Tirto.id |
PENDAHULUAN
Sepanjang sejarah, Allah telah mengutus para Rasul-Nya kepada umat manusia. Semua Rasul pada setiap zaman menyeru kepada masing-masing kaumnya bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Allah dalam Q.S. al-Anbiyā’ (21):25. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rasul menyeru untuk mentauhidkan Allah, hal ini mengisyaratkan bahwa misi ke-Rasulan dan agama yang mereka serukan adalah sama, yaitu Islam.
Selama ini, banyak anggapan bahkan keyakinan bahwa banyaknya nabi yang diutus Allah swt. dengan membawa agama-Nya untuk umat dan zaman yang berbeda-beda menandakan bahwa agama Allah itu banyak. Pandangan ini tentu perlu ditijau kembali mengingat telah ditegaskan bahwa agama bagi Allah hanya Islam dan Dia tidak akan menerima kecuali agama Islam. Seluruh millah atau ajaran yang dibawa semua nabi adalah berada di bawah satu panji, yakni Islam. Agama Allah yang dibawa oleh para Rasul-Nya sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad saw. adalah agama Islam.
Islam dalam pengertian agama para Rasul selain Nabi Muhammad bermakna sifat, sedangkan Islam dalam pengertian agama yang dibawa Nabi Muhammad bermakna sifat dan sekaligus nama. Adapun yang membedakan antara agama para Rasul sebelum nabi Muhammad adalah syari’ah-nya, namun demikian tujuannya tetap satu, yaitu menjalankan syari’ah dari satu Tuhan, yang kemudian bermakna tauhid. Tidak dibenarkan oleh al-Qur’an apabila ada anggapan bahwa para Rasul beragama Yahudi maupun Nasrani, mereka adalah para utusan Allah yang membawa Agama Islam.
Berdasarkan paparan di atas, artikel ini akan mengkaji ayat al-Qur’an terkait dengan tema Islam Iman kepada Rasul dengan metode mauḍū’i ayat. Kemudian mengurutkan berdasarkan kronologis turunnya serta menganalisis kandungannya berdasarkan tafsir, dengan harapan akan diperoleh pemahaman yang utuh tentang tema tersebut.
Q.S. An-Nisa’ ayat 136
يَاَيُّهَا الذِيْنَ اَمَنُوْا اَمِنُوْا بِاللَّهِ وَرَسُوْلِهِ وَالْكِتَبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلَى رَسُوْلِهِ وَالْكِتَبِ الَّذِيْ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَّئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرَسُلِهِ وَالْيَوْمِ الاَ خِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَلًا بَعِيْدَ (136)
“Wahai orang-orang yang beriman ! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada kitab (Al-Qur’an) yang di turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa yang ingkar kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya,Kitab-Kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.”
ASBABUN NUZUL DAN MAKIYAH MADANIYAH
Dari Ibnu Abbas R.A diriwayatkan dari beliau bahwa ayat ini turun karena ketika itu Abdullah bin Salam, As’ad dan Usaid Putra ka’ab, Tsalabah bin Qais, dan Yamin bin Yamin. Mereka datang pada Rasullullah SAW dan kemudian berkata pada Nabi Muhammad SAW “kami beriman kepadamu dan kitabmu, kepada Musa dan Taurat, kepada uzair, tetapi kami ingkar kepada selain kitab-kitab dan rasul-rasul itu”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “ bahkan hendaknya kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad, bersama kitab-Nya, Alqur’an dan seluruh kitab yang diturunkan sebelum itu”. Mereka berkata “kami tidak akan melakukannya”. Maka turunlah ayat ini kemudian mereka semua beriman. (Ahmad : 301)
MUNASABAH
Munasabah ayat ini yaitu dengan ayat sesudahnya yaitu An-nisa’ ayat 137. Q.S An-nisa ayat 137 menerangkan mengenai orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian iman kembali. Munasabah diantara kedua ayat ini adalah tentang pentingnya menjaga keimanan agar tidak mudah goyah. Iman juga harus sepenuhnya tidak hanya Cuma beriman kepada salah satu saja misalnya hanya iman kepada Allah saja tidak iman kepada yang rasul maka tersesatlah orang tersebut dari jalan kebenaran.
PENAFSIRAN AYAT
Dengan ayat ini jelaslah bahwa tiang pertama iman adalah kepercayaan tentang adanya Allah SWT. Dan tiang yang kedua percaya kepada adanya malaikat. Dan iman kepada kitab-kitab suci yang diturunkan Tuhan kepada Rasul-Rasul, dengan perataraan malaikat adalah tiang ketiga. Dan oleh Rasul-Rasul itu perintah-perintah yang ada dalam kitab-kitab itu disampaikan kepada manusia. Itulah tiang keempat. Dan iman kepada Hari Akhirat, yaitu bahwasanya di belakang hidup yang sekarang ini akan ada lagi hidup yang kekal, bernama Hari Akhirat adalah sebagai kandungan utama daripada kitab-kitab yang disampaikan oleh rasul-rasul itu. Itulah tiang kelima. Maka kalau ada orang yang beriman kepada kitab setengah saja dan menolak kitab yang lain. Atau hanya beriman kepada setengah rasul saja tanpa beriman kepada Rasul yang lain, sesungguhnya semua itu hanya karena fanatik atau taqlid belaka. Sehinggah mereka menolak kebenaran yang di bawa oleh utusan-utusan mereka. (Hamka, 1983:408)
POKOK KANDUNGAN AYAT
Kandungan dari surat An-Nisa ayat 136 adalah Pada ayat ini Allah SWT menyerukan kepada kaum muslimin agar mereka tetap beriman kepada Allah, kepada RasulNya, kepada Kitab-kitabNya yang diturunkan kepada Rasul-RasulNya. Kemudian Allah SWT mengancam orang-orang yang mengingkari seruanNya. dan Barangsiapa mengingkari Allah SWT, para Malaikat, Rasulnya, dan haru akhir maka orang-orang itu akan tersesat dari jalan yang benar, yaitu jalan yang akan menyelamatkan mereka dari azab yang pedih dan membawanya kepada kebahagiaan yang abadi.
0 Komentar