“Aqidah Islam” | Fatimah

Akidah diartikan sebagai ikatan atau rasa condong terhadap sesuatu, Sedangkan Akidah Islam sendiri dapat diartikan sebagai ikatan atau rasa condong terhadap nilai-nilai islam. Berdasarkan hal tersebut, maka Aqidah islam kerap disebut pula sebagai landasan keimanan terhadap Allah SWT dan rukun iman lainnya. 

Aqidah Islam dapat juga didefinisikan sebagai beberapa hal yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati dan mampu mendatangkan ketentraman bagi jiwa tanpa keraguan, Pernyataan itu pulalah yang mengandung makna serupa dengan definisi keimanan atas rukun iman dalam ajaran agama islam.  PKenamaan Aqidah Islam dan sumber hukum sebagai bentuk dari pengukuhan hati terhadap ajaran Islamiyah, Maka sumber hukum islam tentulah berasal dari Al-qur’an selaku firman yang diturunkan oleh Allah SWT. Selain Al-qur’an sebagai sumber hukum tertinggi/terkuat, sumber hukum Islam juga disandarkan kepada Hadist/Sunnah Rasulullah SAW selalu utusan Allah SWT. Berdasarkan Pengertian serta sumber hukumnya, Maka Aqidah Islam sendiri memiliki beberapa nama sebutan lain Seperti berikut:

Al-Iman, Artinya Aqidah membahas perkara yang berkaitan dengan keimanan sesuai Al-qur’an dan Hadist.

Tauhid, Aqidah Islam disebut sebagai tauhid karena akidah mengkaji keimanan terhadap keesaan Allah SWT.

As-Sunnah, Aqidah disebut As-sunnah karena para pemeluk Aqidah Islam tentu Mengikuti ajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW lewat sunnah dan Hadist.

Asy-Syariah, yakni meyakini segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah SWT sebagai petunjuk utama bagi kehidupan.

Ushuluddin dan Ushuluddiyanah, yang artinya Aqidah pastilah bersangkutan dengan rukun iman, rukun islam dan Nilai-nilai Islami lainnya.

Maka Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang pasti kepada Allah SWT dengan melaksanakan kewajiban bertauhid kepadanya, beriman kepada para Malaikatnya, Rasul-rasul nya, Hari kiamat, dan Taqdir yang baik dan buruk, dan mengimani pula seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama ( Ushuluddin). Dari definisi maupun penjelasan diatas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa Aqidah itu bersifat harus mengikat, pasti, kokoh, kuat, teguh, dan yakin. Begitu juga Aqidah pantang untuk ragu hanya sekedar berprasangka. Harus yakin seyakin-yakinnya jika tidak sampai tingkat keyakinan yang kokoh maka bukanlah Aqidah. 

Dinamakan Aqidah karena orang tersebut mengikat hatinya dengan hal tersebut, maka sudah selayaknya seorang  muslim untuk mempelajari mana Aqidah yang Shahih dan mana yang Bathil. Karena jika keyakinannya diatas keyakinan yang salah atau Aqidah yang salah maka hal itu juga akan membawa kehancuran di dunia ataupun di akhirat. Salah satu landasan penting dalam ajaran Islam adalah Akidah. yaitu suatu akad atau ikatan yang dipegang teguh dan terhujam kuat di dalam lubuk hati sebagai ketetapan yang tidak ada keraguan dengan penuh keyakinan kepada Allah dan tidak dapat beralih dari pada-nya.

Ajaran ini merupakan persoalan mendasar yang harus diyakini seorang muslim sebelum ajaran-ajaran lainnya. Ibarat tali kekang, Akidah mengendalikan seorang muslim agar tidak berjalan tanpa arah yang jelas. Kenapa Akidah ini menjadi hal yang perlu dimiliki dan dipegang teguh, karena alam ini ada pemiliknya di dunia dan akhirat. Dengannya akan mengarahkan seorang muslim menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Demikian antara lain disampaikan oleh Tengku Tarmizi M Daud M.Ag (Wakil Ketua PB Persatuan Dayah Inshafuddin), Saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam ( KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Banda Aceh, Rabu (22/11 Malam).

“Aqidah itu adalah komitmen awal kita kepada allah sebelum melangkah kepada syariat Islam, syariat itu tidak akan jalan dengan baik jika Aqidah Muslim lemah. Tidak mau berjuang untuk kepentingan agamanya karena aqidah bermasalah” ujar Tengku Tarmizi. Menurutnya, akidah harus dirancang dan dibangun terlebih dahulu sebelum merancang dan membangun bagian Islam yang lain. Akidah juga tidak boleh buru-buru karena, perbedaan golongan atau masyarakat. Dengan memiliki akidah yang kuat dan tidak mudah goyah, juga akan membuat seorang muslim terus merasakan dirinya setiap saat berada dalam pengawasan Allah SWT. 

Selalu mencegah dirinya untuk berbuat kemaksiatan yang dimurkai Allah dan senantiasa menjalankan segala perintahnya. Seseorang muslim juga akan selalu dicatat oleh Allah melalui malaikatnya, yang akan diperlihatkan segala catatan tersebut dihari akhirat kelak. Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah dalam surat Al-Isra’ Ayat 13 yang artinya: “Dan tiap-tiap manusia itu telah kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”. Muslim itu akan meyakini semua catatan amal baik dan buruk yang dikerjakan itu masuk dalam buku catatan malaikat dengan adanya aqidah yang kuat, sehingga ia merasa diawasi dan setiap yang dikerjakan akan berurusan dengan allah, bukan karena takut dengan pengawasan Wilayah Hisbah (WH), Ungkapnya.

Posting Komentar

0 Komentar