NAMA : HAIDIR
JUDUL : MASUKNYA
ISLAM DI SPANYOL
PROGRAM
PASCASARJANA (S2)
PRODI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
Sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam terlebih dahulu
menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari
Dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi pada
zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Afrika Utara dipimpin oleh seorang
gubernur, yaitu Hasan Ibn Nu’man Al-Ghassani. Pada masa khalifah Al-Walid,
Hasan Ibn Nu’man kemudian diganti oleh Musa bin Nusyair. Tampaknya, tujuan
umat Islam menguasai Afrika Utara adalah membuka jalan untuk mengadakan
ekspedisi lebih besar ke Spanyol, karena dari Afrika Utara itulah, ekspedisi ke
Spanyol lebih mudah dilakukan.
Spanyol diduduki umat Islam pada
zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani
Umayah yang berpusat di Damarkus.[2] Di zaman Al-Walid itu, Musa Ibn
Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko.
Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu pertama kali dikalahkan sampai menjadi
salah satu provinsi dari Khilafah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun,
yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun
83 H (masa Al-Walid). Setelah kawasan Afrika Utara dikuasai, umat islam
mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukan Spanyol. Dengan demikian, Afrika
Utara menjadi batu loncatan bagi kaum Muslimin dalam penaklukan wilayah
Spanyol.
Sebelum penaklukan Spanyol oleh
Islam, kondisi kawasan tersebut sungguh sangat memprihatinkan, terutama ketika
masa pemerintahan Raja Ghotic yang melaksanakan pemerintahannya dengan tangan
besi. Kondisi ini menyebabkan rakyat Spanyol menderita dan tertekan. Mereka
sangat merindukan kedatangan kekuatan Ratu Adil sebagai sebuah kekuatan yang
mampu mengeluarkan mereka dari situasi saat itu. Pada akhirnya mereka menemukan
momentum ketika kedatangan Islam di Spanyol.
Dalam proses penaklukan Spanyol
terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin
satuan-satuan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan
Musa ibn Nushair.
Tharif ibn Malik dapat disebut
sebagai perintis dan penyelidik. Pengintaian pertama dilakukan pada bulan juli
710 M oleh Tharif. Tharif ibn Malik adalah orang kepercayaan Musa ibn Nushair,
gubernur terkemuka di Afrika Utara. Tharif menyeberangi selat yang
berada di antara Maroko dan benua Eropa, kemudian mendarat di semenanjung kecil
di ujung paling selatan benua Eropa, semenanjung tersebut diberi nama jazirah
Tharif. Tharif bersama balatentara berkekuatan seratus pasukan kaveleri dan
empat ratus pasukan infanteri, mereka menaiki empat buah kapal yang
disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat
perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta
rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan
melihat adanya konflik penguasa di kerajaan Spanyol Gotik Barat, serta dorongan
yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada
tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan
Thariq ibn Ziyad.
Thariq ibn Ziyad lebih banyak di
kenal sebagai penakluk Spanyol, Karena pasukannya lebih besar dan hasilnya
lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung
oleh Musa ibn Nushair dan sebagian orang Arab yang dikirim Khalifah Al-Wahid.
Pasukan itu kemudian menyeberangi Selat dibawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad.[9] Sebuah gunung tempat pertama kali
Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, di kenal dengan nama
Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu
secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang
bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya
terus menaklukan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada, dan Todelo (ibu
kota kerajaan Goth saat itu).
Kemenangan pertama yang di capai
oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang luas lagi .
Cemburu atas keberhasilan letnannya yang tak terduga dan fenomenal, Musa ibn
Nushair bersama 10.000 tentara yang terdiri atas orang Arab dan Arab Suriah
bergerak menuju Spanyol pada bulan Juni 712 M.[11] Musa ibn Nushair merasa perlu
melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan
Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia berangkat menyeberangi selat itu
dan satu per satu kota yang dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah Musa
berhasil menaklukan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merinda serta mengalahkan
penguasa kerajaan Gothik, Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di
Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di
Spanyol, termasuk bagian Utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Pada penaklukan spanyol
(Andalusia), para penduduk sepantasnya merasa terkesan oleh toleransi yang ditawarkan
kaum muslim begitu perlawanan aktif telah berhenti. Mayoritas penduduk Spanyol
(Andalusia) memeluk Islam secara bebas, terutama mereka yanag di masa
sebelumnya telah tertindas di bawah pemerintahan elit penguasa yang terdiri
atas orang-orang khatolik Roma. Perkawinan campuran dianjurkan dan dalam waktu
yang relatif singkat, ajaran Islam yang sederhana dan lugas tersebar luas.
Gelombang perluasan wilayah
berikutnya muncul pada pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun
99H/717M. Sasaran yang ditunjuk ialah daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan
Perancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah, tetapi
usahanya gagal dan terbunuh pada tanggal 102 H. Selanjutnya, pimpinan pasukan
diserahkan kepada Abd Al-Rahman ibn Abdullah Al-Ghafiqi. Dengan pasukannya, ia
menyerang kota Bordesu, Poiter, dan kota Tours, akan tetapi penyerangan ke
Prancis gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu, masih juga terdapat
penyerangan-penyerangan seperti ke Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M,
dan pulau yang terdapat di Laut Tengah. Majorca, Corsia, Sardinia, Creta,
Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia juga jatuh ke tangan Islam di Zaman
Bani Umayah.[14] Gelombang kedua terbesar dari
penyerbuan kaum Muslim yang gerakannya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini,
telah menjangkau seluruh Spanyol dan menyebar jauh menjangkau Prancis Tengah
dan bagian-bagian penting dari Italia.
Kemenangan-kemenangan yang
dicapai umat islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari
adanya faktor eksternal dan internal yang menguntungkan.
Yang dimaksud dengan faktor
eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri.
Pada masa Spanyol ditaklukkan oleh Islam kondisi sosial, ekonomi, politik
sangat menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terbagi-bagi menjadi
beberapa negara kecil, serta penguasa Gothic yang bersikap tidak toleran
terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan
bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen.
Yang tidak bersedia disiksa dan dibunuh secara brutal. Rakyat dibagi-bagi
ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi kemelaratan, ketertindasan
dan ketiadaan persamaan hak. Dalam kondisi itu, kaum tertindas menanti
kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam.
Hal yang menguntungkan tentara
Islam lainnya adalah tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang
tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang. Selain itu, Yahudi yang selama
ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan
kaum Muslimin.
Adapun yang dimaksud dengan
faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa,
tokoh-tokoh pejuang, dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan
wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat,
tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Yang tak kalah penting
adalah ajaran Islam bersifat toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong.
Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum Muslim
itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
0 Komentar