SAFIUL MAGHFURI
NIM. 801192036
PROGRAM
PASCASARJANA (S2)
PRODI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
CARA-CARA ISLAMISASI DI
INDONESIA
Proses Islamisasi yang
terjadi di Indonesia terjadi secara bertahap dan berlangsung selama berabad-abad. Ini
disebabkan karena mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat sulit dilakukan.
Apalagi sebelum Islam berkembang, pengaruh Hindu, Budha, dan kepercayaan lokal
telah mengakar dengan kuat.
Penyebaran agama Islam di Nusantara
dilakukan dengan cara yang damai. Islam berangsur-angsur diterima karena
memanfaatkan dakwah yang bersifat adaptif terhadap karakteristik masyarakat
lokal.
Agar lebih memahaminya, berikut
adalah proses Islamisasi Indonesia secara umum:
Islam Disebarkan Melalui
Perdagangan
Mengutip dari buku Arkeologi
Islam Nusantara karya Tjandrasasmita, pembawa agama Islam pada masa-masa
permulaan adalah golongan pedagang. Jadi mereka sebenarnya menjadikan faktor
ekonomi sebagai pendorong utama untuk berkunjung ke Indonesia.
Momen ini diperkirakan terjadi
sebelum abad ke-13 M. Sekitar abad 7-16 M, kepulauan Nusantara merupakan
kawasan perdagangan Internasional yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai
bangsa, termasuk Arab, Persia dan Gujarat.
Pendapat serupa dikemukakan oleh
Hasan Mu’arif Ambary yang membagi fase Islamisasi Indonesia menjadi tiga, yaitu
fase kehadiran para pedagang Muslim, fase terbentuknya kerajaan Islam, dan fase
pelembagaan Islam.
Islamisasi
Melalui Perkawinan
Saluran Islamisasi melalui
perkawinan terjadi antara pedagang atau saudagar Islam dengan wanita pribumi.
Melalui perkawinan inilah terlahir seorang Muslim. Alhasil, komunitas Islam
makin luas.
Mengutip dari jurnal Kajian
Proses Islamisasi di Indonesia tulisan Latifa Dalimunthe, jalur perkawinan
lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak
bangsawan atau anak raja karena mereka kemudian turut mempercepat proses
Islamisasi.
Contohnya adalah perkawinan Raja
Brawijaya dengan puteri Campa yang melahirkan Raden Patah (Raja pertama Demak).
Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan
melalui pendidikan. Ini tidak dapat dilepaskan dari peran para pengembara sufi
dan tokoh agama. Penyebaran Islam melalui pendidikan awalnya terjadi di
lingkungan keluarga, kemudian berkembang di surau, masjid, pesantren, dan akhirnya masuk di rumah para bangsawan.
Di Pulau Jawa, penyebaran Islam
melalui pendidikan dilakukan oleh Wali Songo. Mereka mendirikan pesantren untuk
mendidik santri tentang agama Islam. Diharapkan, setelah selesai menuntut ilmu
para santri dapat pulang ke kampung halaman untuk berdakwah menyebarkan Islam.
Islamisasi Melalui Tasawuf
Tasawuf merupakan ajaran
ketuhanan yang berfokus pada pembersihan diri. Para ahli tasawuf juga memiliki
ilmu menyembuhkan penyakit dan pengetahuan soal magis.
Menurut Tjandrasasmita, ahli
tasawuf hidup dalam kesederhanaan, selalu berusaha menghayati kehidupan
masyarakat, dan hidup bersama di tengah-tengah masyarakat.
Dengan tasawuf, bentuk Islam yang
diajarkan ke penduduk pribumi mempunyai kesamaan dengan kepercayaan mereka yang
sebelumnya menganut agama Hindu. Dengan demikian agama baru ini mudah
dimengerti dan diterima.
Islamisasi
Melalui Kesenian
Kesenian juga menjadi media
dakwah Islam. Para penyebar agama Islam tidak mengubah kebudayaan yang telah
ada, namun memanfaatkan kebudayaan tersebut sebagai sarana untuk menyebarkan
agama.
Sunan Bonang merupakan sosok di
balik tembang "Tombo Ati”. Selain itu, Sunan Bonang juga seorang dalang.
Beliau menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam dalam cerita.
Sunan Kalijaga menggunakan seni
ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai media dakwah. Beliau juga
merupakan tokoh pencipta baju takwa, perayaan sekatenan, layang kalimasada, dan
lakon wayang Petruk Jadi Raja.
Seni tersebut membuat banyak
orang tertarik, bahkan berhasil membuat sebagian adipati di Jawa memeluk Islam
melalui Sunan Kalijaga.
0 Komentar