![]() |
pict by : https://majalahdaarelsalam.wordpress.com/ |
Sebab-Sebab Penyimpangan dari Aqidah Shahihah dikutip dari website (gurupendidikan.co.id), yaitu:
1.
Kebodohan terhadap aqidah shahihah,
karena tidak mau mempelajari dan mengajarkannya, atau karena kurangnya
perhatian terhadapnya. Sehingga tumbuh generasi yang tidak mengenal aqidah
shahihah dan juga tidak mengetahui lawan atau kebalikannya. Akibatnya, mereka
menyakini yang haq sebagai sesuatu yang batil dan yang batil dianggap sebagai
yang haq. Sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin Khatab radliyallahu ’anhu :
” Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu manakala di dalam
Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal kejahiliyahan”.
2.
Ta’ashshub (fanatik) kepada sesuatu yang diwarisi dari
bapak dan nenek moyangnya, sekalipun hal itu batil, dan mencampakkan apa yang
menyalahinya, sekalipun hal itu benar. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al
Baqarah ayat 170, yang artinya:
”Dan
apabila dikatakan kepada mereka, ’ikutilah apa yang telah diturunkan Allah ’,
mereka menjawab, ’(tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.’ (Apakah mereka akan mengikuti juga
), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak
mendapat petunjuk?”
3.
Taqlid Buta
Dengan
mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah tanpa megetahui dalilnya dan
tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenarannya.
4.
Ghuluw (berlebihan)
Dalam
mencintai para wali dan orang-orang shalih, serta mengangkat mereka di atas
derajat yang semestinya, sehingga menyakini pada diri mereka sesuatu yang tidak
mampu dilakukan kecuali oleh Allah, baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun
meolak kemudharatan. Juga menjadikan para wali itu perantara antara Allah dan
makhlukNya, sehingga sampai pada tingkat penyembahan para wali tersebut dan
bukan menyembah Allah.
5.
Ghaflah (lalai)
Terhadap
perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat raya ini (ayat-ayat
kauniyah) dan ayat-ayat Allah yang tertuang dalam kitabNya (ayat-ayat
Qura’niyah). Di samping itu, juga terbuai dengan hasil teknologi dan
kebudayaan, sampai-sampai mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi manusia
semata, sehingga mereka mengagung-agungkan manusia dan menisbatkan seluruh
kemajuan ini kepada jerih payah dan penemuan manusia semata. Pada umumnya rumah
tangga sekarang ini kosong dari pengarahan yang benar menurut Islam.
7.
Enggannya media pendidikan dan media informasi melaksanakan tugasnya. Kurikulum pendidikan kebanyakan tidak memberikan perhatian
yang cukup terhadap pendidikan agama Islam, bahkan ada yang tidak peduli sama
sekali. Sedangkan media informasi, baik cetak maupun elektronik berubah menjadi
sarana penghancur dan perusak, atau paling tidak hanya memfokuskan pada hal-hal
yang bersifat meteri dan hiburan semata. Tidak memperhatikan hal-hal yang dapat
meluruskan moral dan menanamkan aqidah serta menangkis aliran-aliran sesat.
Cara-cara penanggulangan penyimpangan aqidah adalah dengan :
- Kembali pada Kitabullah dan
Sunnah Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam untuk mengambil aqidah
shahihah. Sebagaimana para Salafush Shalih mengambil aqidah mereka dari
keduanya. Tidak akan dapat memperbaiki akhir umat ini kecuali apa yang
telah memperbaiki umat terdahulunya. Juga dengan mengkaji aqidah golongan
yang sesat dan mengenal syubuhat-syubuhat mereka untuk kita bantah dan
kita waspadai, karena siapa yang tidak mngenal keburukan, ia dikhawatirkan
terperosok ke dalamnya.
- Memberi perhatian pada
pengajaran aqidah shahihah, aqidah salaf, di berbagai jenjang pendidikan.
Memberi jam pelajaran yang cukup serta mengadakan evaluasi yang ketat
dalam menyajikan materi ini.
- Harus ditetapkan kitab-kitab
salaf yang bersih sebagai materi pelajaran. Sedangkan kitab-kitab kelompok
penyeleweng harus dijauhkan.
- Menyebar para da’i yang
meluruskan aqidah umat Islam dengan mengajarkan aqidah salaf serta
menjawab dan menolak seluruh aqidah batil.(Kitab Tauhid 1, Dr. Shalih bin
Fauzan bin Abdullah al Fauzan)
1 Komentar
ulama salaf itu seperti siapa?
BalasHapus