Kenapa Harus Bersosial? (QS. Az-Zukhruf. 32)

KENAPA HARUS BERSOSIAL? (QS. Az-Zukhruf: 32)

Kenapa manusia saling membutuhkan? Bukankah masing-masing manusia diberi potensi untuk mencukupi kebutuhannya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut perhatikan ayat berikut ini!
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.(QS. Az-Zukhruf: 32)
A. Tafsir Mufradat
قَسَمْنَا terambil dari kata قَسَم yang berarti “membagi”. Penambahan huruf نَا pada kata ini memnunjukkan “kebesaran Allah”. Karena secara bahasa huruf نَا menunjukkan makna jamak, sementara Allah itu Esa.
رَفَعْنَا terambil dari kata رَفَعْ yang beerarti “mengangkat” atau “meninggikan”. Seperti padan kata قَسَمْنَا , penambahan huruf نَا pada ini menunjukkan kebesaran Allah sebagai yang maha Kuasa.
دَرَجَاتٍ merupakan bentuk jamak dari kata دَرَجَة yang berarti “derajat” (tingkat, martabat, pangkat atau kedudukan).
B. Asbab al-Nuzul
Setelah Allah berulang kali memberikan bukti-bukti kongkrit tentang kerasulan Muhammad SAW. Mereka berkata: Sekiranya Allah mengutus manusia membawa risalah ada yang lebih berhak menjadi utusan dan bukan Muhammad, sebagaimana yang telah dilukiskan dalam al-Quran (QS.43:31). Yaitu Walid bin al-Mugirah dari Mekkah dan Masud bin Amr al-Tsaqafi dari kota thaif yang menurut mereka lebih mulia dari Muahammad. Sebagai bantahan atas anggaapan mereka tersebut, maka Allah SWT. Menurunkan ayat ini.
C. Penjelasan
Manusia diciptakan tidak sama. Sehingga dengan demikian semua saling membutuhkan dan cenderung berhubungan dengan yang lain. Ayat ini berarti menunjukkan bahwa bermasyarakat adalah sesuatu yang lahir dari naluri alamiah masing-masing manusia.
Jika dilihatdari sisi konteks ayat, menurut Departement Agama (1992: 113-114, Jilid IX) ayat diatas menunjukkan penolakkan terhadap keinginan orang-orang Musyrik yang tidak mau menerima penunjukan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Seakan-akan merekalah yang paling berhak dan berwenang membagi-bagi dan menentukan siapa-siapa yang pantas menerima rahmat Tuhan. Allah menyatakan: “Sekali-kali tidaklah demikian halnya, Kamilah yang berhak dan berwenang mengatur dan menentukan penghidupan hamba dalam kehidupan di dunia. Kamilah yang melebihkan sebagian hamba atas sebagian yang lain, ada yang kaya ada yang miskin,ada yang pintar ada yang bodoh, ada yang maju ada yang juga yang terbelakang. Karena apabila kami menyamakan hamba di dalam hal-hal tersebut tadi, maka akan terjadilah persaingan antar ke mereka yang satu tidak akan membantu yang lain, dan tidak akan terjadi yang satu dapt menundukkan yang lain. Semuanya itu akan membawa kepada kehancuran dunia. Kalau mereka itu tidak mampu berbuat seperti tersebut diatas mengenai keduniaan, mengapa mereka berani menentang Allah mengenai kebijaksanaan-Nya didalam menentukan siapa yang pantas diserahi tugas kerasulan itu.

Sumber: Nasution, Sahkholid. Tafsir Ayat-Ayat Tauhid Dan Sosial. Medan: La- Tansa Press. 2011

Posting Komentar

0 Komentar