PRODUKSI





PRODUKSI

Produksi dalam bahasa arab adalah al-Intaaj dari kata nataja tetapi dalam istilah fiqih lebih dikenal dengan kata tashil yaitu mengandung arti penghasilan atau menghasilkan sesuatu. Begitu pun Ibnu Khaldun menggunakan kata tashil untuk produksi ketika ia membahas pembagian spesialiasai tenaga kerja. Produksi tidak saja berarti menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada menjadi ada, tetapi menjadikan sesuatu dari unsur-unsur lama yaitu alam menjadi bermanfaat.
Negara muslim di Negara ini yang tidak luput dari kecaman itu. Adalah menjadi tugas setiap Negara islam untuk mengambil segala langkah yang masuk akal dalam mengurangi perbedaan pendapat akibat terpusatnya kekuasaan berproduksi dalam beberapa tangan saja. Hal ini diusahakan :

Factor-faktor produksi
Tanah, Islam telah mengakui tanah sebagai factor produksi tetapi tidak setepat dalam arti sama yang digunakan di zaman modern. Dalam tulisan klasik, tanah yang dianggap sebagai suatu factor produksi penting mencakup semua sumber daya alam yang digunakan dalam proses produksi, umpamanya permukaan bumi, kesuburan tanah, sifat-sifat sumber-sumber daya udara, air, mineral dan seterusnya. Tidak ada bukti bahwa islam tidak menyetujui definisi ilmu ekonomi modern islam mengakui tanah sebagai factor produksi. Manfaat yang hanya memaksimalkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, kesejahteraan yang memperhatikan prinsip dasar etika ekonomi. 

Prinsip produksi
Berproduksi dalam lingkaran Halal, dalam system ekonomi islam tidak semua barang dapat diproduksi. Oleh sebab itu, di larang memproduki dan memperdagangkan komoditas yang haram. Produk yang di hasilkan harus memberikan manfaat yang baik, tidak mudharat atau membahayakan bagi konsumuen, baik dari sisi kesehatan maupun moral. Kenaikan volume produksi tidak akan dapat menjamin kesejahteraab masyarakat secara maksimum, tanpa memperhitungkan mutu dan kualitas barang yang di produksi. Mutu harus baik dan tentu saja halal.

Perilaku Produksi
           Seorang  pengusaha muslim terikat oleh beberapa aspek dalam melakukan produksi antara lain:
Berproduksi merupakan ibadah. Apapun yang Allah berikan kepada manusia sebagai sarana untuk menyadarkan atas fungsi seorang muslim sebagai khalifah. “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 29)

Etika Produksi dalam Islam
Nilai dan akhlak dalam ekonomi dan mu’amalah Islam, maka akan tampak secara jelas di hadapan kita empat nilai utama, yaitu: Rabbaniyah (Ketuhanan), Akhlak, Kemanusiaan dan Pertengahan. Nilai-nilai ini menggambarkan kekhasan (keunikan) yang utama bagi ekonomi Islam, bahkan dalam kenyataannya merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh yang tampak jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan ajaran Islam. Makna dan nilai-nilai pokok yang empat ini memiliki cabang, buah, dan dampak bagi seluruh segi ekonomi dan muamalah Islamiah di bidang harta berupa produksi, konsumsi, sirkulasi, dan distribusi.

Posting Komentar

0 Komentar