruan tinggi di Universitas Islam Indragiri ini.

Apapun dan bagaimanapun kehidupannya disini, ia akan berusaha untuk terus berjuang dan bertahan dalam keterpurukan lembah kemiskinan. Baginya orang miskin tidak ada halangan untuk menjadi orang  sukses, selagi tekad dan niat terpancang didalam hati dan dengan ikhtiar yang  terus ia lakukan, maka perlahan kesuksesan itupun nantinnya akan ia rasakan.
Tidak ada yang tidak mungkin jika allah yang berkehendak, karena percayalah ia berjuang diatas roda kemiskinan ini, tapi ia tidak luput menyertakan allah dalam perjuangannya, selain berjuang dengan pertumpahan air mata ternyata ia berjuang bersama allah, karenanya ia selalu berbicara menyampaikan keluh kesah  dengan tuhannya  di sepertiga malamnya.

Wallahu A’lam Bisshawab

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Masyaallah..
    Semoga beliau dapat merasakan dan membawa orangtua kepada kesuksesan

    BalasHapus