KEPEMIMPINAN ULAMA DAN UMARA

 KEPEMIMPINAN ULAMA DAN UMARA

Nama   : Khairullah

Prodi    : IAT ( Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir )

NIM     : 603201010006



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

A. Kepemimpinan Ulama dan Umara

Pada dasarnya fungsi ulama dan Umara adalah memimpin masyarakat supaya berkehidupan baik l, sejahtera dan berkemajuan. Oleh karena itu masyarakat memandang ulama maupun Umara sebagai pemimpin. Umara sebagai pemimpin formal, artinya secara resmi, para pejabat dan pemimpin pemerintahan di berbagai tingkatan ini adalah pemimpin-pemimpin yang wajib ditaati warga negara maupun penduduk suatu negeri yang tidak taat pada pemimpin pemerintahan ini dikenakan sanksi dan hukuman, berdasarkan ketetapan undang-undang yang berlaku. Sedangkan Ulama dikatakan sebagai pemimpin non formal, yaitu pemimpin yang tidak resmi bagi masyarakat byang banyak ditaati perintah dan ketentuannya. Tetapi ulama sebagai pemimpin tidak resmi bagi warga masyarakat, tidak dapat memaksakan perintahnya untuk ditaati. Yang tidak taat kepada ulama tidak dapat dihukum, melainkan hanya mendapat sanksi moral dan mungkin sanksi sosial. 

Bagaimana kualifikasi seorang pemimpin? Kualifikasi atau persyaratan untuk menjadi seorang pemimpin cukup banyak,antara lain :

1. Pendidikan yang luas, di atas rata-rata pendidikan anggota masyarakat biasa.

2. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengetahui banyak hal.

3. Kemampuan pemimpin harus berkembang secara mental.

4. Selalu ingin tahu hal-hal yang baru.

5. Memiliki kemampuan analisis

6. Memiliki daya ingat yang kuat

7. Mempunyai kapasitas integratif, kemampuan menyatu bersama masyarakat.

8. Memiliki keterampilan manajemen dan berorganisasi.

9. Mempunyai keterampilan mendidik dan memajukan masyarakat.

10. Personalitas yang wajar dan objektif dalam berfikir dan berpandangan.

11. Bersikap pragmatis, mementingkan daya guna dan manfaat, dan tidak eksentrik.

12. Mempunyai naluri dan mampu menentukan skala prioritas.

13. Memiliki sikap sederhana dan tidak berlebih-lebihan.

14. Memiliki sikap berani dalam bertindak dan mengambil keputusan.

15. Bersikap tegas setelah memiliki perhitungan yang matang.

Bagaimana petunjuk Al-Qur'an dalam hal ini? Beberapa ayat Al-Qur'an yang memberi isyarat dan petunjuk hal ini antara lain ialah Surat al-Ma'idah/5: 67 dan Surah Ali 'Imran/3:159.

1. Surah al- Ma'idah/5: 67:

يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗوَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ ۗوَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ


Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. al- Ma'idah/5: 67



2. Surah Al-Imran /3: 159.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. Al-Imran /3: 159

Ayat 67 Surah al- Ma'idah ini sebaimana ayat-ayat lain yang diturunkan sesudah Hijrah adalah kelompok ayat-ayat madanyyah, banyak menerangkan secara rinci tentang perilaku yang baik, terutama perilaku Nabi yang perlu menjadi contoh bagi setiap muslim. Ayat 67 ini menerangkan perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW supaya menyampaikan semua yang diturunkan Allah SWT kepada beliau meskipun terasa berat karena harus menghadapi besarnya tantangan. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad memang telah betul-betul dipersiapkan dengan berbagai kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam tantangan, baik kemampuan retorika untuk menjelaskan berbagai masalah, latar belakang ilmu dan pengetahuan untuk mendukung pelaksanaan tugas, ketahanan fisik dan mental, dan berbagai hal lain yang diperlukan. Kemudian ditegaskan bahwa jika Nabi tidak melaksanakan tugas ini, yaitu menyampaikan semua yang diterima dari Allah, maka berarti Nabi tidak menjalankan tugas kenabian dengan baik.





والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ

Posting Komentar

0 Komentar