![]() |
Alif.id |
Qiro’ah Sab’ah muncul ketika alqur’an diturunkan dengan tujuh huruf atau yang disebut dengan ahruf sab’ah. Hal ini berawal dari permohonan Nabi kepada Malaikat Jibril sebagai bentuk rukhsah (dispensasi) tentang bacaan alqur’an yang mulanya diturunkan dengan satu huruf seperti yang di sebutkan dalam beberapa hadist Nabi. (Ali, 2019:26) Kemudian Rasulullah membacakan al qur’an dengan bacaan yang sesuai dengan logat dan di alek mereka. Fase perkembangan Qiro’at di tandai dengan tiga hal, yaitu Berpencarnya sahabat Nabi ke berbagai pelosok negeri untuk mengajarkan Al qur’an dan juga ajaran islam pada umumnya.
Munculnya komunitas al Qur’an di setiap negeri dan munculnya para ahli al qur’an di setiap negeri.( Fiza, 2020:24) Sehingga komunitas al Qur’an dan para ahli mempunyai sanad-sanad qiro’at yang sampai kepada Rasulullah. Qurra atau imam Qiraat yang mengajarkan bacaan alqur’an berpedoman kepada para sahabat. Para sahabat yang mengajarkan Qira’at di antaranya adalah Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Ibnu Mas’ud, dan Abu Musa Al Anshory.(Rokhilah, 2019:29) Perkembangan selanjutnya yaitu di tandai dengan pembukuan qira’at.
Qira’at adalah kata majmu’ dari kata qira’ah. Menurut istilah, qira’ah adalah salah satu bacaan yang diriwayatkan oleh salah seorang ulama qira’at yang berbeda dengan bacaan ulama lain dalam menuturkan lafaz Al-Qur’an al-karim, sama ada perbedaan itu dalam menuturkan huruf-hurufnya atau menuturkan lafaznya. Maka ilmu qira’at adalah ilmu yang dengannya dapat diketahui cara menuturkan kata-kata Alqur’an dan cara membacanya, baik yang disepakati para ulama qira’at maupun yang padanya terdapat khilaf, dengan menisbahkan setiap bacaan kepada orang yang meriwayatkannya.(Roihan, 2019:2)
Para ulama menggunakan keempat istilah ini untuk menunjukkan pengertian tertentu.
Qira’ah
Secara bahasa Qira’ah berarti bacaan. Maksudnya adalah setiap bacaan yang dinisbahkan (disandarkan) kepada salah seorang imam (Qari’) dari imam-imam qira’at disebut qira’ah, seperti Qira’ah ‘Ashim, Qira’ah Nafi’ dan sebagainya.
Riwayah: Riwayah adalah setiap bacaan yang dinisbahkan kepada salah seorang perawi yang mengambil secara langsung dari imam qira’at, seperti riwayah Hafash, riwayah Warasy dan sebagainya.
Thariq: Thariq secara bahasa berarti jalur atau jalan. Maksudnya adalah rangkaian sanad yang berakhir pada seorang perawi dari imam qira’at, yakni orang yang mengambil dari perawi sampai ke bawah, seperti thariq alAzraq dari Warasy, thariq Abu Rabi’ah dari al-Bazzy dan thariq ‘Ubaid Ibn ash-Shabbah dari Hafash dan sebagainya.
Wajah: Wajah secara bahasa versi atau ragam. Maksudnya adalah semua bentuk perbedaan atau khilafiyah yang diriwayatkan dari qari’ tertentu yang semuanya shahih dari qari’ tersebut. Perbedaan wajah ini muncul terkadang disebabkan perbedaan thariq.
Dari keterangan ini dapat disimpulkan bahwa bacaan yang disandarkan kepada seorang imam tertentu disebut qira’ah, bacaan yang disandarkan kepada seorang yang mengutip riwayahnya dari imam secara langsung disebut riwayah dan bacaan yang disandarkan kepada orang yang meriwayatkan suatu bacaan dari perawi disebut thariq, sedangkan perbedaan yang terjadi di dalam riwayah dari seorang imam disebut dengan wajah. (Roihan, 2019:4)
2 Komentar
Wahhh mantap ✨
BalasHapusKeren njenengan ul😍
Hapus