Interaksi Manusia Dengan Jin

 INTERAKSI MANUSIA DENGAN JIN

Oleh : M. Rofiq Al-dista

603201010012

     Al- Qur’an menyebut jin dan manusia dengan istilah as – Saqalani, dua makhluk. Istilah jin secara etimologi, menurut ibnu manzur, berasal dari akar kata yang terbentuk dari huruf (nun,nun,jim), yang antara lain bisa diucap jann (dalam bahasa arab) jinn atau jinnah yang berarti segala sesuatu yang tertutup dari penglihatan anda. Dalam Al – Qur’an istilah al-jann disebut sebanyak 7 kali, istilah al-jinn disebut sebanyak 22 kali dan istilah al-jinnah disebut sebanyak 10 kali yang tersebar dibeberapa surah. Manusia diciptakan dari tanah seperti tembikar, sedangkan jin diciptakan dari nyala api tanpa asap. Perbedaan materi asal inilah yang menyebabkan kedua makhluk ini memiliki jati diri yang berbeda secara mendasar. Manusia terikat oleh ruang sehingga tidak bebas untuk bergerak sedangkan jin tidak terikat pada ruang sehingga dapat bergerak bebas.

     Posisi jin dengan manusia dilihat dari segi takalifusy-syar’iah, perintah dan kewajiban beragama, berada pada posisi yang sama. Keduanya adalah mahkluk yang menjadi sasaran perintah dan kewajiban agama yang dinamakan mukallaf. As- Sa’di dalam menafsirkan ayat ini menyatakan, “ Tujuan allah menciptakan jin dan manusia dan tujuan Allah mengutus para rasul adalah mengajak manusia supaya beribadah kepada Allah yang meliputi tujuan untuk Ma’rifah(mengenalnya), mahabbah (mencintainya), al-inabah, kembali kepada-Nya, al- iqbal, menghadap kepadanya lahir dan bathin dan al-irad, berpaling dari segala sesuatu selain allah.

     Allah adalah al-ma’bud, Tuhan yang diibadati, sedang jin dan manusia al-abid, hamba yang memikul kewajiban beribadah. Untuk menjalankan kewajiban beribadah dengan sempurna, diperlukan dukungan kemampuan fisik, intelektual, emosi, dan spiritual. Oleh sebab itu, bagi manusia takalifusy-syari’ah, perintah dan kewajiban agama itu, membutuhkan tenggang waktu hingga mencapai usia akil balig. Aqil secara bahasa berarti berakal sedangkan balig berarti telah mencapai batas usia tertentu dan telah dibebani tanggung jawab.

     Allah menciptakan kematian dan kehidupan, dan memberikan kehidupan kepada jin dan manusia, kemudian mengambil kembali kehidupan itu dari jin maupun manusia dengan mematikannya : tiada lain maksud dan tujuan allah : kecuali memberikan kesempatan kepada jin maupun manusia dengan mematikannya : tiada lain maksud dan tujuan allah : kecuali memberikan kesempatan kepada jin dan manusia untuk berkompetensi, siapa di antara hamba hamba Allah itu yang paling berkualitas karya atau amalnya, baik kesalehan individu yang berhubungan langsung dengan allah maupun kesalehan sosial, yakni kesalehan yang berhubungan dengan interaksi sosial manusia dengan sesamanya, bahkan dengan alam dan lingkungan hidupnya


Posting Komentar

0 Komentar