Man Yazra' Yahshud|Sefti Nur Jannah

Oleh : Wayfarer W

Yang sering kita dengar dikalangan umun ialah maqalah Man jadda waja dan sekarang kami akan memberikan maqalah baru yang tidak kalah indah maknanya dari man jadda wajada itu yakni Man yazra’ yahsud. Apa artinya? Apa maknanya? Dan pelajaran apa yang dapat kita ambil dari maqalah itu? Mari kita simak kisah dibawah ini 

Sayyidah Fathimah, istri Sayyidina Ali didatangi seorang peminta sedekah. Ketika itu Sayyidina Ali mempunyai 50 dirham. Setelah menerima uang, pengemis itupun pulang. Di tengah jalan, sayyidina Ali bertanya berapa banyak yang diberi oleh sayyidah Fathimah. Apabila diberitahu 25 dirham, Sayyidina Ali menyuruh pengemis itu pergi sekali lagi kerumahnya. Pengemis itupun pergi kerumahnya dan Sayyidah fathimah memberikan lagi 25 dirham kepada pengemis itu.
Selang beberapa hari, datang seseorang hamba Allah berjumpa Sayyidina Ali dengan membawa seekor unta. Orang itu mengadu dalam kesusahan dan ingin menjualkan untanya. Sayyidina Ali tanpa berlengah mengatakan kesanggupan untuk membelinya, meskipun ketika itu ia tidak mempunyai uang. Dia berjanji akan membayar harga unta itu dalam beberapa hari.
Dalam perjalanan pulang, Sayyidina Ali berjumpa dengan seorang lelaki yang ingin membeli unta itu dengan harga yang lebih tinggi dari pada harga asal, sayyidina Ali pun menjualkan unta itu kepada orang itu. Setelah mendapat uang, Sayyidina Ali pun menjelaskan hutangnya pada penjual unta.
Beberapa hari kemudian, Rasulullah saw berjumpa Sayyidina Ali lalu bertanya: ”Ya Ali tahukah kamu siapa yang menjual dan membeli unta itu?” Sayyidina Ali mengatakan tidak tahu, Nabi menerangkan yang menjual itu ialah Jibril dan yang membeli adalah Mikail. Secara tidak langsung Nabi mengkhabarkan kepada Sayyidina Ali bahwa berkat ketulusan dan niat baik sayyidina Ali itu mengantarkan ia kepada keistimewaan yaitu berjumpa dan berbicara secara langsung kepada dua malaikat Allah SWT yang tidak sembarang orang mampu untuk bertemunya.
Dari kisah diatas kita dapat memperoleh makna bahwa hasil yang berharga didapatkan dari  perilaku yang baik dan  yang telah dibiasakan. Sebagaimana kita menanam, jika ingin memperoleh panenan yang berkwalitas kita harus mejaganya dan memeliharanya hingga hasil yang baik akan datang dengan spontanitasnya. Jadi arti dari Man yazra’ yahsud ialah barang siapa yang menanam maka ia akan menuai.
Sering kali kita menjumpai hal pada diri seseorang seolah tampak luar biasa tanpa kita mengetahui apa saja yang telah mereka upayakan, apa yang telah mereka lewati dan apa yang telah mereka korbankan. Sesuatu itu tidaklah akan ada jika kita tidak memulai dengan hal yang baik pada awalnya.

Jadi...
Jika kita menanam kejujuran, kita akan menuai kepercayaan.
Jika kita menanam kerendah hatian, kita akan menuai kemuliaan.
Jika kita menanam kerja keras, kita akan menuai kesuksesan.

Tapi..
Jika kita menanam kesombongan , kita akan menuai kehancuran.
Jika kita menanam iri hati, kita akan menuai kesulitan.
Jika kita menanam kemalasan, kita akan menuai penyesalan.

Posting Komentar

0 Komentar