Kebebasan
beragama menjadi salah satu kajian yang akhir-akhir ini buming dibicaraka di
media sosial. Maka dari itu saya tertarik untuk menulis tema ini untuk di
terbitkan, yaitu kebebasan beragama menurut islam. Dalam pandangan hidup
islam, anugrah yang diturunkan Allah kepada manusia adalah kebebasan untuk
memilih sendiri agamanya yang mana berdasarkan dari keyakinannya sendiri. Hal
inilah yang membuat manusia berbeda
dengan makhluk Allah yang lain. Jalan hidup utama yang diberikan kepada manusia adalah kebebasan
untuk mengikuti petunjuk yang di turunkan melalui Nabi Muhammad SAW, yaitu
agama islam, yaitu jalan yang paling benar, ataupun memeluk dengan keyakinan
agama lain, semuanya diserahkan secara penuh kepada manusia.
Islam adalah ajaran yang bersifat universal,
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dan ditujukan untuk seluruh umat di
belahan bumi manapun mereka berada. Rangkaian ajarannya meliputi aspek
keimanan, hukum, etika dan sikap hidup dengan menampilkan kepedulian besar
terhadap kemanusiaan. AlQuran berulang kali menyebutkan
bahwa Allah SWT mengangkat derajat manusia dari makhluk lainnya dan berulang
kali pula akan menurunkan derajatnya sampai lebih hina dari binatang apabila
tidak mampu menggunakan anugerah akal dan kelengkapan anggota jasmani yang
diberikan kepadanya. Di satu sisi derajatnya diangkat melebihi dari Malaikat,
tetapi di sisi lain ia juga bisa menjadi lebih rendah dari hewan. Semua
tergantung pada kemampuan memfungsikan akal sebagaimana yang dikehendaki Allah
SWT. Allah memuliakan manusia dari makhluk lainnya di muka bumi, memberi rezeki
dari sesuatu yang baik-baik kepada mereka dan diberikan-Nya kelengkapan jasmani
yang lebih sempurna dari setiap ciptaan-Nya di muka bumi. Agar derajat yang mulia
itu dapat diraih oleh manusia, maka Islam mengemukakan lima jaminan dasar yang
diberikan kepadanya, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.
Salah satu dari
jaminan dasar itu ialah kebebasan beragama atau yang sering diungkapkan
dengan kemaslahatan agama. Syariat Islam menjamin terpeliharanya kelima hak
pokok yang diberikan Allah SWT kepada manusia bagi terciptanya kemaslahatan
kehidupan, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Jaminan ini
melandasi hubungan antar warga masyarakat atas dasar sikap saling menghormati
yang akan menimbulkan sikap tenggang dan saling mengerti antara satu dengan
yang lain. Terlepas dari sejarah yang mencatat penindasan, kepicikan pandangan
dan kezaliman yang pernah terjadi terhadap kelompok minoritas agama, sejarah
umat manusia membuktikan bahwa toleransi adalah bagian inheren bagi kehidupan
manusia itu sendiri. Toleransi merupakan hal yang tetap dibutuhkan demi
berjalannya transformasi sosial sepanjang sejarah umat manusia. Bahkan sejarah
membuktikan bahwa agama merupakan dobrakan moral atas kungkungan yang ketat
dari pandangan yang dominan yang berwatak menindas.
Tidaklah mungkin
seseorang dapat mengaku menghormati kekuasaan Allah SWT apabila dalam kenyataan
ia tetap merendahkan martabat manusia dalam berbagai bentuknya. Dalam kaitan
ini, Islam dengan ajaran tauhidnya, memberikan penghargaan terhadap perbedaan
keyakinan. Islam mentolerir perbedaan keimanan dan keyakinan, tanpa harus
memaksakan keyakinan dan keimanan terhadap orang lain. Dengan kata lain, Islam
melalui ajarannya memiliki pendangan universal yang berlaku untuk seluruh umat
manusia.
Atas dasar penjelasan
di atas, dalam tulisan ini, dikemukakan wawasan Alquran tentang kebebasan
beragama dan implikasinya bagi tata interaksi sosial yang pembahasannya
dibagi dalam beberapa sub bahasan Pembahasan terhadap berbagai masalah di atas
bertitik tolak dari beberapa ayat Al-Qur`an, antara lain:
Pertama: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam),
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat.
Karena itu siapa yang ingkar kepada Thâgūt dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. 2 :256).
Kedua: Maka berikanlah peringatan, karena sesungguhnya kamu adalah orang yang
memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka). (Q.S.
88:21-22).
Ketiga: Dan jikalau Tuhan-mu menghendaki tentulah semua orang yang ada
di muka bumi beriman seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa
manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya. (Q.S 10:99).
Keempat: Katakanlah: Hai Ahli Kitâb marilah (berpegang) pada suatu kalimat
(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan
kamu, bahwa kita tidak sembah kecuali Allah dan tidak
kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak
(pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang
lain sebagai tuhan selain dari pada Allah,
jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada
mereka, saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang
yang menyerahkan diri (kepada Allah). (Q.S. 3:64).
Kelima: Katakanlah: Siapakah yang memberikan
rezeki kepada kamu dari langit dan dari bumi. Katakanlah: Allah,
dan sesungguhnya kami atau kamu
(orang-orang musyrik) pasti berada dalam kebenaran atau dalam
kesesatan yang nyata. (Q.S. 34:24).
Keenam: Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil.(Q.S. 60:8).
Ketuju:Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab melainkan
dengan cara yang paling baik, kecuali dengan
orang-orang zalim diantara mereka dan katakanlah: Kami
beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan
kepada kami dan yang diturunkan kepadamu. Tuhan kami
dan Tuhan-mu adalah satu dan kami hanya kepadanya
diri. (Q.S. 29:46).
WALLAHU
A’LAM
0 Komentar