TELAAH KONSEPTUAL DAN TEORITIS TERHADAP PEMBENTUKAN SEORANG PEMIMPIN | Rahmah ayu Puspita Sari & Siti Nur Azizah

Abstrak

Tulisan ini membahas tentang konsep kepemimpinan, khususnya dalam perspektif Islam, serta teori-teori yang melandasi terbentuknya seorang pemimpin. Seiring dengan perkembangan peradaban, kepemimpinan menjadi komponen penting dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia dan mencapai tujuan bersama. Dalam Islam, kepemimpinan merupakan amanah yang harus dijalankan dengan tanggung jawab dan berpijak pada nilai-nilai syariat. Kepemimpinan tidak hanya berkaitan dengan kekuasaan, tetapi juga menuntut ketaatan kepada Allah SWT, keadilan, serta kemampuan membawa umat kepada kebaikan. Artikel ini juga menguraikan berbagai teori kepemimpinan, seperti teori sifat, teori perilaku, teori lingkungan, serta teori-teori lainnya seperti teori implisit, great man, transformasi, neokharismatik, dan kharismatik. Dari pembahasan tersebut disimpulkan bahwa kepemimpinan yang efektif dapat muncul dari beberapa alasan diantaranya karakter bawaan, perilaku yang dapat dipelajari, dan kemampuan beradaptasi dengan situasi. Dalam konteks Islam, kepemimpinan ideal adalah yang sesuai dengan nilai-nilai al-Qur’an dan Hadis, serta mampu mewujudkan kemaslahatan bagi umat.

Kata Kunci : Kepemimpinan Islam, Teori Kepemimpinan, Kepemimpinan yang Efektif

A.       PENDAHULUAN

Pada hakikatnya, seiring dengan berkembangnya peradaban manusia, maka berkembang pula suatu kepemimpinan. Pada masa lampau, kepemimpinan dibutuhkan karena terdapat suatu kelompok yang bersatu dan bekerja sama untuk melindungi keberadaannya dari kepunahan. Seseorang yang paling kuat, paling cerdas, dan paling berani pada saat itu adalah orang yang ditunjuk untuk menduduki posisi pemimpin. Jadi,  adanya peradaban dan perkumpulan manusia adalah penyebab munculnya kepemimpinan.

Adapun dalam Islam, kepemimpinan juga dibutuhkan mengingat bahwa Islam adalah agama yang Allah SWT ciptakan sangat mulia. Umat manusia membutuhkan seorang pemimpin untuk membimbing suatu kelompok dan mencapai tujuan bersama. Islam juga menganjurkan agar seorang pemimpin harus memiliki kemampuan serta kecakapan ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Dalam sejarah kepemimpinan Islam, sudah banyak kepemimpinan yang terjadi. dimulai dari kepemimpinan para nabi, khalifah, kemudian dilanjutkan dengan kepemimpinan dinasti-dinasti. Yangmana kepemimpinan tersebut sangat membawa pengaruh terkhususnya dalam ilmu pengetahuan, sehingga tak heran banyak dipelajari oleh peneliti-peneliti pada saat ini.

Maka dalam tulisan ini, penulis ingin membahas masalah kepemimpinan terkhususnya dalam Islam. Melalui pembahasan ini, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai konsep dasar kepemimpinan yang telah ada sejak dahulu hingga kini, terutama bagaimana nilai-nilai Islam memandang peran seorang pemimpin. Disamping itu, Tulisan ini juga akan memberikan pemahaman tentang karakteristik kepemimpinan yang ideal, serta menyajikan teori-teori yang menjelaskan proses terbentuknya seorang pemimpin. Dengan demikian, pembaca tidak hanya mengetahui konsep kepemimpinan dalam Islam, tetapi juga mampu memahami model dan pendekatan teoritis yang mendasari proses kepemimpinan secara umum.

 

B.        METODE PENELITIAN

Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan dalam pengumpulan data. Metode ini dilakukan dengan cara menelaah berbagai sumber literatur yang relevan, seperti jurnal ilmiah, buku-buku, artikel, dan karya tulis lainnya. Baik yang membahas tentang konsep kepemimpinan maupun teori-teori yang berkaitan dengan pembentukan seorang pemimpin. Pendekatan ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam dan komprehensif terhadap tema yang diangkat melalui kajian literatur yang telah ada.

C.       PEMBAHASAN

1.         Pengertian Kepemimpinan

Kata "kepemimpinan" berasal dari kata "pimpin," yang memiliki dua makna utama: yang dipimpin adalah objek dan pemimpin adalah subjek. Definisi kata tersebut mencakup mengarahkan, membina, mengorganisasi, menuntun, menunjukkan, dan mempengaruhi. Keberhasilan aktivitas kerja suatu adalah tugas fisik dan spiritual pemimpin. Karena kepemimpinan menentukan besar kecilnya keberhasilan atau kegagalan organisasi, kepemimpinan dianggap sebagai salah satu elemen terpenting dari suatu organisasi. Sebagaimana dinyatakan dalam buku "Kepemimpinan," bahwa G.L. Freeman & E.K. Taylor menjelaskan “Leadership is ability to create group action toward an organizational ob.y’ecfiveness and cooperation from each individual.”(Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok dalam kerja sama untuk mencapai tujuan organisasi). 

Adapun sesungguhnya ada tiga hal terpenting yang sangat esensi dalam kepemimpinan yaitu :

1)      Kemampuan mempengaruhi prilaku orang lain ( dalam hal yang positif),

2)  Adanya pengikut yang dapat dipengaruhi baik melalui ajakan, anjuran, bujukan, sugesti, perintah, saran atau bentuk lainnya.

3)      Adanya tujuan yang hendak dicapai.

2.      Kepemimpinan Perspektif Islam

Kepemimpinan dalam Islam identik dengan khalifah, yang berarti penerus atau wakil. Kemudian Ulil Amri, yang berarti pemimpin tertinggi dalam masyarakat Islam. Menjadi seorang pemimpin melibatkan lebih dari sekadar memiliki wewenang, status, atau kekuasaan yang dapat dibanggakan. Selain itu, kepemimpinan bukanlah komoditas yang dapat dibeli atau dijual. Menurut Islam, inti dari kepemimpinan adalah amanah yang perlu dijalankan dengan baik dan dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di hadapan Allah di akhirat. Oleh karena itu, merupakan pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul-Nya ketika kepemimpinan tidak dijalankan secara profesional dan proporsional.

Al-Imamah adalah istilah lain untuk kepemimpinan dalam bahasa Arab. Terlepas dari apakah ia memberikan arahan atau menyesatkan, Imamah dipandang dalam ilmu Fiqih sebagai pemimpin/ketua yang membimbing orang lain. Oleh karena itu, pemimpin haruslah orang yang patuh dan lurus, (terhadap regulasi) dan tidak ingkar. Allah SWT memerintahkan untuk memilih pemimpin yang patuh dan taat pada al-Quran dan Hadits. Sehingga pemimpin tersebut dapat membawa yang dipimpinnya pada kebaikan dan keselamatan.

3.      Ciri-ciri Kepemimpinan Dalam Islam

Ada beberapa ciri penting yang menggambarkan bagaimana kepemimpinan Islam, diantaranya:

·         Setia Kepada Allah

·         Tujuan kepemimpinannya sesuai dengan Islam secara Menyeluruh

·         Menjunjung Tinggi Syariat dan Akhlak Islam

·         Pengemban Amanat dengan baik

·         Bermusyawarah dan Menghargai Pendapat.

·         Disiplin, Konsisten dan Konsekuen 

4.      Teori-Teori Kepemimpinan

Dalam kajian ilmu kepemimpinan, terdapat berbagai teori yang berkembang seiring waktu. Secara umum, para ahli mengidentifikasi setidaknya 8 teori kepemimpinan yang menjelaskan karakteristik, proses, dan konteks dalam pembentukan serta pelaksanaan kepemimpinan. Namun terdapat 3 macam yang menjadi grand theory kepemimpinan, yaitu: teori sifat, teori perilaku, dan teori lingkungan.

(1)   Teori Sifat

Teori sifat disebut juga teori genetik, karena menganggap bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dibentuk. Menurut pandangan ini, kehadiran seorang pemimpin dapat diamati dan dievaluasi berdasarkan kualitas bawaan sejak lahir. Menurut pandangan ini, atribut atau karakteristik seorang pemimpin bersifat genetik sebagai sesuatu yang diwariskan. Teori ini mengemukakan bahwa ada karakteristik tertentu seperti fisik, sosialisasi, dan intelegensi (kecenderungan) yang esensial bagi kepemimpinan yang efektif, yang merupakan kualitas bawaan seseorang. Berdasarkan teori kepemimpinan ini, asumsi dasar yang dimunculkan adalah kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat, ciri, atau perangai tertentu yang menjamin keberhasilan. Kepribadian pemimpinlah yang menentukan keberhasilan kepemimpinannya.

(2)   Teori Prilaku

Teori ini bertujuan untuk menjelaskan tindakan, komunikasi, pendelegasian tugas, dan motivasi seorang pemimpin yang efektif. Menurut teori ini, tidak peduli kualitas apa yang dimiliki seseorang secara alami, mereka dapat belajar dan tumbuh menjadi pemimpin yang sukses. Oleh karena itu, seorang pemimpin tidak dilahirkan. Sebaliknya, mereka dapat belajar cara memimpin dengan mengamati pemimpin yang sukses dalam tindakan atau dengan memperoleh pengalaman. Menurut perspektif ini, kepemimpinan harus dilihat sebagai hubungan antara individu dan bukan sebagai kualitas pribadi seseorang. Oleh karena itu, kapasitas seorang pemimpin untuk melibatkan dan membangun hubungan dengan semua anggotanya merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan kepemimpinannya.

Perilaku (gaya) seorang pemimpin memengaruhi prestasi kerja bawahannya. Dalam teori ini terdapat empat gaya kepemimpinan, yaitu :

a)    Directive leadership, Tipe ini sama dengan bentuk kepemimpinan autokratis. Para anggota mengetahui secara pasti apa yang diinginkan pemimpin terhadap dirinya dan pengarahan yang diberikan. Anggota tidak diberi kesempatan berpartisipasi dalam mengemukakan pendapat.

b)    Supportive leadership, adalah gaya kepemimpinan yang menunjukkan keramahan seorang pemimpin, mudah ditemui dan menunjukkan sikap memerhatikan anggotanya.

c)     Partisipative leadership, adalah gaya kepemimpinan yang mengharapkan saran-saran atau pendapat dari para anggotanya, tetapi ia yang menentukan dalam pengambilan keputusan.

d)    Achievement oriented ledearship, artinya pemimpin memberikan kepercayaan kepada para anggota untuk mencapai tujuan atau hasil dan prestasi yang baik.

(3)   Teori Lingkungan  

Teori ini beranggapan bahwa munculnya pemimpin-pemimpin itu merupakan hasil dari waktu, tempat dan keadaan. Dari sudut pandang teori lingkungan, kepemimpinan adalah strategi situasional yang bertujuan untuk menawarkan model normatif. Menurut gagasan ini, kemampuan seorang pemimpin untuk melaksanakan rencana mereka secara efektif sangat bergantung pada keadaan dan gaya kepemimpinan yang mereka gunakan. Gaya yang berbeda digunakan untuk berbagai konteks. Menurut teori lingkungan, seorang pemimpin harus mampu menyesuaikan model kepemimpinannya dengan kebutuhan dan keadaan saat itu. Akibatnya, keadaan dan situasi yang berkembang memerlukan adaptasi model dan gaya kepemimpinan. Karena kepemimpinan seorang pemimpin tidak akan sesukses yang seharusnya jika dia tidak beradaptasi dengan tuntutan zaman. Perilaku gaya kepemimpinan ini dapat dipelajari dari pengalaman dan proses pembelajaran pemimpin, yang memungkinkan mereka untuk menggunakan gaya yang cocok untuk banyak keadaan yang mereka hadapi.

(4)   Teori Implisit

Teori kepemimpinan implisit merupakan keyakinan dan asumsi tentang karakteristik dari pemimpin yang efektif . Stereotip dan prototipe karakteristik, kemampuan, atau tindakan yang relevan sering kali menjadi bagian dari teori implisit. Mungkin tujuan utamanya adalah untuk membedakan berbagai jenis pemimpin (misalnya, manajer, politisi, atau perwira militer). Sebagai hasil dari pengalaman aktual dengan para pemimpin, paparan literatur tentang pemimpin yang efektif, dan faktor-faktor sosiokultural lainnya, teori-teori ini berkembang dan membaik seiring berjalannya waktu.

(5)   Teori Great Man

Gagasan ini menyatakan bahwa seorang pemimpin hebat dilahirkan dengan berbagai sifat unik yang membedakannya dari kebanyakan orang. Kualitas pribadi ini meliputi karisma, pengetahuan, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk menggunakan pengaruhnya sehingga dapat membuat keputusan yang secara signifikan memengaruhi jalannya sejarah manusia. Daya tarik bersama dengan kemampuan komunikasi interpersonal dan persuasi yang luar biasa, merupakan karakteristik orang yang karismatik. Seorang ahli mengklaim bahwa pemimpin hebat tidak dapat dibuat, melainkan akan lahir saat dibutuhkan oleh keadaan yang menuntutnya.

(6)   Teori Transformasi

Teori ini didasarkan pada temuan penelitian mengenai perilaku kepemimpinan, yang menunjukkan bahwa pemimpin yang tergolong pemimpin transformasi memotivasi anggota timnya untuk melampaui sasaran organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemimpin transformasi juga merupakan pemimpin visioner yang mengajak sumber daya manusia organisasi bergerak menuju visi yang dimiliki oleh pemimpin. Para pemimpin transformasi lebih mengandalkan kharisma dan kewibawaan dalam menjalankan kepemimpinannya.

(7)   Teori Neokharismatik

Teori kepemimpinan yang menekankan simbolisme daya tarik emosional dan komitmen pengikut yang luar biasa.

(8)   Teori kepemimpinan kharismatik

Teori ini mengemukakan bahwa para pengikut membuat atribut dari kemampuan kepemimpinan yang heroik bila mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu dari pemimpinnya. 

 

D.       KESIMPULAN

Maka dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya suatu kepemimpinan muncul bersamaan dengan adanya peradaban manusia. Yangmana dahulu terjadi perkumpulan bersama yang kemudian bekerja sama dengan tujuan untuk mempertahankan hidupnya dari kepunahan, sehingga perlu suatu kepemimpinan. Adapun dalam Islam, kepemimpinan merupakan amanah yang harus dijalankan dengan tanggung jawab dan berpijak pada nilai-nilai syariat, guna tercapainya tujuan bersama. Adapun dalam sejarah kepemimpinan Islam, sudah banyak kepemimpinan yang terjadi. Dimulai dari kepemimpinan para nabi, khalifah, kemudian dilanjutkan dengan kepemimpinan dinasti-dinasti.

Kata “pimpin” sendiri mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun memengaruhi. Adapun kepemimpinan dalam bahasa Arab disebut “Al-Imamah”, yangmana dalam ilmu Fiqih, diartikan dengan menjadi ketua. Allah SWT memerintahkan untuk memilih pemimpin yang patuh dan taat pada al-Quran dan Hadits. Agar pemimpin tersebut dapat membawa yang dipimpinnya pada kebaikan dan keselamatan. Adapun beberapa ciri penting yang menggambarkan bagaimana kepemimpinan Islam, diantaranya setia kepada Allah, tujuan islam secara menyeluruh, menjunjung tinggi syariat dan akhlak islam, pengemban amanat, bermusyawarah dan menghargai pendapat, dan disiplin, konsisten serta konsekuen. Kemudian terdapat 8 macam teori-teori dalam kepemimpinan, namun terdapat 3 macam yang menjadi grand theory kepemimpinan yaitu: (a) teori sifat, (b) teori perilaku, dan (c) teori lingkungan. Kepemimpinan yang efektif dapat muncul dari beberapa alasan diantaranya karakter bawaan, perilaku yang dapat dipelajari, dan kemampuan beradaptasi dengan situasi.


DAFTAR PUSTAKA 

Arfah, Muhammad, “Konsep Dasar Kepemmpinan dalam Islam,” Jurnal Literasiologi, 10.2 (2020), hal. 42

Fazillah, Nur, “Konsep Kepemimpinan dalam perspektif Islam,” INTELEKTUALITA: Journal of Education Sciences and Teacher Training, 12.1 (2023), hal. 115

Mu’ah, Tri Ifa Indrayani, Masram, Muhammad Sulton, Kepemimpinan (Rajawali Pers, 2019)

Mulkanasir, “Menyingkap Kepemimpinan dalam perspektif Islam,” Jurnal Manejemen Dakwah, 9.2 (2021), hal. 299–302

Prasinta, Dian Jani, Jarkawi, dan Emanuel B. S. Kase, Strategi Kepemimpinan, Yogyakarta : Sulur Pustaka, 2023

Sukatin, et al., “Kepemimpinan dalam Islam,” Educational Leadership, 2.1 (2022), hal. 73

Syahril, Sulthon, “Teori-teori Kepemimpinan,” Ri’ayah, 04.2 (2019), hal. 211 



Posting Komentar

0 Komentar