Tolong Menolong Dalam Kehidupan
Oleh: Rohadatul Aisy F Rz
Sikap saling peduli dan tolong menolong menjadi salah satu ciri khas dalam budaya Islam. Hal ini Allah Swt secara langsung mengamanatkannya dalam Alquran kepada seluruh umat manusia. Allah Swt berfirman dalam surah al-Ma’idah: 2, yang artinya : “ ”Dan tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat."
Dan dalam sebuah hadis juga disebutkan mengenai tolong menolong, Dari Abu Hurairah ra. Nabi Saw bersabda: “Barang siapa melepaskan kesusahan hidup seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesusahan di hari kiamat darinya. Barang siapa yang memudahkan urusan (mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong sudaranya.” (HR. Muslim)
Ayat dan hadis diatas sama-sama menjelaskan tolong menolong kepada sesama, karena Allah menjanjikan pertolongan diakhirat bagi hambanya yang mau menolong saudaranya, khususnya dalam hal kebaikan. Tolong-menolong adalah suatu amal yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Tolong menolong dapat berupa bantuan materi, akal, fisik, doa dan lain sebagainya. Selama tolong menolong tersebut dalam kebaikan, maka Allah akan memberikan ganjaran yang pantas di akhirat kelak. Sebaliknya, tolong-menolong dalam keburukan akan menyebabkan murka Allah Swt.
Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Antara seorang dengan yang lain tentu saling hajat-menghajatkan, butuh-membutuhkan dan dari situ timbul kesadaran untuk saling bantu-membantu dan tolong-menolong. Tidak mungkin seseorang dapat bertahan hidup sendirian tanpa bantuan pihak lain. Memberikan bantuan juga haruslah dengan hati yang ikhlas agar orang yang kita bantu merasa ringan dengan beban masalah yang dialaminya.
Dan sepatutnya manusia bersyukur karena Allah Swt dapat memberikan kesempatan kepadanya untuk memberikan bantuan kepada orang lain. Bukan justru meminta kepada orang lain untuk bersyukur dan berterima kasih kepada kita. Dan sejatinya sikap memberi itu tak sama sekali merugi. Asalkan nilai pemberian itu dilandasi dengan ketulusan, keikhlasan, dan juga keimanan. Membantu dalam kebaikan—seberapapun besar dan kecil nilainya—akan terasa ringan apabila dilakukan dengan tulus dan ikhlas.
Allah juga sudah berkata dalam al-Qur’an surah ar-Rahman : 60, “Tidak ada balasan kebaikan, selain kebaikan pula.” Maksudnya sesuatu yang sudah dilakukan dalam hal kebaikan berupa apapun itu, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan yang sama.
Wallahu a’lam.
0 Komentar