Peranan dan Pelembagaan Kepemimpinan
Yusraini Prodi Manajemen Pendidikan Islam Semerter VII
Di dalam buku
Muhammad Ryaas Rasyid dengan judul Makna Pemerintahan Tinjauan dari Segi Etika
dan Kepemimpinan pada halaman 105 dinyatakann bahwa secara umum, ada tiga
fungsi pokok kepemimpinan yang layak diamati dan didiskusikan:

Kedua, fungsi penetapan tujuan dan
perumusan kebijakan. Jadi, menyusul tahap identifikasi dan analisa, dan setelah
memasyarakatkan hasil-hasilnya, maka fungsi berikut yang harus diemban adalah
penetapan tujuan dan perumusan kebijakan. Muatan nilai dari tujuan dan
cita-cita itu setidaknya mudah dicerna serta disepakati, dan karena itu akan
segera menarik para pengikut untuk berlomba mendukungnya. Dengan tujuan itu
diharapkan agar para pengikut bersatu, mengorganisir diri mereka secara suka
rela, sehingga setiap tindakan yang diambil akan efektif. Selanjutnya, pemimpin
dituntut pula untuk mampu mengartikulasikan pandangan-pandangan dan aspirasi
para pengikutnya. Dengan kata lain, dalam upaya mewujudkan tujuan bersama,
seorang pemimpin harus berperan sebagai representative dari para
pengikut. Peranan ini merupakan sesuatu yang secara hakiki dan secara universal
diyakini sebagai tanggung jawab pemimpin untuk membawakannya. Karena sekalipun
benar bahwa tidak akan pernah ada orang yang mampu menjadi representasi dari
orang lain secara komplit, juga sama benarnya bahwa untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu, seorang pemimpin yang cakap akan dapat lebih mampu dan
efektif mengartikulasikan pandangan dan kepentingan pengikutnya daripada,
seandainya, pandangan dan kepentingan itu diartikulasikan sendiri oleh
masing-masing pengikut.
Ketiga, fungsi membangun dan menggerakkan
semangat. Ini berkenaan dengan upaya membangin kemauan yang keras diantara para
pengikut untuk bertindak, melaksanakan setiap segi dari kebijakan yang termasuk
dalam tanggung jawab mereka masing-masing, sehingga pencapaian tujuan dapat
dimaksimalkan. Hanya kemauan keras setiap pribadi dalam kelompok atau
organisasi yang akan menjamin suksesnya implementasi sesuatu kebijakan.
Pemimpin, betapun pintar dan berbakatnya, tidak akan mampu melaksanakan sesuatu
kebijakan secara efektif tanpa dukungan yang sepadan dari pengikutnya. Oleh
karena itu, efektivitas seorang pemimpin akan lebih terjamin jika ia mampu
secara seimbang membina hubungan rasional dan emosional dengan para
pengikutnya, memahami dan menyerap nilai-nilai yang mereka anut, serta
mengembangkan gairah kerja dan keyakinan dirinya sendiri sebagai motor
penggerak organisasi. Jadi, pada tahapan action, faktor pengaruh sebagai
hal yang inti dalam konteks kepemimpinan tidak lagi hrus dilihat dalam gerakan
satu jalur. Pengaruh pada pengikutnya terhadap para pemimpin pun merupakan
faktor yang signifikan. Pemimpin pada dasarnya adalah subyek dan sekaligus obyek
dalam proses interkasi pengaruh.
Oleh karena
itu, sebagai pemimpin ataupun calon pemimpin yang baik hendaklah memahami
dengan baik fungsi di atas dan mengimplementasikannya pada organisasi yang
sedang dipimpinnya. Semoga kita sebagai pemimpin dan calon pemimpin mampu
membimbing anggota organisasi ke jalan yang lebih baik dengan prinsip dan
fungsi di atas.
0 Komentar