![]() |
pict by : https://rumahsedekah.com/ |
Seperti agama-agama pada
umumnya yang memiliki kepercayaan serta keyakinan terhadap Tuhan. Begitu pula
dengan Islam, yang berisi sistem keyakinan sebagai dasar seluruh aktivitas bagi
pemeluk nya yang di sebut Aqidah.
Secara Etimologis (Menurut ilmu bahasa
yang menyelidiki asal usul kata serta perubahan-perubahan dalam bentuk dan
makna) Aqidah diartikan sebagai ikatan, sangkutan.¹
Menurut KBBI, akidah/ aki-dah berarti
kepercayaan dasar atau keyakinan pokok.²
Secara
Terminologis terdapat beberapa defenisi aqidah, antara lain :
A. Menurut
Abu Bakar Jabir al- Jazairy
Aqidah
adalah sejumlah kebenaran yang
dapat diterima secara
umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (kebenaran) itu
dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan kebenarannya
secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran
itu.³
B. Menurut
Hasan Al- banna
Aqaid (bentuk
plural dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya
oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, sehingga menjadi keyakinan yang tidak
bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
C. Menurut Imam Ghazali
Jika
dalam diri seseorang telah tumbuh Aqidah pada hatinya, maka mereka akan
menganggap Allah Subhanahu Wata’ala sajalah yang memiliki kuasa atas segala
sesuatu. Sementara segala sesuatu dalah makhluk.
D. Menurut
Abdullah Azzam
Aqidah
adalah menyakini dengan sepenuh hati bahwasannya “beriman” berarti tidak
mengingkari adanya enam rukun iman, Diantaranya iman kepada : Allah, Malaikat,
Kitab, Rasul, Hari Kiamat serta Qada’ dan Qadar.
Jadi Aqidah berisikan kepercayaan /
keyakinan secara kokoh di hati seseorang yang berkaitan dengan keimanan seseorang
terhadap Tuhan, yang bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Keyakinan
tidak boleh bercampur sedikit pun dengan keraguan, jika seseorang memiliki
keraguan terhadap aqidah berarti keimanan dari seseorang tersebut dapat di
ragukan/ telah runtuh. Aqidah juga harus mendatangkan ketenangan jiwa. Artinya,
bahwa jika suatu keyakinan yang belum
dapat menenagkan/ menentramkan jiwa berarti belum di sebut aqidah.
Maka dari itu aqidah sangat penting dan
tidak akan terlepas dari islam. Karena itulah aqidah selalu dikaitkan dengan rukun iman yaitu:
1. Percaya
Kepada Allah
2. Percaya
Kepada Malaikat
3. Percaya
Kepada Kitab-kitab
4. Percaya
Kepada Rasul
5. Percaya
Kepada Nasib baik dan buruk
6. Percaya
Kepada Hari Kiamat.
Dapat di lihat dalam
surat An-nisaa (4:136) Allah berfirman :
“
Wahai orang-orang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan
kepada kitab yang diturunkan kepada RasulNya serta kitab yang ALLAH turunkan sebelumnya. Barang siapa
ingkar kepada Allah, malaikat-malaikatNya,
kitab-kitabNya,
rasul-rasulNya dan Hari Kemudian, maka Sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya”.
Maksud
ayat di atas adalah sebagai orang-orang yang beriman kita hendaklah selalu menyakini,
mempercayai adanya kitab-kitab terdahulu yang telah Allah turunkan kepada Rasulnya.
Dan apabila kita ingkar (Tidak Meyakini) hal tersebut bahwasanya kita adalah
orang yang telah tersesat sangat jauh.
Adapun
ilmu yang membahas tentang aqidah adalah ilmu Ajaran Islam (Kalam)
Yaitu ilmu yang
menjelaskan tentang keesaan Allah
(Tauhid) atau Ussuludin karena membahas dan memperjelas asas agama islam.
Aqidah islam
yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis yang berisi sunnah Nabi Muhammad
dapat dirinci lebih lanjut oleh orang yang memenuhi syarat agar dapat di
jadikan pedoman oleh umat islam. Seperti para ulama yang berusaha mendalami,
memahami, menafsirkan dan membahas aqidah islam dengan hukum kalam. Hasil dari
pendalaman, pemahaman, penafsiran serta perincian mereka memiliki pandangan
ataupun pendapat yang berbeda-beda yang menimbulkan aliran-aliran atau
mazhab-mazhab tertentu di kalangan umat islam didunia.
0 Komentar