Kyai Haji Abdul Somad Hamdi (Ulama dan Tokoh Pendidikan Pesantren dari Simpang Tiga Sungai Luar) | Ridhoul Wahidi

Foto: KH. Adul Samad Hamidi

Kyai Haji Abdul Somad Hamdi (Ulama dan Tokoh Pendidikan Pesantren dari Simpang Tiga Sungai Luar)

Kyai Haji Abdul Somad Hamdi lahir di Kaluak Kalimantan Selatan Kampung Pugaan pada tahun 1915. Pendidikan beliau ditempuh di Kampung halamannya. Pendidikan beliau dimulai sejak kecil oleh orang tuanya dan untuk pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah dan sempat pindah ke Banjarmasin. Pada tahun 1925 diajak oleh kedua orang tuanya ke Sumatera yakni ke Kampung Hidayat Simpang Tiga Sungai luar. Setelah menetap kegiatan  beliau adalah mendatangi ulama-ulama “kampung” yang berada di Sungai Luar. 

Antara tahun 1929/1930 beliau menuju Mekkah dengan kedua orang tuanya dan tinggal di sana kurang lebih 7-8 tahun. Pada tahun 1937/1938 beliau pulang ke Indonesia dan menetap di Simpang Tiga Sungai luar. Diantara kegiatan beliau sepulang dari Makkah adalah mengajar dan membuka pengajian-pengajian di rumah, di Surau dan beberapa tempat lainnya. Pada tahun 1939 beliau menikah dengan Siti Rodiah. Dari pernikanan ini lahir sembilan anak. Dari sembilan anak ini empat diantaranya wafat saat kecil. Adapun lima anak beliau yang hidup Zakiyah, Yani Saman, Ummul Khair, Farida, dan Abdul Barr. 

Kemudian antara tahun 1941, beliau merintis berdirinya pondok pesantren al-Rasyid Sungai Luar yang kemudian menjadi muassis Pondok pesantren tersebut. Enam belas tahun kemudian (1957-1960 M) pembangunan berupa gedung-gedung untuk Pesantren dimulai dengan nama awalnya adalah Madrasah Ar-Rasyid, kemudian berubah menjadi Pondok Pesantren Ar-Rasyid. Kyai Haji Abdul Somad Hamdi memimpin Pondok Pesantren Ar-Rasyid sampai masa kejayaannya. Pondok Pesantren ini memiliki 36 cabang di Indragiri Hilir. Diantaranya cabangnya seperti sekolah/madrasah/pondok pesantren di Teluk Pinang, Batang Tumu, Belantak, Air Bagi dan masih banyak lagi. Jika ada sekolah/madrasah/pondok pesantren yang namanya terdapat kata “al-Rasyid” boleh dipastikan bahwa lembaga itu cabang dari Pondok Pesantren Ar Rasyid Sungai Luar. 

Diantara teman-teman seangkatan beliau adalah H. Ibrahim dari Kateman, Idham Halid Banjarmasin, KH. Thalhah Rani, KH. Abdul Hamid Sulaiman, Tuan Guru Haji Abdul Gani, Tuan Guru Kemas Mursyid dan masih banyak lagi. Diantara keahlian Kyai Haji Abdul Somad Hamdi adalah dalam bidang Nahwu Sharaf dan bahasa Arab. Keahlian ini beliau tuangkan dalam bentuk karya dan sampai saat ini digunakan oleh para santri. Diantara karya beliau yang masih ada sampai sekarang adalah Mabadi’ al-Qira'ah, Mabadi’ al-Sharfiyyah, Mabadi’ al-Nahwiyyah, dan Lughah al-Arabiyyah al-Yaumiyyah.

Guru-guru beliau sangat banyak, baik saat di kalimantan, Simpang Tiga Sungai Luar, dan di Makkah. Nama guru beliau yang masih diingat oleh anak beliau adalah Ustadz Guru Uteh Simpang tiga. Tokoh besar akan melahirkan tokoh-tokoh besar juga. Hal ini terbukti dari murid-murid beliau yang menjadi ulama dan tokoh masyarakat. seperti KH. Abdul Muis Kurnain, KH. Rusli Kurnain. H. Kursani, H. Mukrin, H. Mukhtar Awang, Ust. Hasyim dan masih banyak lainnya.

Beliau pernah mengajar di Sekolah Persiapan IAIN Sultan Syarif Qasim Cabang Tembilahan, menjadi dewan hakim Musabaqah Tilawatil Qur’an, khususnya bidang waqaf, fasahah, dan ahkam al-Tajwid. Diantara pesan-pesan mulia yang beliau sampaikan ke anak-anaknya adalah, “jangan tinggalkan pendidikan agama dan jika kita memiliki banyak ilmu, harus semakin merunduk seperti padi semakin tua semakin merunduk.” Kyai Haji Abdul Somad Hamdi wafat pada tahun 1978 karena sakit sesak nafas.

Posting Komentar

0 Komentar