Madrasah sebagai lembaga pendidikan non formal berbasis keagamaan yang pelaksanaanya dilakukan sore hari setelah jam formal. Kurikulum madrasah yan sederhana dan alokasi waktu belajar yang pendek tidak menjadi hambatan bagi madrasah untuk menghasilkan peserta didik yang berpendidikan dan intelek. Sehingga keberadaan madrasah ini mampu berkembang menjadi salah satu sekolah elite muslim yang dapat mengakomodasi kebutuhan pendidikan agama islam oleh masyarakat menengah kebawah karena biaya pendidikannya yang murah.
Selain itu juga madrsaha mampu bersaing bersaing dengan sekolah elite muslim lainya yang memiliki biaya pendidikan yang lebih mahal. Oleh sebab itu di era modernisasi sekarang ini pengelola madrasah harus mampu menghindari godaan materi dan sekuleritas kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikannya.
Sebenarnya madrasah lahir dari ketidak puasan sebagian tokoh terhadap sistem pendidikan pesantren, sehingga mereka mencoba untuk membuat lembaga pendidikan yang sedikit lain dengan pesantren, melalui organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan merek mulai mendirikan lembaga pendidikan misalnya organisasi muhammadiyah.
Membahas inovasi pendidikan non formal yang difokuskan pada konsep, urgensi teori, aspek dan hambatan serta pendukung ikhtiar inovasi pendidikan non formal dalam berbagai konteks: pendidikan holistik, pengembangan masyarakat, pembangunan berkelanjutan, dan penembangan masyarakat berbasis pengetahuan dari bebagai persepektif pemikiran dn pengalaman praktis-praktis yang selama ini berkembang di indonesia. Inovasi pendidikan non formal dengan sendirinya akan menghadapi hambatan dan tantangan struktural, kultural, finansial, individual, sosial etika bisa juga timbulnya perbedaan pendapat sampai konflik sosial atau penentangan masyarakat yang kesemuanya tertentu berpeluang pada ada tidaknya nilai positif manfaat ekonomi dan sosial dari inovasi pendidikan non formal yang dilakukan itu.
0 Komentar