Tuan Guru Syaikh KH. Abdul Hamid bin Syaikh Muhammad al-Klantani (Pendakwah Agama Dusun Sungai Wanit Desa Pandan Sari Kecamatan Sungai Batang) | Ridhoul Wahidi

Foto: Syaikh K.H Abdul Hamid

Tuan Guru Syaikh KH. Abdul Hamid bin Syaikh Muhammad al-Klantani dilahirkan di Klantan Malaysia pada tanggal  10 Oktober 1904 M. Nama ayah beliau adalah Syaikh H. Muhammad Al-Klantani. Tuan Guru Syaikh KH. Abdul Hamid saat kecilnya menyenangi ilmu-ilmu agama, sehingga beliau belajar bukan saja di Malaysia tapi juga di Makkah. Salah satu nama guru beliau di Klantan Malaysia adalah Syaikh Kenali yang dikenal dengan Tuk Kenali yang dimana beliau salah satu ulama sufi pada masanya.

Pada tahun 1930 M tokoh-tokoh masyarakat Dusun Sungai Wanit, bermusyawarah dan mencapai mufakat untuk mencari guru agama. Pada tahun-tahun ini Indonesia masih dibawah penjajahan Belanda. Hasil musyawarah dan mufakat itu mencari guru agama ke Malaysia.  Kemudian, diutuslah dua orang tokoh masyarakat untuk berangkat ke Klantan Malaysia. Dengan semangat dan tekad yang kuat dari masyarakat inilah, mereka berangkat menggunakan perahu kayu (sampan layar). Adapun yang diutus adalah dua tokoh masyarakat yakni Buya Mukhtar (Datuk Buya) dan Abdurrahman (Wak Ncu).

Usaha dari dua tokoh yang diutus ini membuahkan hasil, yakni Tuan Guru Syaikh KH. Abdul Hamid. Kemudian beliau dibawa ke Sungai Wanit dan saat umur beliau 26 tahun. Kemudian beliau dinikahkan dengan kakak Buya Mukhtar yang bernama Hj. Maimunah, yang biasa di sapa penduduk setempat dengan sebutan Mak Wan. Namun dari hasil pernikahan ini, beliau tidak dikaruniai zuriyat (keturunan). 

Meski tidak dikaruniai keturunan, Tuan Guru Syaikh Abdul Hamid memiliki tiga anak angkat, diantaranya Siti Sarah, Hj. Aulia, dan Iskandar (alm). Dari ketiga anak angkat ini, salah satunya yang bernama Hj. Aulia menikah dengan H. Ahmad Fauzi bin Syaikh M.Ali Kuala tungkal

Pada tahun 1930 Tuan Guru Syaikh KH. Abdul Hamid memulai pengajian di rumah beliau. Adapun materi yang diajarkan fiqih, Nahwu, Sharaf dan kitab-kitab tauhid. Seiring berjalannya waktu, minat masyarakat sangat tinggi dalam menuntut ilmu agama sehingga rumah beliau tidak mampu menampung jama'ah pengajian. Murid-murid beliau bukan hanya dari dusun sungai Wanit saja, juga datang dari kampung-kampung di sekitar sungai Wanit.

Sekitar tahun 1955, tokoh-tokoh masyarakat sepakat untuk mendirikan bangunan berbentuk pondok dan masjid. Pondok itu diberi nama Madrasah Tarbiyah Islamiyah. Begitu juga dengan masjid diberi nama masjid At-Taqwa. Pondok/Madrasah dan Masjid inilah peninggalan Tuan Guru Syaikh KH. Abdul Hamid yang sampai sekarang masih dipergunakan masyarakat untuk belajar agama maupun ibadah. Kedua bangunan ini sudah beberapa kali di renovasi.

Tuan Guru Syaikh KH. Abdul Hamid wafat pada hari Senin tanggal 06, bulan September, tahun 1982.  Beliau wafat dalam umur 78 tahun, dan disemayamkan di Dusun Sungai Wanit Desa Pandan Sari Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indragiri Hilir Riau.

Sumber-sumber informasi ini dari Asy’ari, M. Ali Zawawi, Tokoh Masyarakat, Al-Azhar, M.Thahir, Abd Hamid, dan Roni Irawan