Allah Tidak Benci Kepada Orang Bermaksiat | Anisa Fitri


Allah tidak membenci hamba-Nya yang bermaksiat. Namun Allah membenci kemaksiatan itu sendiri. Oleh sebab itu sangat tidak bijaksana apabila kita membenci penjudi, perampok, pencuri dan lainnya.

Sebab Allah tidak membenci pelakunya dan karena itu kita pun jangan membencinya, adapun yang harus dibenci ialah perbuatannya, kita benci zina, kita benci pada kemaksiatan, kita benci khamar dan sebagainya.

Dengan demikian orang-orang yang telah berbuat maksiat atau dosa masih diberi harapan oleh Allah. Allah mengampuni dosa-dosa mereka selama mereka mau bertaubat dan orang yang telah bermaksiat jangan merasa berkecil hati.

Meskipun maksiat itu termasuk menganiaya dirinya sendiri, namun Allah membukakan pintu ampunan yang begitu lebar dan luas. Allah berfirman yang artinya: Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri, kemudian dia memohon ampun kepada Allah niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S An-Nisa:110).

Bentuk-bentuk kejahatan itu banyak sekali, semuanya melahirkan sebuah noda atau dosa. Orang-orang yang berbuat kejahatan tidak akan bisa hidup tenang ditengah masyarakat. Seorang pencuri tidak akan merasa aman hatinya karena merasa dikejar-kejar dosa, tidak bisa bebas melenggang dalam menapaki kehidupan.

Seorang koruptor pun tidak bisa hidup merdeka karena selalu dihantui perasaan takut, khawatir perbuatannya terbongkar. Seorang pezina tidak akan bebas melakukan perzinahan karena akan merasa malu jika diketahui banyak orang. Inilah yang dimaksudkan "orang-orang yang berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri".

Sebenarnya hati nurani setiap manusia itu bersih dan secara fitrah manusia tidak ingin melakukan kejahatan, namun hati nurani bisa dikalahkan oleh hawa nafsu, jika hawa nafsu berkuasa maka kejahatan yang dilakukan tidak mampu dicegah oleh hati nuraninya sendiri.

Orang yang melakukan kejahatan dan merasa asik dan puas dengan perbuatannya maka ketika hati nuraninya muncul dan mengatakan bahwa perbuatan itu tercela, maka ketika itu hatinya merasa gelisah dan bersalah.

Jika selama ini kita merasa dibenci Allah karena kemaksiatan yang kita lakukan, maka apabila bertaubat tentu Allah akan menyayangi dan Allah sangat menyukai orang-orang yang bertaubat. Kasih sayang-Nya tidak akan terputus selama kita kembali ke jalan yang benar.

Sesungguhnya orang yang berbuat maksiat kemudian bertaubat dengan sungguh-sungguh dan tidak akan mengulanginya lagi maka Allah akan mengampuni dan insyaallah akan mendapatkan hidayah.

Posting Komentar

2 Komentar