KAJIAN ULUMUL QUR’AN
QASHASH DALAM AL-QUR’AN
Sarmila Savitri
A. PENDAHULUAN
Permasalahan seputar pendidikan semakin komplek, dari mulai tawuran pelajar, aksi gladiator antar pelajar, contek masal, sodomi, video porno membuat keprihatinan kita, dengan nasib masa depan anak cucu kita sebagai penerus bangsa. Hal inilah yang mendorong pemerintah mengeluarkan perpres penguatan pendidikan karakter. Dalam menerapkan Perpres ini diperlukan pemilihan metode yang tepat, agar tujuan dapat tercapai. Diantaranya metode yang kembangkan ialah metode keteladanan. Orang tua, guru dan masyarakat sekitar merupakan sumber teladan yang dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh peserta didik. Namun, satu hal yang perlu kita ingat bahwa al-Qur’an yang merupakan pedoman bagi umat Islam juga telah menyampaikan kisah-kisah yang bisa dijadikan suri tauladan bagi kita untuk dijadikan sumber rujukan dalam menyelesaikan permasalahan umat. Penerapan metode yang tepat akan memudahkan tercapainya tujuan dari pendidikan karakter. Sebagaimana kita ketahui bahwa al-Qur’an banyak memaparkan tentang kisah-kisah kehidupan umat terdahulu maupun kisah tentang kehidupan yang akan datang, hal ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa pemilihan kisah atau qashash untuk dijadikan sebagai metode menjadi penting karena dengan kisah tersebut dapat langsung menyentuh hati pembaca maupun pendengarnya.
Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan dan kandungan isinya, salah satu metode yang dipakai adalah menggunakan kisah atau qashash yaitu dengan menguraikan peristiwa yang terjadi di masa lalu dalam bentuk kisah. Kisah didalam Al-qur’an juga bisa di dapat asbabun nuzul Al-qur’an, Asbabun nuzul yaitu sesuatu (peristiwa atau pertanyaan) yang dengan sebabnya turun suatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung hukumnya atau member jawaban tentang sebab itu atau sebagai penjelasan hukumnya, pada masa terjadinya peristiwa itu . Hal ini menjadi penting karena dengan memahaminya kita akan mengetahui kandungan al-Qur’an sehingga dapat memetik ibrah atau pelajaran dari qashash tersebut. Dengan demikian kita juga akan mengetahui bagaimana cara yang baik dalam menyampaikan suatu pesan dengan menguraikan kisah. Kisah yang diuraikan dalam al-Quran, mampu memberi kesan yang mendalam bagi pembaca maupun pendengarnya.
Dengan media Qashash al-Qur’an diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik, karena kisah al-Qur’an adalah kisah terbaik di dunia tidak ada satu orang pun di dunia yang mampu menandingi keunggulan kisah dalam al-Quran. Point- point positif yang dapat diperoleh peserta didik ketika mendengarkan kisah-kisah al- Qur’an akan menambah keimanan dan ketakwaan mereka, selain itu dengan metode menyampaikan kisah peserta didik akan membentuk visualisasi cerita, sehingga mereka dapat membayangkan karakter serta situasi pada saat itu yang akan berkesan di hati mereka. Ketika pesan Allah dalam firman-Nya tersebut tersampaikan maka akan membangun karakter peserta didik.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Qashash dalam Al-Qur’an
Menurut bahasa Qashash berasal dari kata qishah yang berarti kisah, cerita, atau hikayat. Kata qashash merupakan bentuk masdar, seperti halnya dalam al-Qur’an al-Kahfi ayat 64, fartadda ‘ala atsarihima qashasha “ (lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula) (Chirzin, 1998: 118). Kata Qashash dapat ditemukan dalam beberapa surat dan memiliki arti yang bermacam- macam, qashash berarti mencari jejak dalam QS. Al-Kahfi ayat 64, berarti menceritakan kebenaran dalam QS. Al-An’am ayat 57, bararti menceritakan ulang hal yang tidak mesti terjadi dalam QS Yusuf ayat 5 dan berarti berita berurutan dalam QS. Ali Imran ayat 62. Sedangkan menurut buku wawasan baru ilmu tafsir, lafal “kisah” berasal dari bahasa Arab qishshat jamaknya qishash yang menurut Muhammad Ismail Ibrahim, berarti “Hikayat [dalam bentuk] prosa yang panjang”. Seperti tersebut dalam ayat 64 dari al-kahfi:
فارتدا على اثارهما قصصا
( maka keduanya kembali [lagi] menelusuri jejak mereka ), dan dalam ayat 11 dari al-qhasash وقالت لاخته قصيه (dan ibu nabi Musa berkata kepada kakak perempuannya (Musa),“ikuti adikmu [yang ada dalam kotak itu, sampai kamu melihat siapa yang mengambilnya]”).
Secara terminologi, qashash ialah kisah-kisah yang terdapat dalam al-Qur’an Yang berisi tentang cerita umat-umat terdahulu dan Nabi mereka serta menceritakan juga tentang cerita-cerita yang telah terjadi, sedang terjadi dan juga yang akan terjadi nanti (al-Qaththan: 305). Dengan definisi tersebut mengindikasikasikan bahwa kisah yang terdapat dalam al-Qur’an merupakan kisah yang sangat luar biasa, oleh karenanya banyak kalangan dari kaum musyrik yang mempertanyakan dan juga mempermasalahkan kisah-kisah dalam al-Qur’an dalam diri mereka timbul gejolak pertanyaan darimana Rasulullah Saw., mendapatkan cerita-cerita tersebut.
2. Macam-macam qhasash
Ada tiga macam kisah dalam Al-Qur’an:
a. Kisah para Nabi dan Rasul. Tidak semua Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah SWT diceritakan dalam Al-Qur’an, yang diceritakan hanya 25 orang, mulai dari Nabi Adam AS sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Ada yang diceritakan panjang lebar, ada yang sedang dan ada yang selintas saja. Fragmen kehidupan para Nabi dan Rasul yang dikisahkan juga beragam, sesuai dengan pesan yang sedang disampaikan. Kisah Nabi Adam, Nûh, Ibrâhîm, Yûsuf, Mûsa dan Hârûn, Dâud dan Sulaimân serta ‘Isa ‘alaihimus Salâm termasuk yang panjang lebar dikisahkan. bahkan kisah Nabi Yûsuf termasuk yang cukup lengkap diceritakan, mulai dari masa kecil sampai jadi penguasa di Mesir dan dapat berkumpul kembali dengan bapak dan saudara-saudaranya. Sementara kisah Nabi Hûd, Shâleh, Lûth, Ismâ’îl, Ishâq, Ya’qûb, Zakariya dan Yahya ‘alaihimus salâm diceritakan lebih sediki, dibanding dengan Nabi Yûsuf, Mûsa dan Hârûn. Bahkan Nabi Idrîs, Ilyâs dan Ilyâsa’ ‘alaihimus salâm dikisahkan selintas saja. Sedangkan tentang Nabi Muhammad SAW disebutkan beberapa fragmen dari kehidupan dan peristiwa yang terjadi pada zaman beliau seperti peristiwa yang dialami waktu Nabi kecil, permulaan dakwah, hijrah, dan beberapa perang yang di alami dan beberapa fragmen kehidupan keluarga beliau.
b. Kisah umat, tokoh atau pribadi (bukan Nabi) dan peristiwa- Peristiwa masa lalu
Pribadi atau tokoh pertama yang diceritakan dari kalangan bukan Nabi adalah dua orang putera Nabi Adam sendiri yaitu Hâbil dan Qâbil tatkala Qâbil dengki dengan saudaranya sendiri kemudian membunuhnya. Inilah pembunuhan pertama yang terjadi dalam sejarah umat manusia. Al-Qur’an berkisah tentang Qârûn yang hidup di zaman Nabi Musa AS. Qârûn berasal dari kaum Nabi Mûsa, tetapi kemudian menjadi orang dekat Fir’aun, lalu menjadi kaya raya. Sayang setelah menjadi kaya raya dia menjadi sangat kikir dan sombong, sehingga akhirnya dihukum oleh Allah SWT dengan menenggelamkannya dan kekayaannya ke dalam perut bumi. Dikisahkan juga tentang peperangan antara Jâlût dan Thâlût yang kemudian dimenangkan oleh Thâlût. Dalam kisah Jâlût dan Thâlût ini nanti muncul nama Dâud yang kemudian Jadi Nabi dan Raja. Al-Qur’an juga bercerita tentang peristiwa yang dialami oleh beberapa orang pemuda yang melarikan diri dari raja yang zalim dalam rangka menyelematkan iman mereka, kemudian mereka bersembunyi dalam gua dan ditidurkan Allah 300 atau 309 tahun dalam gua tersebut. Para pemuda itu dikenal dengan Julukan ashhâbul kahfi. Al-Qur’an juga bercerita tentang tokoh hebat yang menguasai barat dan timur yaitu Zul Qarnain yang Sampai sekarang belum terpecahkan misteri siapa sebenarnya Zul Qarnain tersebut. Kisah lain yang sangat menarik adalah peristiwa satu komunitas orang-orang beriman yang dibakar hidup-hidup dalam sebuah parit oleh seorang raja zalim yang mengaku dirinya Tuhan. Mereka yang dibakar itu dikenal dengan sebutan Ashhâb al-ukhdûd. Tokoh lain yang diceritakan oleh Al-Qur’an secara sangat menarik adalah Maryam dibawah asuhan Nabi Zakariya sampai kemudian Maryam hamil tanpa disentuh oleh seorang Laki-laki pun dan melahirkan seorang putera yang bernama ‘Isa. Memang kisah Maryam sangat berkaitan dengan kisah Nabi ‘Isa dan juga Zakariya.
c. Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW
Al-Qur’an bercerita tentang peristiwa yang terjadi sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu peristiwa penyerbuan tentara gajah ke Makkah yang dipimpin oleh Abrahah. Al-Qur’an juga menceritakan dalam bahasa yang singkat dan Puitis beberapa bagian kehidupan Nabi Muhammad SAW waktu kecil sebagai anak yatim dan miskin dan belum dapat bimbingan wahyu. Beberapa peristiwa yang terjadi pada zaman Nabi setelah diangkat jadi Rasul juga diceritakan oleh Al-Qur’an seperti Peristiwa Isrâ’ dan Mi’râj, hijrah, perang badar, perang Uhud, perang Ahzâb atau Khandaq, perang Hunain. Juga kisah-kisah seputar Fathu Makkah dan peristiwa lainnya.
3. Perbedaan antara kisah, sejarah, dan legenda
Apabila kisah bisa fikti atau fiksi lebih banyak dipakai unutk sekedar hiburan atau di gunakan untuk membentuk suatu opini gunanya untuk meyakinkan orang akan satu cerita yang tidak mempunyai fakta dan kurang akurat dalam hal pembuktian kebenaran. Sedangkan sejarah suatu peristiwa yang berdasarkan kejadian yang benar-benar terjadi atau berdasarkan peninggalan-peninggalan yang masih ada dan tidak di ubah isinya. Maupun legenda yaitu hanya cerita yang di yakini masyarakat jadi hanya untuk mereka yang percaya saja.
4. Hikmah dan faedah kisah dalam Al-qur’an
a. Supaya mereka berfikir
Mendengar kisah-kisah al-Qur’an, merenungkan dan memperhatikannya akan mengiringi kita untuk berfikir. Berfikir merupakan kerja akal dimana manusia mengaktifkan daya pikirnya dan mendayagunakan akalnya, lalu merenungkan episode-episode kisah yang memuat nasihat dan pelajaran. Al-Qur’an menginginkan kita untuk senantiasa berfikir dan mengambil pelajaran,
b. Dapat meneguhkan hati
Peneguhan hati atas kebenaran, superioritasnya dengan kebenaran atas semua kekuatan batin, rangsangannya terhadap apa yang ada di sisi Allah, keyakinannya terhadap musuh-musuh Allah, konsistennya dengan konsep jalan hidup ini sampai bertemu dengan Allah. Semua nilai ini di dapatkan oleh orang-orang mukmin dari kisah-kisah orang terdahulu dan kisah para rasul.
c. Menarik perhatian para pendengar
Kisah merupakan salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam jiwa.
d. Pelajaran bagi orang-orang yang berakal
Tujuan ketiga dari kisah-kisah al-Qur’an adalah terdapat dalam firman Allah “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf: 111)22
e. Menyingkap kebohongan-kebohongan ahli kitab
Yang telah menyembunyikan isi kitab mereka yang murni dan mengoreksi pendapat mereka.
PENUTUP
Menurut bahasa Qashash berasal dari kata qishah yang berarti kisah, cerita, atau hikayat. Jadi qashash ialah kisah-kisah yang terdapat dalam al-Qur’an Yang berisi tentang cerita umat-umat terdahulu dan Nabi mereka serta menceritakan juga tentang cerita-cerita yang telah terjadi, sedang terjadi dan juga yang akan terjadi nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Ajahari. (2008). Ulumul Qur’an (Ilmu-ilmu Al Qur’an). Minomartani: Aswaja Pressindo.
Baidan, Nashruddin. (2011). Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ilyas, Yunahar. (2014). Kuliah Ulumul Qur’an. Yogyakarta: ITQAN Publishing.
Rahmawati, Ana. (2019). Penguatan Pendidikan Karakter Dengan Qashash Al-Qur’an. Jurnal Tarbawi Vol. 15. No. 1
Syafril. (2018) Asabun Nuzul: Kajian Histori Turunnya Ayat Al-Qur’an. Jurnal Syahadah Vol. VI, No. 2
0 Komentar