RAHMI LESTARI
KEMUNDURAN
BANGSA MONGOL
UIN SULTAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Mongolia dan
Jengis Khan, siapa yang tidak mengenal dua kata ini? Keduanya tidak bisa
dipisahkan antara satu sama lain. Mongolia merupakan bangsa yang mampu
mengakhiri khilafah Abbasiyah dan memporak-porandakan Baghdad pada tahun 1258
M, juga menjadi awal masa kemunduran politik dan peradaban Islam. Hal ini tidak
lain karena Baghdad merupakan pusat kebudayaan dan pusat peradaban Islam, yang
sangat kaya dengan Khazanah ilmu pengetahuan yang ikut lenyap dibumihaguskan
oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.
Sebelum
mengkaji lebih dalam mengenai bangsa Mongol, terlebih dahulu kita mengenal dan
memahami bangsa Mongol itu sendiri. Mongol adalah masyarakat badui yang hidup
di pegunungan Mongol, yang terbentang dari Asia tengah sampai ke Siberia Utara,
Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka
bernama Alanja Khan. Kehidupan mereka bisa dibilang setengah liar atau tidak
menetap, karena sebelumnya mereka tidak mepunyai kota dan juga kebudayaan.
Sebagian
sejarawan muslim berpendapat bahwa bangsa Mongol adalah sekelompok suku bangsa
yang berasal dari keturunan Turki. Kata “tatar” sendiri di Mongolia dan Asia
tengah sesudah zaman Jengis Khan identik dengan Mongol.
Sedangkan
orang Eropa menyebut bangsa Mongol dengan sebutan Tartar, dengan sisipan huruf
“R” dikaitkan dengan kesengsaraan yang ditimbulkan akibat penjarahan bangsa
kepada bangsa-bangsa lain.
Dalam rentang
waktu yang cukup panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka
mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain,
menggembala kambing dan hidup dari hasil buruan. Kemajuan bangsa Mongol secara
besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. Ia berhasil
menyatukan kelompok-kelompok suku yang ada pada masa itu, setelah Yasugi wafat,
putranya, Timujin yang saat itu berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam
masa kepemimpinannya ia berusaha memperkuat armada tempurnya dengan menyatukan
kelompok-kelompok dari suku bangsa lain.Sehingga menjadi pasukan yang teratur
dan tangguh. Pada tahun 1206 M. ia mendapat gelar Jengis Khan, “Raja Yang
Perkasa”. Ia menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasa,
untuk mengatur rakyatnya.
Jengis Khan
adalah sosok yang mampu menyatukan suku-suku di kalangan bangsa Mongol yang
sebelumnya tersebar luas. Ia adalah sosok yang merintis sebuah imperium paling
besar di dunia. Ia lahir di Mongolia pada tahun 549 H/ 1155 M. dengan nama
kecil Temujin.
Setelah
pasukan perangnya telah terorganisasi dengan baik, Jengis Khan berusaha
memperluas wilayah kekuasaannya dengan melakukan penaklukan terhadap
daerah-daerah lain. Serangan pertamnya diarahkan kekerajaan China pada tahun
1215 M. kemudian dilanjutkan ke negeri-negeri Islam. Di setiap daerah yang
dilaluinya, dilakukan pembunuhan besar-besaran. Bangunan-bangunan indah
dihancurkan, sehingga tidak berbentuk lagi, demikian juga bangunan-bangunan
yang sangat bernilai sejarah dihancurkan, sekolah-sekolah, masjid-masjid, dan
gedung-gedung lainnya dibakar.
Pada saat
kondisi fisiknya telah mulai melemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya
denga menjadi empat bagian kepada empat orang putranya, yaitu Juchi, Chagatai,
Ogotai, dan Tuli.
Tidak hanya
sampai disini saja penyerangan bangsa Mongolia terhadap peradaban dunia, bukan
berarti setelah turunnya kekuasaan Jengis Khan bangsa Mongol berhenti. Justru
setelah kekuasaan dipangkuan oleh Hulagu Khan bangsa Mongol memulai melakukan
ekspansi kebeberapa wilayah yang belum sempat dikuasai oleh Jengis Khan. Pada
abad ke-13 pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil memasuki
wilayah Baghdad tepat pada tanggal 10 Februari 1258 M. Tidak ada satu orangpun
yang mampu lolos dari pembantaian bangsa Mongol terhadap penduduk Baghdad.
Bahkan perpustakaan Islam yang ada di Baghdad turut hangus terbakar, inilah
penyebab dari kemunduran peradaban Islam yang ada di bawah kekuasaan Khalifah
Abbasiyah.
Ada beberapa
negeri yang selamat atas serangan Mongol salah satunya ialah negeri Islam yang
selamat dari kehancuran, ialah Mesir, baik dari serangan Hulagu maupun dari
serangan Timur Lenk. Kala itu Mesir berada dibawah kekuasaan Dinasti Mamalik.
Dan dari sinilah persambungan perkembangan peradaban dimulai lagi, karena
dinasti Mamalik telah berhasil lolos dari kehancuran serangan Mongol. Meski
demikian, kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Mamalik masih dibawah prestasi dari
seberapa yang telah pernah oleh umat Islam pada masa klasik.
Mamalik
sendiri berasal dari jamak Mamluk yang berarti Budak. Dinasti Mamalik memang
didirikan oleh para budak. Mereka pada mulanya adalah orang_orang yang ditawan
oleh penguasa Dinasti Ayubiyah sebagai budak, yang kemudian dididik dan
dijadikan tentaranya.
Bangsa
Mongolia adalah awal mula dari kehancuran peradaban yang telah dibangun oleh
umat Islam, dengan berkumpulnya suku-suku yang ada di Mongol menjadi satu
dan kemudian dipimpin oleh panglima yang kejam yang akhirnya mampu menguasai
hampir seperempat dunia. Tidak sedikit orang yang tahu tentang bangsa Mongol,
baik dari kalangan sejarawan maupun bukan, pasti pernah mendengar atau membaca
tentang sejarah yang telah ditorehkan oleh bangsa Mongol atau panglima Jengis
Khan.
Dengan hanya
bertekatkan keyakinan dan keberanian mereka mampu menguasai hampir separuh
bumi. Perjalanan Jengis Khan mentorehkan cerita kelam yang sangat kejam dan
juga banyak kehancuran yang terjadi selama perluasan wilayahnya karena tidak
mempunyainya rasa belas kasihan kepada manusia.
0 Komentar