Hadis ke 1
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ عَنْ فُضَيْلِ بْنِ غَزْوَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ الْأَشْجَعِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ. جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ; فَقَالَ إِنِّي مَجْهُودٌ فَأَرْسَلَ إِلَى بَعْضِ نِسَائِهِ فَقَالَتْ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا عِنْدِي إِلَّا مَاءٌ ثُمَّ أَرْسَلَ إِلَى أُخْرَى فَقَالَتْ مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى قُلْنَ كُلُّهُنَّ مِثْلَ ذَلِكَ لَا وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا عِنْدِي إِلَّا مَاءٌ فَقَالَ
مَنْ يُضِيفُ هَذَا اللَّيْلَةَ رَحِمَهُ اللَّهُ
قَامَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَقَالَ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَانْطَلَقَ بِهِ إِلَى رَحْلِهِ فَقَالَ لِامْرَأَتِهِ هَلْ عِنْدَكِ شَيْءٌ قَالَتْ لَا إِلَّا قُوتُ صِبْيَانِي قَالَ فَعَلِّلِيهِمْ بِشَيْءٍ فَإِذَا دَخَلَ ضَيْفُنَا فَأَطْفِئْ السِّرَاجَ وَأَرِيهِ أَنَّا نَأْكُلُ فَإِذَا أَهْوَى لِيَأْكُلَ فَقُومِي إِلَى السِّرَاجِ حَتَّى تُطْفِئِيهِ قَالَ فَقَعَدُوا وَأَكَلَ. الضَّيْفُ فَلَمَّا أَصْبَحَ غَدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ قَدْ عَجِبَ اللَّهُ مِنْ صَنِيعِكُمَا بِضَيْفِكُمَا اللَّيْلَةَ.
:Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, Telah menceritakan kepada kami Jarir bin Abdul Hamid dari Fudhail bin Ghazawan dari Abu Hazim Al Asyja’i dari Abu Hurairah dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw lalu dia berkata: ‘Aku berada dalam kesulitan (susah hidup dan lapar).’ Maka beliau bawa orang itu ke rumah sebagian istri-istri beliau, menanyakan kalau-kalau mereka memiliki makanan. Para isteri beliau menjawab; ‘Demi Allah yang mengutus Anda dengan kebenaran, Aku tidak sedia apa-apa selain air. Begitulah jawaban mereka masing-masing hingga seluruh istri beliau mengatakan dengan jawaban yang sama. Lalu beliau bersabda kepada para sahabat: “Siapa bersedia menjamu tamu malam ini niscaya dia diberi rahmat oleh Allah. Maka berdirilah seorang laki-laki Anshar seraya berkata; ‘Aku, ya Rasulullah! ‘ kemudian dibawalah orang itu ke rumahnya. Dia bertanya kepada isterinya; ‘Adakah engkau sedia makanan? ‘ Jawab isterinya; ‘Tidak ada, kecuali makanan anak-anak.’ Katanya; ‘Alihkan perhatian mereka dengan apa saja. Dan bila tamu kita telah datang, matikanlah lampu dan tunjukkan kepadanya bahwa kita seolah-olah ikut makan bersamanya. Caranya bila dia telah mulai makan, berdirilah ke dekat lampu lalu padamkan. Maka duduklah mereka, dan sang tamu pun makan.” Setelah Subuh, sahabat tersebut bertemu dengan Nabi Saw Lalu kata beliau: ‘Sungguh Allah kagum dengan cara kamu berdua melayani tamu kalian tadi malam. (Hr. Muslim).
Nilai sosial dalam hadis ini adalah
1. Kedatangan tamu ke rumah mendatangkan kurnia yang banyak kedalam rumah dan pada saat pergi, mereka membawa keluar berbagai bencana.
2.Sesungguhnya seorang tamu yang datang mengunjungi seseorang,membawa rezeki untuk orang tersebut dari langit. Apabila ia memakan sesuatu, Allah SWT akan mengampuni penghuni rumah yang dikunjungi tersebut.”
3. Setiap rumah yang tidak dikunjungi tamu, maka malaikat-pun tidak akan mengunjungi rumah tersebut.
Begitu mulianya seorang yang menerima tamu didalam rumahnya. Dan sebagai penerima tamu kita harus bersikap baik kepada tamu dan begitu juga sebaliknya. Islam telah mengajarkan begaimana adab adab dalam bertamu. Pertama Beriktikad yang Baik Bertamu hendaknya yang paling penting diperhatikan adalah memiliki iktikad dan niat yang baik. Bermula dari i’tikad dan niat yang baik ini akan mendorong kunjungan yang dilakukan itu senantiasa terwarnai dengan rasa kesejukan dan kelembutan kepada pihak yang dikunjungi. kedua Berpakaian yang Rapi dan Pantas Bertamu dengan memakai pakaian yang pantas berarti menghormati tuan rumah dan dirinya sendiri. Tamu yang berpakaian rapi dan pantas akan lebih dihormati oleh tuan rumah. Ketiga Meminta Izin Islam telah mengajarkan tata cara bertamu atau mengunjungi, memasuki rumah orang lain atau kerabat sanak saudara maka kita harus mengetahui etika-etika bertamu dan mengamalkannya. Adapun salah satu etika bertamu yaitu mengetuk dan mengucapkan salam dengan istilah meminta izin sebelum masuk ke rumah orang lain.
Keempat Memberi Salam Kata salam (سسسلم() terambil dari kata (سسسلم) salima yang maknanya berkisar pada keselamatan dan keterhindaran dari segala yang tercela. Kelima Jangan Mengintip ke dalam Rumah Bercerita Sahl bin Sa’d, seorang pria mengintip ke kamar Rasulullah saw. tanpa izin, dan pada saat itu Rasulullah Saw sedang menyisir rambutnya dengan sebuah sisir besi. Ketika Rasulullah Saw melihat seorang pria yang sedang mengintip ke kamanya, maka Rasulullah saw., bersabda sekiranya aku tahu kamu mengintip, sungguh aku akan mencolok ke dua matamu. Keenam Minta Izin Masuk Maksimal Sebanyak Tiga Kali Jika telah tiga kali namun belum ada jawaban dari tuan rumah, hendaknya pulang dahulu dan datang pada lain kesempatan. Apabila bertamu kerumah seseorang maka masuklah dalam keadaan buta dan keluarlah dalam keadaan bisu,
Tulisan ini bersumber pada artikel artikel yang dkumpulkan penulis dan dijadikan satu, Mohon maaf apa bila terdapat kesamaan dan kekurangan dalam tulisan ini.
0 Komentar