Seorang muslim dengan muslim yang lain adalah seperti bangunan
Oleh: Sefti Nurjannah
عن ابي موسى رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعده بعض اخرجه البخاري
Diriwayatkan dari Abi Musa ra. di berkata, "Rasulullah saw. pernah bersabda, 'Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan. (HR. Bukhari).
Kisah menutup aib pencuri
Suatu hari seorang pria mencuri beberapa buah anggur dan menyembunyikannya dibalik topi yang sedang ia kenakan. Secara kebetulan pemilik kebun melihat semua perbuatan pria tadi, akan tetapi ia membiarkannya begitu saja, karena ia tidak mau mempermalukannya dihadapan orang banyak. Akan tetapi, ketika ia hendak meninggalkan perkebunan anggur tersebut, seseorang menghadangnya dan menggoyang-goyangkan tubuhnya sehingga semua buah anggur curian itu berjatuhan dari balik topinya. Lelaki itu pun menuduhnya sebagai seorang pencuri. Menyaksikan hal itu, pemilik anggur berkata kepadanya, "Semoga Allah menjadikanmu seorang yang Sholeh. Aku menyuruhnya untuk membawa anggur itu ditempat yang aman (dalam topi), akan tetapi engkau justru memporak-porandakannya", Mendengar ucapan pemilik anggur tersebut lelaki itu pun tidak lagi menuduhnya sebagai pencuri.
Hikmah dan nilai sosial dibalik kisah
Dalam kehidupan sehari-hari kadang kita jumpai seorang pencuri ayam atau alas kaki dihajar masa dan dipermalukan dihadapan khalayak. Benar, mencuri memang perbuatan yang salah, tetapi kita sering lupa untuk bertanya, mengapa sampai ia mencuri ? Ternyata beban kehidupan menjadi salah satu jawabannya. Setelah mengetahui jawaban ini, tentunya kita seharusnya merasa malu. Ternyata kita kurang peduli pada saudara-saudara kita, sampai-sampai ia harus mencuri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bukankah seorang muslim dan muslim yang lain bersaudara ?, bukankah seorang muslim yang satu dengan yang lainnya adalah seperti bangunan yang harus saling mengokohkan ?.
Meskipun mencuri itu salah dan berdosa, akan tetapi menghajar masa, pencuri ayam atau alas kaki jauh lebih salah dan lebih berdosa, apalagi sampai menyebabkan hilangnya nyawa pencuri tersebut. Sungguh aneh pencuri ayam dan alas kaki mati dihajar masa, akan tetapi para koruptor kelas kakap diberi tempat terhormat dan hukuman yang ringan.
Dalam kisah diatas, kita dapat melihat betapa bijaksananya orang-orang Sholeh terdahulu menyikapi pencuri dan hidup bersosial. Mereka tidak serta menghukum para pencari, akan tetapi meneliti dan menimbang terlebih dahulu apa yang dicuri, dan kenapa ia mencuri. Semoga kita dapat mencontoh akhlak mereka dalam bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari.
0 Komentar