Memuliakan tamu
Oleh : Sefti nur jannah
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيراً او ليصمت و من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم جاره و من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
Nilai sosial dalam hadis ini adalah memuliakan tamu termasuk kemuliaan akhlak dan pertanda komitmennya terhadap syariat Islam. Selain itu termasuk anjuran untuk mempergauli orang lain dengan baik.
Keistimewaan yang diperoleh dari memuliakan tamu
1. Kedatangan tamu ke rumah mendatangkan kurnia yang banyak kedalam rumah dan pada saat pergi, mereka membawa keluar berbagai bencana.
2.Sesungguhnya seorang tamu yang datang mengunjungi seseorang,membawa rezeki untuk orang tersebut dari langit. Apabila ia memakan sesuatu, Allah SWT akan mengampuni penghuni rumah yang dikunjungi tersebut.”
3. Setiap rumah yang tidak dikunjungi tamu, maka malaikat-pun tidak akan mengunjungi rumah tersebut.
Kisah tentang memuliakan tamu
Pada suatu malam Khalifah 'Umar Bin 'Abdul 'Aziz menulis sesuatu dihadapan tamunya. Pada saat itu tiba-tiba lentera yang menerangi ruang tamu meredup sinarnya dan hampir padam. Sang tamu pun berkata :
"Bolehkah aku memperbaiki lentera tersebut" ?
Sang Khalifah menjawab :
"Terimakasih, bukalah sebuah sikap yang mulia dari tuan rumah untuk mempekerjakan tamunya".
Sang tamu kembali berkata :
"Jika demikian, bagaimana jika kupanggilkan pelayanan ?"
Sang Khalifah menjawab : "Jangan, dia baru saja tidur, sejak pagi hari dia belum tidur".
Sang Khalifah pun segera bangkit mengambil minyak dan menambah minyak pada lentera tersebut.
Sang tamu berkata " Mengapa engkau memperbaiki sendiri lentera itu, duhai Amirul mukminin ?"
"Ketika Aku bangkit memperbaiki lentera itu, aku adalah 'Umar, dan ketika aku kembali duduk menemui mu aku juga masih "Umar yang sama "jawab beliau.
والله اعلم بالصواب
0 Komentar