Hidup penuh dengan cobaan, penuh dengan hawa nafsu dan keserakahan, karena itu manusia pasti mengalami kesalahan. Manusia pasti mempunyai dosa, baik terhadap Allah maupun terhadap sesama, baik dosa kecil maupun dosa besar. Sebab manusia mempunyai hawa nafsu yang cenderung mempengaruhi hati dan berbuat buruk, manusia juga mempunyai sifat-sifat lalai sehingga cenderung untuk berbuat khilaf.
Dalam agama, dampak dari dosa akan menimbulkan siksa sedangkan dampak kebaikan akan mendatangkan pahala dan karena ada dua sisi yang bertolak belakang itulah maka manusia membutuhkan agama sebab agama akan mengatur atau bagaikan rambu-rambu yang harus dipatuhi. Jika manusia melanggar dari rambu-rambu tersebut berarti ia telah melakukan dosa dan yang ia dapatkan dari dosa tersebut ialah siksa, bukan hanya di akhirat yang ia rasakan tapi di dunia pun ia akan merasakan siksa itu. Seperti dengan seringnya timbul rasa bersalah dalam hati sehingga menimbulkan keresahan dan ketidaksenangan.
Selama rasa bersalah itu tidak dibersihkan maka rasa cemas akan terus muncul, adapun cara untuk membersihkan kesalahan atau dosa ialah dengan cara mencari pengampunan yakni dengan cara bertaubat. Sesungguhnya tidak ada alasan terlambat untuk bertaubat. Hanya karena seseorang suka menunda-nunda yang akhirnya kesempatan semakin sempit. Akan tetapi bagi yang benar-benar menyadari kesempatan yang diberikan Allah, maka tentu ia akan memanfaatkan sebaik-baiknya, ia tidak akan menunda taubat.
Dalam kitab Zubdatun Wa'idhin dijumpai keterangan bahwa suatu ketika Jibril mendatangi Nabi Saw dan menyampaikan firman Allah, "Barangsiapa bertaubat kira-kira setahun sebelum meninggal dunia(dari umat Muhammad), maka diterimalah taubatnya itu."
"Wahai Jibril, setahun bagi umatku itu tidaklah sebentar. Dalam waktu yang lama itu mungkin mereka lalai dan panjang angan-angan (berkhayal). Apa mungkin mereka terpelihara dari dosa?" Tanya Nabi Saw
Malaikat Jibril meninggalkan Nabi Muhammad sebentar, kemudian ia kembali lagi. "Ya Muhammad Tuhan telah berfirman kepadamu: barang siapa yang kira-kira sebulan sebelum kematian ia mau bertaubat, maka taubatnya itu akan diterima." Kata Jibril
"Wahai Jibril, waktu sebulan itu bagi umatku juga terlalu lama." Kata Nabi
Jibril pergi lagi dan tidak lama kemudian kembali. "Ya Muhammad, Tuhan berfirman kepada mu: barang siapa bertaubat kira-kira sehari sebelum kematiannya, maka taubatnya akan diterima." Kata Jibril
"Wahai Jibril, sehari bagi umatku masih cukup lama." Jawab Nabi Muhammad
Jibril pergi lagi dan segera kembali menemui Nabi. "Tuhan telah berfirman kepada mu: barang siapa bertaubat kita-kita dari jam sebelum ia meninggal, maka taubatnya akan diterima."
"Satu jam masih terlalu lama bagi umatku." Jawb Nabi
Jibril pergi lagi dan tidak lama kemudian kembali.
"Wahai Muhammad, Allah menyampaikan salam kepadamu, lalu berfirman: barang siapa sepanjang hidupnya bergelut dengan kemaksiatan, dan belum kembali kepadaku sebelum meninggal dunia, kira-kira setahun atau sebulan, sehari atau satu jam, Sempati ruhnya di tenggorokan, ia tidak dapat berkata atau mengajukan alasan tetapi menyesal dalam hatinya, maka Ku ampuni dia."
Itulah rahmat Allah itulah kebijaksanaan-Nya, jika bersungguh-sungguh ingin bertaubat maka Allah akan mengampuninya
0 Komentar