MENGIDENTIFIKASI PERSAMAAN ILMU KALAM, FILSAFAT DAN TASAWUF / NURMALISAPUTRI

Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan perbincangan tentang persoalan persoalan kalam Tuhan. Persoalan persoalan kalam ini biasanya mengarah sampai pada perbincangan yang mendalam dengan dasar dasar argumentasi, baik rasional (aqliyah) maupun naqliyah. Argumentasi rasional yang dimaksud adalah landasan pemahaman yang cendrung menggunakan metode berfikir filosofis, sedangkan argumentasi naqliyah biasanya bertendesi pada argumentasi berupa dalil dalil Al Qur’an dan Hadis Dilihat dari segi praktisnya filsafat berarti “alam fikiran”atau “alam berfikir”. Berfilsafat artinya berfikir ,namun tidak semua berfikir berarti berfilsafat. Berfilsafat berarti berfikir secara mendalam dan bersungguh-sungguh. Tugasnya filsafat adalah hasil karya seseorang manusia yang mencari dan memikirkan dengan sedalam-dalamnya tentang sesuatu kebenaran. Atau dengan kata lain Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh –sungguh tentang hakekat kebenaran segala sesuatu. Dalam mengajukan teori tentang pengertian tasawuf, baik secara estimologi maupun secara istilah, para ahli berbeda pendapat. Secara etimologi, pengertian tasawuf terdiri dari beberapa macam pengertian diantaranya :

Tasawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan “ahlu suffah” أهل الصفة ,yang berarti sekelompok orang pada masa Rosulullah yang hidupnya diisi dengan banyak berdiam diri diserambi- serambi masjid, dan mereka mengabdikan dirinya untuk beribadah kepada Alloh.

“Shafa” صفاء .kata shafa ini berbentuk fi’il mabni majhul sehingga menjadi isim mulhaq dengan huruf ya nisbah yang berarti nama orang orang yang bersih atau suci .Maksudnya adalah orang oarang yang mensucikan diri dihadapan Tuhannya.Adapun kecendrungan kedua mengisyaratkan bahwa tasawuf memang menarik untuk dikaji secara akademis. Kecendrungan kedua ini memosisikan kajian tasawuf  hanya sebagai sebuah pengayaan keilmuan ditengah keilmuan- keilmuan lain yang berkembang didunia.Kecendrungan- kecendrungan diatas menuntut adanya pengkajian tasawuf dalam kemasan yang proposional dan fundamental. Hal ini dimaksudkan agar tasawuf yang kian banyak menarik peminat itu dapat dipahami dalam kerangka kuat,disamping itu juga untuk memagari tasawuf supaya tetap berada dijalur yang benar. Al Qur’an dan Hadis merupakan kerangka acuan pokok yang selalu dipegangi oleh umat islam.Selain dengan apa yang ada dalam Al Qur’an ternyata tasawuf juga dapat dilihat dalam karangka hadist.Rosulullah  saw bersabdah : Demi Allah aku memohon ampunan kepada Allah dalam sehari semalam tak kurang dari tujuh puluh kali (H.R Al Bukhari). Baik Al Qur’an, Al Hadist, maupun suri teladan dari para sahabat ,merupakan dari benih benih tasawuf dalam kedudukannyasebagai ilmu tentang tingkatan ( maqamat), dan keadaan (ahwal) Hubungan ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf

Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf  berfungsi sebagai pemberi wawasan spritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan yang mendalam melalui hati (dzauq dan widan) terhadap ilmu tauhid atau ilmu kalam menjadikan ilmu ini lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku. Dengan demikian, ilmu tasawuf merupakan penyempurna ilmu tauhid jika dilihat dari sudut pandang bahwa ilmu tasawuf merupakan sisi terapan rohaniah dari ilmu tauhid. Kajian-kajian mereka tentang jiwa dalam pendekatan kefilsafatan ternyata telah banyak memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesempurnaan kajian tasawuf dalam dunia Islam Pemahaman tentang jiwa dan roh itu sendiri menjadi hal yang esensial dalam tasawuf. Kajian kefilsafatan tentang jiwa dan roh kemudian banyak dikembangkan dalam tasawuf. Namun, perlu juga dicatat bahwa istilah yang lebih banyak dikembangkan dalam tasawuf adalah istilah qalb (hati). Istilah qalb ini memang lebih spesifik dikembangkan dalam tasawuf. Namun, tidak berarti bahwa istilah qalb tidak berpengaruh dengan roh dan jiwa. Ilmu kalam pun berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf. Oleh karena itu, jika timbul suatu aliran yang bertentangan dengan akidah, atau lahir suatu kepercayaan baru yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, hal itu merupakan penyimpangan atau penyelewengan. Jika bertentangan atau tidak pernah diriwayatkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, atau belum pernah diriwayatkan oleh para ulama salaf, hal itu harus ditolak.persamaan

Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan  dan  segala sesuatu yang berkaitan dengannya,  objek kajian  filsafat  adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan terhadapnya.Jadi, dilihat dari aspek objeknya ketiga ilmu itu membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.Hubungan tasawuf dengan ilmu kalam terletak pada pembahasan tentang kebenaran. Dalam tasawuf, hakikat kebenaran berupa tersingkapnya (kasyaf) Kebenaran Sejati (Allah) melalui mata hati. Tasawuf menemukan kebenaran dengan melewati beberapa jalan atau maqam. Sedangkan kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran akal-budi, yang kemudian dirujukkan kepada nash al-Qur'an dan Hadis. Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan definisinya, kekufuran dan manifestasinya, serta kemunafikan dan batasannya. Sementara pada ilmu tasawuf ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman. Sementara hubungan ilmu tasawuf dengan ilmu filsafat terletak pada soal pencarian hakikat. Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula, berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia (yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuaan karena berada di luar atau di atas jangkauanya), atau tentang Tuhan. Sementara itu, tasawuf juga dengan metodenya yang tipikai berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan spritual menuju Tuhan.Pada intinya bahwa ilmu kalam, filsafat maupun tasawuf memliki kesamaan dalam segi bojek kajiannya, yaitu tentang Tuhan dan segala yang berkaitan dengan-Nya. Namun dalam kajian objek tersebut hanya dibedakan dalam penamaannya saja. Ilmu kalam dalam objek kajiannya dikenal dengan sebutan kajian tentang Tuhan, sedangkan dalam filsafat di kenal dengan sebutan kajian tentang Wujud dan dalam ilmu tasawuf (irfan) dikenal dengan sebutan kajian tentang Al-Haq. Akan tetapi pada dasarnya ketiga ilmu tersebut mengkaji kajian tentang Tuhan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya.


Posting Komentar

0 Komentar